TEORI BISNIS INTERNASIONAL



1.      Teori merkantilisme
Merkantilisme merupakan suatu falsafah ekonomi berdasarkan keyakinan bahwa 1) kemakmuran sebuah negara bergantung pada harta yang terakumulasi, biasanya emas 2) bahwa untuk meningkatkan kemakmuran, kebijakan pemerintah hendaknya dapat meningkatkan ekspor dan mengurangi impor.
2.      Teori keunggulan absolute
Teori ini mengungkapkan bahwa suatu bangsa mampu memproduksi suatu barang melebihi Negara lain dengan input yang sama,. Adam smith menyatakan bahwa kekuatan pasar yang seharusnya menentukan arah, volume, dan komposisi perdagangan internasional. Teori keunggulan absolute biasanya dianut oleh negara-negara yang dianugerahi kekayaan alam yang melimpah.
3.      Teori keunggulan komparatif
Teori ini mengungkapkan bahwa sebuah bangsa yang memiliki kelemahan absolute dalam memproduksi 2 barang jika dilihat dari sudut pandang Negara lain, ternyata memiliki suatu keunggulan relative atau komparatif dalam memproduksi  barang dalam memproduksi barang dimana kelemahan absolutnya kurang.
4.      Teori endowment oleh heckscher-Ohlin
Teori ini menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan internasional dan interregional dalam biaya produksi muncul karena perbedaan dalam pasokan factor-faktor produksi. Jadi, suatu Negara akan mengekspor barang-barang yang memerlukan sejumlah factor produksi yang berlimpah, sedangkan akan mengimpor barang-baranga yang memerlukan factor-faktor produksi yang langka.
·         Paradoks Leontief
sebuah studi yang dilakukan oleh ahli ekonomi Wassily Leontief yang mempersoalkan manfaat teori Hackscher-Ohlin sebagai peramal perdagangan. Studi ini menemukan fakta lain dalam realita yang terjadi di Amerika Serikat. Salah satu negara paling padat penduduknya tetapi mengekspor barang-barang padat tenaga kerja.
·         Perbedaan selera
Hal yang tidak boleh diabaikan oleh para pelaku bisnis adalah masalah perbedaan selera.  Perbedaan selera memungkinkan perdagangan mengalir berlawanan arah dengan apa yang diramalkan teori keunggulan komparatif.
·         Memperkenalkan uang
Untuk menentukan apakah terdapat keuntungan untuk membuat secara lokal atau mengimpor, para pedagang perlu mengetahui harga mata uang negaranya sendiri.
·         Kurs
Kurs adalah harga sebuah mata uang yang dinilai dengan mata uang lainnya. Kurs berpengaruh terhadap perdagangan internasional. Melemah dan menguatnya mata uang terhadap mata uang negara lain menjdai penentu penting apakah suatu negara harus mengimpor atau mengekspor.
·         Daur hidup produk internasional
Merupakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa suatu produk yang mula-mula sebagai ekspor sebuah negara akhirnya menjadi impornya.
Keempat tahap yang dilalui dalam IPLC di Amerika :
1)      Ekspor AS : AS merupakan negara berpenduduk dengan penghasilan tinggi tebesar di dunia. Persaingan mendorong para pelaku bisnis mencari cara untuk memuaskan konsumennya. Adanya keberadaan laboratorium penelitian dan pengembangan yang besar menyebabkan AS menjadi negara yang memimpin dalam memperkenalkan produk baru. Untuk sementara AS menjadi satu-satunya pabrikan dan pelanggan dari negara lain yang mengetahui produk tersebut harus membeli dari As, sehingga pasar ekspor AS berkembang
2)      Produksi luar negeri dimulai : para konsumen dari negar maju memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk membeli produk yang sama. Volume ekspor tumbuh dan menjadi pendukung produk lokal. Adanya pengiriman anak perusahaan ke inovator produk maupun adanya lisensi untuk memproduksi menyebabkan ekspor AS berkurang.
3)      Persaingan pasar luar negeri dalam ekspor : seiring dengan adanya pengalaman dalam pemasaran dan produksi, pabrikan luar negriakan mampu menekan biaya atas keunggulan biaya tenaga kerja dan bahan baku. Sedangkan pasar lokal yang jenuh tentu akan melengkapi faktor pendorong parikan melakukan ekspor untuk mencari pasar yang baru. Pada tahap ini pasar ekspor AS akan mengalami kemrosotan.
4)      Persaingan impor di AS : pasar AS akan dilayani dengan impor saat produsen luar negeri mampu bersaing dalam kualitas dan harga.
Skala Ekonomi dan kurva pengalaman, Skala Ekonomi dan kurva pengalaman mempengaruhi perdagangan internasional karena memungkinkan industri-industri suatu negara menjadi produsen biaya rendha tanpa memiliki faktor-faktor produksi yang berlimpah
Keunggulan kompetitif, Teori porter meyatakan bahwa empat jenis variabel akan mempunyai dampak atas kemampuan perusahaan-perusahaan lokal di suatu negara untuk menggunakan sumber-sumber negara guna memperoleh keunggulan komparatif.  4 faktor tersebut meliputi :
1.      Kondisi permintaan
2.      Kondisi faktor level dan komposisi faktor produksi
3.      Indutri terkait dan pendukungnya
4.      Strategi, struktur, dan persaigan perusahaan
Restriksi perdagangan, Alasan bagi restriksi perdagangan :
1.      Pertahanan nasional : industri tertentu memerlukan proteksi dari impor karena vital bagi pertahanan nasional. Dalam masa perang, impor barang tertentu akan dihentikan, inilah yang menjadi alasan argumen pertahanan nasional.
2.      Melindungi industri yang baru tumbuh : dalam jangka panjang, industri tersebut akan memiliki keunggulan komparatif namun tetap memerlukan proteksi terhadap impor. Sampai angkatan kerja terlatih, teknik produksi dikuasai, dan telah mencapai skala ekonomi.
3.      Melindungi tenaga kerja domestik : upah per jam tenaga asing lebih murah dari yang dibayarkan di dalam negeri menyebabkan terjadinya banyak penangguran.
Jenis-jenis restriksi :
Hambatan tariff, Hambatan tarif adalah pajak atas barang impor dengan tujuan menaikkan harganya untuk mengurangi persaingan bagi produsen lokal atau merangsang produksi lokal :
1.      Bea ad valorem : pajak impor yang dikenakan sebagai suatu persentase dari nilai faktur barang-barang yang diimpor.
2.      Bea spesifik : jumlah tetap yang dikenakan atas unit fisik barang yang diimpor.
3.      Bea kombinasi : kombinasi pajak-pajak spesifik dan ad valorem.
4.      Harga resmi harga ini termasuk dalam tarif bea cukai dari beberapa negara dan merupakan dasar untuk perhitungan pajak ad valorem jika harga faktur sebenarnya lebih rendah.  Harga resmi menjamin bahwa pajak impor minimum tertentu akan dibayar tanpa memperhatikan harga faktur yang sebenarnya.
5.      Pajak variabel : pajak impor yang ditetapkan dengan perbedaan antara harga pasar dunia dengan harga-harga yang didukung oleh pemerintah lokal.
6.      Bea yang lebih rendah untuk masukan lokal yang lebih banyak
Hambatan-hambatan Nontarif
Hambatan-hambatan nontarif adalah semua bentuk diskriminasi terhadap impor selain pajak-pajak impor/bea masuk yang telah dibahas sebelumnya. Ada beberapa macam hambatan nontariff yaitu :
1)      Kuantitatif
a.       Kuota, sebuah bentuk hambatan kuantitatif, adalah pembatasan jumlah jenis barang tertentu yang akan diizinkan diimpor oleh sebuah negeri tanpa hambatan selama jangka waktu tertentu. Apabila kuota itu absolut, sekali jumlah tertentu telah diimpor, maka impor berikutnya selama sisa waktu itu (biasanya satu tahun) dilarang.
b.      Persetujuan Tertib Pemasaran, adalah VER yang terdiri atas persetujuan-persetujuan formal antara para pemerintah negara pengekspor dan pengimpor untuk membatasi persaingan internasional dan melindungi beberapa pasar nasional untuk produsen lokal. Biasanya persetujuan itu menyatakan besarnya kuota ekspor atau impor yang akan diperoleh tiap negara untuk barang tertentu.

2)      Non-kuantitatif
a.       Partisipasi pemerintah langsung dalam perdagangan. Bentuk yang paling lazim partisipasi pemerintah langsung adalah subsidi. Kebijakan pengadaan barang pemerintah juga merupakan hambatan perdagangan karena biasanya menguntungkan produsen domestik dan sangat menghambat pembelian barang-barang impor oleh instansi pemerintah.
b.       Prosedur kepabeanan dan administratif lainnya.  Ini meliputi beraneka ragam kebijakan dan prosedur pemerintahan baik yang mengadakan diskriminasi terhadap impor maupun yang menguntungkan ekspor.
c.       Standar. Baik standar-standar pemerintah maupun swasta untuk melindungi kesehatan dan keselamatan warga negaranya tentu saja dikehendaki, tetapi selama bertahun-tahun perusahaan-perusahaan ekspor telah diganggu oleh banyaknya standar yang rumit dan diskriminatif.
Biaya Hambatan Perdagangan
Biaya yang dibayar oleh konsumen karena adanya hambatan-hambatan perdagangan bisa menjadi sangat tinggi. Misalnya, karena sistem kuota AS untuk gula, para konsumen Amerika harus membayar dua kali lipat dari harga dunia.
Alasan Keterlibatan dalam Bisnis Internasional 
Ketika pasar domestik mengalami kejenuhan dan pertumbuhan penjualan mulai melambat, perusahaan di semua industri menyadari semakin pentingnya usaha-usaha untuk mengembangkan bisnis di negara lain. Sebagai contoh, McDonald telah membuka restoran di Amerika Latin, Nike merancang sepatu sepak bola untuk mayarakat Brasil dan Wal-Mart menggoda para pembeli Cina melalui berbagai barang dagangan yang dapat dibeli dengan harga diskon. Beberapa contoh perusahaan tersebut dan juga perusahaan Amerika lainnya mengambil keuntungan dari minat yang ditunjukkan oleh masyarakat luar negeri terhadap barang dan jasanya. Demikian juga, pasar Amerika serikat dengan daya beli terbesar di dunia mampu menarik ribuan perusahaan asing untuk pergi ke daratan Amerika. Populasi yang besar, sumber penghasilan yang banyak serta standar hidup yang terus meningkat telah menambah daya tarik negara sebagai sasaran kegiatan ekspor dan impor Amerika. 
Bisnis Internasional merupakan hal yang vital bagi suatu bangsa dan aktivitas bisnisnya karena bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Laju rata-rata pertumbuhan negara-nagara berkembang yang melakukan bisnis Internasional adalah 4,5 persen setiap tahunnya bandingkan persentase tersebut dengan laju rata-rata 1 persen setiap tahunnya dari negara-negara yang membatasi bisnis dengan negara lain. Hal yang sama juga dialami oleh negara-negara industri dimana mereka yang melakukan bisnis internasional akan mengalami pertumbuhan ekonomi rata-rata 2,3 persen setahun.  Selain itu, perusahaan di suatu negara yang melakukan bisnis internasional dapat memperluas pasarnya, mencari peluang untuk berkembang di negara lain, mengurangi ketergantungan ekonomi di negara asalnya serta mencapai produksi dan distribusi yang ekonomis. General Motor Corp, seiring dengan penurunan pangsa pasar kendaran ringan di Amerika telah mengalihkan penjualannya ke luar negeri untuk model-model seperti Opel Corsa. Rata-rata dalam setahun perusahaan yang dipimpin oleh Smith ini menjual 800.000 Corsa kepada para pengemudi di 75 negara. GM sedang menerapkan strategi empat pabrik senilai $2,2 miliar untuk usahanya di Argentina, Polandia, Cina dan Thailand guna mengambil keuntungan dari peluang penjualan di negara-negara tersebut . Pabrik-Pabrik baru ini menggambarkan ekspansi internasional terbesar dari perusahaan tersebut. Dengan mengkonsentrasikan investasinya di negara-negara berkembang, GM bermaksud mewujudkan keadaan dimana 50 persen dari kapasitas produksinya berada di luar Amerika Utara.
Cara keterlibatan dalam Bisnis Internasional 
1.      Dasar Pemilihan Pasar Tujuan 
Meskipun perluasan ke pasar luar negeri menawarkan peluang peningkatan laba dan pemasaran, namun hal itu juga menghadapi kompleksitas baru pada operasi bisnis perusahaan. Sebelum mengambil keputusan untuk memasuki pasar global, suatu perusahaan menghadapi sejumlah keputusan penting sebagai berikut : 
§  Menetapkan pasar luar negeri mana yang akan dimasuki 
§  Menganalisis pengeluaran yang dibutuhkan untuk memasuki pasar baru 
§  Menentukan cara terbaik untuk mengorganisasi operasi lintas negara. 
Persoalan-persoalan tersebut bervariasi kepentingannya tergantung pada tingkat keterlibatan yang dipilih oleh perusahaaan. Sebagai contoh, pendidikan dan latihan kerja di negara tuan rumah akan menjadi lebih penting bagi suatu bank yang berencana membuka cabangnya di luar negeri atau pengusaha elektronik yang membangun pabriknya di Asia ketimbang perusahaan yang hanya berencana untuk mengekspor produk buatan Amerika. 
Pilihan tentang pasar mana yang akan dimasuki biasanya mengikuti penelitian yang mendalam berfokus pada permintaan lokal atas produk-produk perusahaan serta kemampuan tenaga kerja lokal untuk memproduksi dengan standar kualitas internasional. Faktor-faktor lainnya adalah persaingan yang ada dan mungkin terjadi, tingkat tarif, stabilitas mata uang, hambatan investasi dan bahkan kemungkinan korupsi di pelayanan pabean. 
2.      Tingkat Keterlibatan 
Setelah perusahaan menyelesaikan penelitiannya dan memutuskan untuk memasuki pasar luar negeri, kemudian dapat memilih strategi cara memasuki pasar luar negeri berdasarkan tingkat keterlibatannya dalam bisnis internasional antara lain: 
§  Mengekspor atau mengimpor 
§  Terlibat ke dalam persetujuan yang bersifat kontraktual seperti franchise ,lisensi dan perjanjian subkontrak. 
§  Investasi langsung di pasar luar negeri melalui akusisi, joint venture atau pembukaan divisi luar negeri.
Meskipun Risiko perusahaan meningkat seiring dengan tingkat keterlibatannya seluruh pengendaliannya atas semua aspek produksi serta penjualan barang dan jasa juga ikut meningkat. Perusahaan seringkali menggabungkan lebih dari satu strategi tersebut di atas dalam satu negara. Di Brasil, Wal-Mart memiliki lima toko pengecer tetapi tergantung pada kontraknya dengan pengusaha truk atau pemasok untuk mengirimkan sebagian besar dari barang-barang impor ke toko-toko tesebut. 
Kekuatan Lingkungan-lingkungan Bisnis Internasional 
Seperti kita ketahui bahwa lingkungan perusahaan terdiri dari dua lingkungan; 
§  Lingkungan Eksternal adalah kekuatan lingkungan luar yang tidak dikontrol manajemen walaupun dapat dipengaruhinya. 
§  Lingkungan internal adalah kekuatan lingkungan dalam perusahaan yang diatur manajemen untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan dalam kekuatan yang tidak dapat dikontrol, seperti faktor-faktor produksi dan aktivitas organisasi.
Bisnis internasional berbeda dari bisnis domestik, karena bisnis internasional harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan tiga lingkungan : 
Ø  Lingkungan Domestik adalah semua kekuatan tidak dapat dikontrol yang bersumber dari negara asal yang melingkupi dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan. 
Ø  Lingkungan Asing adalah semua kekuatan tidak dapat dikontrol yang bersumber dari luar negara asal yang menyelimuti dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan. 
Ø  Lingkungan Internasional adalah interaksi antara kekuatan-kekuatan lingkungan domestik dan lingkungan asing.
Esensi Bisnis Internasional
Sasaran
·         Pencarian kebutuhan pelanggan global
Tindakan penyesuaian
·         Melakukan riset pemasaran dan menganalisis segmen-segmen pasar, berupaya similaritas dan perbedaan-perbedaan untuk seluruh negara.
·         Mengadaptasi produk, jasa dan elemen-elemen bauran pemasaran untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
·         Memuaskan kedalam keputusan teknologi dan fabrikasi implikasi dari biaya dan harga, pengembangan basis data informasi pelanggan global, seluruh distribusi dan logistik.
Sasaran
·         Lebih baik dalam berkompetisi
Tindakan penyesuaian
·         Menilai, memantau dan menjawab kompetisi global dengan menawarkan nilai yang lebih baik, mengembangkan citra merek unggul dan penentuan posisi produk, cakupan produk yang lebih luas, harga yang lebih murah, kualitas tinggi, kinerja yang baik, distribusi, periklanan dan jasa.
·         Pesaing dapat meliputi BUMN dan perusahaan domestik dengan tujuan yang berlainan.
Sasaran
·         Pengkoordinasian aktivitas bisnis
Tindakan penyesuaian
  • Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan strategi bisnis dan menerapkannya untuk seluruh negara, wilayah dan pasar global dengan melibatkan sentralisasi, delegasi, standardisasi dan daya tanggap lokal
Sasaran
·         Kendala-kendala lingkungan global
Tindakan penyesuaian
·         Mengakui bahwa lingkungan global meliputi variasi yang kompleks disebabkan kebijakan industri, proteksionis dan pemerintah, perbedaan ekonomi dan cultural, perbedaan infrastruktur pemasaran, kendala finansial disebabkan variasi kurs valuta asing dan laju inflasi.

Faktor-Faktor Yang Menunjang Bisnis Internasional
Menurut (T. May Rudy, 2001:2), yaitu:
a.       Sejarah
Ditinjau dari bangsa dan keturunannya Inggris lebih memilih berinvestasi dengan negara-negara persemakmuran daripada negara lain. Begitu pula dengan Indonesia yang cenderung ke Suriname. Oleh karena sejarah negara tersebut mempengaruhi sistem bisnis internasionalnya.
b.      Hukum
Menurut sejarah perdagangan internasional di Indonesia sebelum tahun 1967 perdagangan internasional sangat minim dan setelah tahun 1967 perdagangan baru mulai meningkat karena sudah ada Undang-Undang P.MA No. 1 Tahun 1967 yang mengatur tentang investasi pemilik modal asing, kemudian disusul dengan kebijakan pemerintah berupa Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1995 yang mengatur hak guna, hak sewa, dan hak bagi investor asing sampai 100 tahun untuk pengembalian modalnya.
c.       Kondisi Geografis
Suatau negara akan melaksanakan kegiatan bisnis internasional pasti akan memperhatikan jauh tidak negara yang akan dituju dan akan melihat kondisi geografi negara tujuan.
d.      Kebudayaan
Kebudayaan adalah hal yang perlu diperhatikan dalam bisnis internasional, karena setiap negara memiliki budaya masing-masing. Contohnya di India yang mayoritas beragama Hindu, dimana agama Hindu yang menganggap hewan sapi adalah dewa bagi masyarakat Hindu yang haram bagi mereka untuk mengkonsumsinya. Sehingga pada waktu Mc. Donald’s akan membuka cabang restorannya di sana maka Mc. Donald’s harus mengganti beef burger-nya yang mengandung daging sapi menjadi daging ayam. Apabila tidak, bisa saja perusahaan tersebut akan terancam mendapat protes dari masyarakat Hindu. Oleh karena itu lingkungan budaya sangat mempengaruhi strategi bisnis internasional.
e.       Ekonomi
Setiap negara harus mengetahui dengan benar kondisi ekonomi atau GNP yang dihasilkan negara lain.Misalnya negara maju GNP > US $ 10.000. Negara berkembang GNP < US $ 8.000.
f.       Politik
Hubungan politik dengan negara-negara lain akan menjalin lancarnya bisnis/perdagangan internasional. Pemahaman terhadap sistem politik, misalnya besar kecilnya pengaruh militer, partai politik dan dominan peran pemerintah terhadap sektor swasta, dan lain sebagainya.

ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL
A.    Norma-norma Moral yang umum pada taraf Internasional
Salah satu masalah besar yang sudah lama disoroti serta didiskusikan dalam etika filosofis adalah relatif tidaknya norma-norma moral. Kami berpendapat bahwa pandangan yang menganggap norma-norma moral relatif saja tidak bisa dipertahankan. Namun demikian, itu tidak berarti bahwa norma-norma moral bersifat absolut atau tidak mutlak begitu saja. Jadi, pertanyaan yang tidak mudah itu harus bernuansa. Masalah teoritis yang serba kompleks ini kembali lagi pada taraf praktis dalam etika bisnis internaasional. Apa yang harus kita lakukan ,jika norma di Negara lain berbeda dengan norma yang dianut sendiri? Richard De George membicarakan tiga jawaban atas pertanyaan tersebut, ada 3 pandangan mengenai pertanyaan di atas sebagai berikut :
a.       Menyesuaikan Diri
Untuk menunjukkan sikap yang tampak pada pandangan ini menggunakan peribahasa”Kalau di Roma, bertindaklah sebagaimana dilakukan orang roma” Artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di negara itu, yang sama dengan peribahasa orang Indonesia “Dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung”. Norma-norma moral yang penting berlaku di seluruh dunia. Sedangkan norma-norma non-moral untuk perilaku manusia bisa berbeda di berbagai tempat. Itulah kebenaran yang terkandung dalam pandangan ini. Misalnya, norma-norma sopan santun dan bahkan norma-norma hukum di semua tempat tidak sama. Yang di satu tempat dituntut karena kesopanan, bisa saja di tempat lain dianggap sangat tidak sopan.
b.      Regorisme Moral
Pandangan kedua memilih arah terbalik. Pandangan ini dapat disebut “rigorisme moral”, karena mau mempertahankan kemurnian etika yang sama seperti di negerinya sendiri. Mereka mengatakan bahwa perusahaan di luar negeri hanya boleh melakukan apa yang boleh dilakukan di negaranya sendiri dan justru tidak boleh menyesuaikan diri dengan norma etis yang berbeda di tempat lain. Mereka berpendapat bahwa apa yang dianggap baik di negerinya sendiri, tidak mungkin menjadi kurang baik di tempat lain.
Kebenaran yang dapat ditemukan dalam pandangan regorisme moral ini adalah bahwa kita harus konsisten dalam perilaku moral kita. Norma-norma etis memang bersifat umum. Yang buruk di satu tempat tidak mungkin menjadi baik dan terpuji di tempat di tempat lain. Namun para penganut rigorisme moral kurang memperhatikan bahwa situasi yang berbeda turut mempengaruhi keputusan etis.
c.       Imoralisme Naif
Menurut pandangan ini dalam bisnis internasional tidak perlu kita berpegang pada norma-norma etika. Kita harus memenuhi ketentuan-ketentuan hukum (dan itupun hanya sejauh ketentuan itu ditegakkan di negara bersangkutan), tetapi selain itu, kita tidak terikat norma-norma moral. Malah jika perusahaan terlalu memperhatikan etika, ia berada dalam posisi yang merugikan, karena daya saingnya akan terganggu.




PERDAGANGAN INTERNASIONAL

A.     Pengertian
Tidak ada satu negara pun yang mampu memenuhi kebutuhan penduduknya sendiri. Banyak barang-barang yang kita gunakan sehari-hari berasal dari luar negeri, diantaranya: Komputer, mobil, sepeda motor, TV, kapas bahan pakaian kita, dll. Bagaimana jika barang-barang dari luar negeri tersebut tidak ada? Kita terpaksa menggantikan barang tersebut dengan barang-barang buatan dalam negeri. Namun sayangnya kita tidak bisa membuat barang tersebut semuanya, karena kita tidak menguasai teknologi dan mungkin tidak memiliki bahan mentahnya.
Berarti kita harus kerja sama dengan bangsa-bangsa lain untuk saling tukar menukar hasil produksi. Perdagangan Internasional adalah tukar menukar barang antar negara dengan perantaraan uang dengan kota lain. Perdagangan Internasional adalah kegiatan ekspor dan impor antar negara.
Ekspor: Menjual/mengirim barang keluar negeri
Impor: Membeli/mendatangkan barang dari luar negeri.

B.     Manfaat Mempelajari Teori Perdagangan Internasional
1.      Membantu menjelaskan arah dan komposisi perdagangan antarnegara, serta efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara.
2.      Dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan internasional (gains from trade).
3.      Dapat mengatasi permasalahan neraca pembayaran yang defisit.

C.     Teori Teori Perdagangan Internasional
Adapun teori-teori perdagangan internasional dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Pandangan Kaum Merkantilisme
Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara yang ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat sekitar abad ke-16 berdasar pemikiran mengembangkan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus melebihi jumlah impor.
2.      Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith
a.       Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
b.      Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang. Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.

3.      Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) oleh David Ricardo
a.       Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang dibanding dengan negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.

b.      Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya. Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-dingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.


4.      Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill
Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan Teori Keunggulan Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara dua barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan antara permintaan dengan penawarannya, karena baik permintaan dan penawaran menentukan besarnya barang yang diekspor dan barang yang diimpor. Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua negara tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk membuat seluruh barang-barang ekspornya lebih kecil daripada jumlah jam kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.

D.     Sebab-sebab Timbulnya Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional di sebabkan adanya perbedaan masing-masing negara antara lain:
1)      Perbedaan jumlah penduduk dalam perbandingan luas tanah
2)      Perbedaan kekayaan alam yang dimiliki
3)      Perbedaan tingkat kecerdasan dan peradapan bangsanya
4)      Perbedaan iklim dan keadaan alam
5)      Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai
6)      Perbedaan politik, sosial, dan budaya

E.     Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian Indonesia
Dalam era modern ini orang sering mengatakan bahwa dunia itu menjadi tanpa batas. Sesuatu yang terjadi di negara lain dapat kita ketahui dan dapat dengan cepat mempengaruhi masyarakat di negara kita, maka sering disebut era globalisasi.
·         Dampak positif ekspor
a.       Memperluas lapangan kerja
b.      Meningkatkan cadangan devisa
c.       Memperluas pasar karena dapat memasarkan hasil produksi ke seluruh dunia
·         Dampak negatif ekspor
a.       Menimbulkan kelangkaan barang di dalam negara
b.      Menyebabkan eksploitas besar-besaran sumber daya alam.
Misalnya: Ekspor barang tambang telah menyebabkan semakin tipisnya cadangan bahan tambang dan menimbulkan kerusakan alam/lingkungan.
·         Dampak positif impor
a.       Meningkatkan kesejahteraan konsumen karena masyarakat Indonesia dapat menggunakan barang-barang yang tidak dapat di dalam negeri.
b.      Meningkatkan industri dalam negeri terutama yang bahan bakunya berasal dari luar negeri.
c.       Ahli teknologi agar tidak ketinggalan dengan negara maju.
·         Dampak negatif impor
a.       Menciptakan pesaing bagi industri dalam negeri
b.      Mencitapkan pengangguran artinya kita telah kehilangan kesempatan untuk membuka lapangan kerja.
c.       Konsumenrisme artinya konsumen berlebihan terutama untuk barang-barang mewah. Contoh: Pakaian mewah, mobil mewah, alat-alat rumah tangga mewah.

F.     Manfaat dan Hambatan Perdagangan Internasional
Manfaat
Pada dasarnya manfaat perdagangan internasional hampir sama dengan dampak positif ekspor dan impor. Manfaat perdagangan internasional adalah:
a.       Kebutuhan setiap negara terpenuhi
b.      Menambah devisa negara
c.       Dapat diadakan spesialisasi produksi
d.      Mendorong peningkatan jumlah produksi
e.       Mempererat hubungan persahabatan antar negara
f.       Mendorong kemajuan (IPTEK)
g.      Memperluas pasar / jaringan konsumen

Hambatan
a.       Perbedaan mata uang
b.      Kebijakan impor suatu negara-negara proteksi
c.       Quota impor
d.      Perang dan resesi
e.       Adanya tarif yang dibebankan pada / atas melintas daerah pabean
f.       Produsen ekspor masih berbelit-belit sehingga memerlukan waktu lama

G.    Dampak Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional memiliki dampak positi dan negative bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya. Nah, berikut ini adalah dampak-dampak perdagangan internasional.
A.    Dampak Positif Perdagangan Internasional
1.      Mempererat persahabatan antarbangsa
Perdagangan yang dilakukan antar negara menimbulkan rasa saling membutuhkan dan rasa persahabatan antar negara-negara yang bersangkutan.
2.      Menambah kemakmuran Negara
Perdagangan internasional dapat menaikkan tingkat pendapatan negara. Hal ini dikarenakan Negara yang memiliki kelebihan barang dapat menjualnya ke Negara lain, sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara dapat menambah kemakmuran Negara tersebut.
3.      Menambah kesempatan kerja
Dengan adanya perdagangan internasional, jumlah permintaan barang dalam kegaiatan ekspor dapat bertambah, sehingga eksportir harus menambah jumlah produksi. Naiknya tingkat produksi ini akan memperluas kesempatan kerja.
4.      Mendorong kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Banyaknya persaingan dalam perdagangan internasional dapat mendorong para produsen untuk meningkatkan kualitas hasil produksinya. Oleh karena itu, persaingan ini akan mendorong Negara-negara pengekspor untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya supaya barang yang mereka hasilkan mempunyai keunggulan dan mampu bersaing dengan barang-barang yang lain.
5.      Sumber pemasukan kas Negara
Perdagangan internasional bisa meningkatkan sumber devisa suatu negara. Bahkan, banyak Negara-negara yang mengandalkan sumber pendapatan dari pajak impor dan ekspor suatu barang.
6.      Menciptakan efisiensi dan spesialisasi
Perdagangan internasional dapat menciptakan spesialisasi barang. Negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional tidak perlu memproduksi barang – barang yang tidak dibutuhkan. Namun, mereka hanya memproduksi barang dan jasa secara efisien dibandingkan dengan Negara-negara lain.
7.      Memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu Negara
Perdagangan internasional dapat menyebabkan warga negaranya menikmati barang-barang dengan standar kualitas yang tinggi dan tidak diproduksi di dalam negeri.
B.      Dampak Negatif Perdagangan Internasional
Selain memiliki dampak positif, adanya perdagangan internasional juga menimbulkan dampak negatif bagi negara yang terlibat. Adapun dampak negative tersebut adalah sebagai berikut.
1)      Perdagangan internasional menimbulkan ketergantungan bagi suatu negara terhadap negara lain.
2)      Menimbulkan persaingan yang tidak sehat antar Negara – Negara.
3)      Menyebabkan industri – industri kecil yang tidak bisa bersaing gulung tikar.
4)      Menimbulkan pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi masyarakat Negara maju.
5)      Berkurangnya tabungan masyarakat untuk berinvestasi. Hal ini dikarenakan masyarakat menjadi lebih konsumtif.
6)      Menimbulkan penjajahan ekonomi oleh negara yang lebih maju terhadap Negara kecil.
7)      Mematikan para produsen-produsen dalam negeri dalam memproduksi barang atau jasa.


Comments

Popular Posts