TIME WORK
DAFTAR
ISI
Bab 1. PENGERTIAN
TEAM WORK
1.1
Pengertian Team
………………………………………………………………………………………… ….1
1.2
Defenisi Team
Work …………………………………………………………………………………………3
1.3
Kepanjangan TEAM
…………………………………………………………………………………………4
1.4
TEAM menurut
para Ahli ……………………………………………………………………………………6
Bab
2. IDENTIFIKASI TEAM WORK
2.1 Karakteristik Team Work ……………………………………………………………………………………8
2.2 Jenis-jenis Team Work menurut Daft
……………………………………………………………………..…9
2.3 Jenis Team Work secara umum
…………………………………………………………………………….10
2.4 Tipe Team Work menurut Hariandja
…………………………………………………………………….…12
Bab
3. TEAM WORK YANG BAIK
3.1 Efektifitas Tim Kerja
…………………………………………………………………………….…………14
3.2 3 hal penting menurut Bilinting dalam
Tim yang efektif …………………………………………..………15
3.3 Hubungan Kohevitas dan Konfirmitas
dalam Team Work …………………………………………...……16
Bab
4. MENGATASI TEAM WORK
4.1 Hambatan dalam kerja tim
………………………………………………………………………………….22
4.2 Cara membangun Team Work
…………………………………………………………………………...…24
4.3 Tahap Perkembangan Team Work …………………………………………………………………………33
4.4 Peranan Anggota Team ……………………………………………………………………………..………34
4.5 Dimensi Tim yang efektif ………………………………………………………………………………..…36
4.6 Manfaat dan Fungsi tim kerja
………………………………………………………………………………38
Bab
5. TEAM WORK DAN IMPLIKASI MANAJERIAL
5.1 Kekuatan Team Work ………………………………………………………………………………………41
5.2 Bekerja sama dengan team Work
……………………………………………………………………..……43
5.3 Team Work Conflict ………………………………………………………………………………..………47
5.4 Team Work dan Implikasi Manajerial
……………………………………………………………...………47
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh
Assalamualaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh
Kami bersyukur kepada Allah SWT atas selesainya pembuatan buku “Team Work” bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis universitas Mulawarman tahun 2015. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tentunya, buku ini telah dikaji secara mendalam, walaupun tidak lepas dari kekurangan. Kedepan, perlu adanya Pedoman Penulisan buku yang lebih baik.
Ucapan terima kasih kepada Tim Penyusun dan pihak-pihak yang membantu terselesainya buku ini. Semoga amalnya di terima Allah sebagai amal jariyah dan pedoman ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh
Samarinda, 08 Januari 2015
Kelompok 11
BAB 1
PENGERTIAN TEAM WORK
“ Kau yang disana yang berjiwa lemah, mendekat padaku dan
raih tanganku karena kudisini pantang menyerah. Bersatu kita kuat, bersama kita
hebat dan tak terkalahkan “
( Bondan Prakoso & Fade 2 Black )
Inspirasi dan motivasi yang bisa menumbuhkan rasa percaya
diri pada kehidupan tidak hanya dengan mendengarkan seminar seorang motivator
yang terkenal saja, tapi begitu banyak banyak cara yang lainnya. Contohnya seperti kalimat
diatas yang tak lain adalah syair sebuah lagu yang sangat tren
dikalangan anak-anak muda. Biladiamati syair lagu diatas mengandung kalimat motivasi yang mampu
mengisnpirasi bagi orang yang mendengarkan lagu tersebut.Seperti yang kita
ketahui bersama bahwa masih banyak cara atau ide-ide yang perlu dilakukan agar
bisa menjadi kuat, hebat dan tak terkalahkan, salah satunya adalah bekerja
bersama-sama secara TEAM. Yang menjadi pertanyaan adalah mampukah
hal ini di lakukan secara maksimal? dengan hakekatnya bisa
menjadikan suatu perusahaan lebih pesat maju dan unggul serta
sangat diminati oleh masyarakat.
Apakah yang
dimaksud TEAM itu?
Sobat, pada kali
ini kita akan membahas dan mencoba
untuk menelaah atau mengartikan kepanjangan dari kata-kata TEAM, kata TEAM
merupakan singkatan dari Team Work, Excellence, Achieving dan Moving
Forward.
Istilah tim dapat di definisikan sebagai sebagai
sebuah kelompok kerja, yang terdiri dari beberapa orang dengan kompetensi yang
setara, dimana mereka bekerja secara interdepeden atau ketergantungan dalam
melaksanakan pekerjaan si satu organisasi (Burn, 2004). Hare (1992; dalam
Burn,2004) menyebutkan bahwa semua tim adalah kelompok. Tetapi tidak semua
kelompok dapat dikategorikan sebai tim. Di dini istilah tim merujuk pada
kelompok kerja (workgrups) yang terdiri dari beberapa inidividu yang memandang
diri mereka, dan dipandang oleh lingkungan kerjanya, sebagai sebuah kesatuan
social.
Tim adalah
kelompok kerja yang terbentuk dari inividu-individu yang melihat diri mereka
dan dilihat orang lain sebagai satu kesatuan social, yang saling ketergantungan
karena tugas yang mereka kerjakan sebagai anggota kelompok yang terikat dalam
satu atau lebih organisasi, dimana tugas yang dikerjakan mempengaruhi orang
lain (Guzzo & Dickson,1996). Sedangkan menurut McShane, Von Glinov (2008),
tim adalah kelompok dari dua atau lebih orang yang berinteraksi dan saling
mempengaruhi, bertanggungjawab untuk mencapai tujuan objektif organisasi, dan
merasakan diri mereka sebagai atu kesatuan social dalam organisasi.
Bila diterjemahkan kata-kata tersebut kedalaman Bahasa Indonesia, yang
mana kata-kata tersebut diatas bisa diartikan sebagai berikut :
1.2 Team Work
Team work(kerja tim) adalah aktivitas atau proses yang
meliputi kegiatan berbagai informasi mengenai masalah yang sedang dihadapi dan
bekerja sama dalam memecahkan masalah tersebut (Kerrin & Oliver, 2002).
Berbeda dengan pengertian Team Work (Kerja Tim) sebagai suatu proses, kelompok
kerja atau work taem menurut Robbins (2004) adalah kelompok yang terdiri dari
dua atau lebih orang yang saling mempengaruhi dan saling tergantung yang datang
bersama-sama untuk mencapai sasaran tertentu. Sedangkan menurut David W.
Johnson & dan Frank P. Johnson , work team adalah sekumpulan interaksi
interpersonal yang terstruktur untuk 1) memaksimalkan keahlian dan kesuksesan
anggota dalam pekerjaan nya 2) mengkoordinasi dan menyatukan usaha tiap anggota
ke anggota yang lain dalam tim.
Team work bisa diartikan sebagai kerja
tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja
kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk
mencapai misi yang sudah
disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi
satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama.Sebuah tim itu sangat
memebutuhkan kemauan untuk saling
bergandengan-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang
tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim,
beban dibagi untuk satu tujuan bersama serta
saling melengkapi antar sesama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan
kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan
dukungan ini. Meskipun sering terjadi perbedaan
pemahaman serta perselisihan antar
pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila
tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi
berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula
perselisihan. Oleh karena itusangatlah penting untuk menjunjung
tinggi kesadaran akan kebersamaan
sebagai anggota tim di atas segalanya.
Sementara untuk membentuk dan membangun team work yang
solid, tentu tidak semudah kita membalikan telapak tangan, team work yang solid
akan menciptakan hasil yang maksimal dalam suatu tim tersebut.
1.3 Excellence
Excellence bisa diartikan sebagai prima, unggul atau keunggulan yang dapat diartikan
sebagai hasil atau output dari proses yang sistematik dan sah atau legal untuk
mendapatkan dan menganalisa informasi mengenai pesaing bisnis yang telah ada
dan potensial. Outputnya mungkin terdiri atas rencana atau pemikiran yang saat
ini dilakukan pesaing, fokus mereka, kegiatan atau program yang sedang dijalankan.
Keunggulan juga mungkin terdiri atas penilaian akan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki pesaing serta identifikasi peluang serta hambatan secara keseluruhan
yang dibutuhkan perusahaan untuk membuat keputusan yang baik.
Achieving
Achieving bisa
di artikan capai atau mencapai target, yang bisa diartikan keinginan atau tekad
untuk bekerja dengan lebih baik atau melampaui standart prestasi atau target,
standart tersebut bisa berupa prestasi diri sendiri dimasa lampau, ukuran yang
obyektif yang melebihi orang lain, sasaran yang menantang atau sesuatu yang
belum pernah dilakukan oleh orang lain. Hal ini bisa menjadi dorongan untuk
bertindak lebih baik dan efisien.
Moving Forward
Moving
Forward dapat diartikan sebagai kedinamisan
atau bergerak
terus-menerus melangkah lebih maju kedepan, bisa juga dijabarkan
sebagai suatu usaha yang dilakukan secara terus-menerus pada suatu pekerjaan
atau usaha tertentu yang bertujuan untuk melangkah lebih maju dan lebih baik
dari saat ini.
Penyelenggaraan teamwork dilakukan karena pada saat
ini tekanan persaingan semakin meningkat, para ahli menyatakan bahwa
keberhasilan organisasi akan semakin bergantung pada teamwork daripada
bergantung pada individu-individu yang menonjol. Konsep tim maknanya terletak
pada ekspresi yang menggambarkan munculnya sinergi pada orang-orang yang
mengikatkan diri dalam kelompok yang disebut dengan tim.
1.4 Menurut para Ahli
Tracy (2006) menyatakan bahwa teamwork merupakan
kegiatan yang dikelola dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu
organisasi. Teamwork dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan
di antara bagianbagian perusahaan. Biasanya teamwork beranggotakan orang-orang
yang memiliki perbedaan keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai
tujuan perusahaan.
Pernyataan di atas diperkuat Dewi (2007) kerja tim
(teamwork) adalah bentuk kerja dalam kelompok yang harus diorganisasi dan
dikelola dengan baik. Tim beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian yang
berbeda-beda dan dikoordinasikan untuk bekerja sama dengan pimpinan. Terjadi
saling ketergantungan yang kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan
atau menyelesaikan sebuah tugas. Dengan melakukan teamwork diharapkan hasilnya
melebihi jika dikerjakan secara perorangan.
Stephen dan Timothy (2008) menyatakan teamwork adalah
kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi
daripada jumlah masukan individual. Teamwork menghasilkan sinergi positif
melalui usaha yang terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja
yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu
organisasi ataupun suatu perusahaan.
Teori yang dikemukakan oleh Stephen dan Timothy (2008)
senada dengan teori tim yang efektif yang dikemukakan oleh Smither, Houston,
McIntire (1996). Manurut Smither, Houston, McIntire (1996), tim yang efektif
adalah sebuah tim yang memungkinkan anggotanya untuk bisa menghasilkan
penyelesaian tugas yang lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan hasil kerja
perorangan karena hasil kerjanya merupakan hasil dari kontribusi
anggota-anggota tim secara bersama-sama.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Burn (2004),
yang menyatakan bahwa efektifitas tim atau tim yang efektif merupakan tim kerja
yang anggota-anggotanya saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dan
memiliki sikap yang saling mendukung dalam kerjasama tim.
Menurut kami team work adalah Bagaimana suatu individu
membentuk sebuah kelompok untuk melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama guna
mencapai tujuan yang diinginkan.
BAB 2
IDENTIFIKASI TEAM WORK
2.1 Karakteristik Teamwork
Dalam teamwork terdapat beberapa karakteristik.
Diantaranya:
A. Ukuran
Secara umum, ketika ukuran tim
meningkat, akan lebih sulit bagi setiap anggota untuk dapat saling berinteraksi
dan mempengaruhi satu sama lain. Ukuran kelompok mengusulkan hal hal berikut
ini :
1. Tim kecil ( 2 sampai 4 anggota ) menunjukan lebih
banyak persetujuan, mengajukan lebih banyak pertanyaan, dan bertukar lebih
banyak opini. Merek cenderung bersikap informaldan tidak banyak menuntut
pemimpin.
2. Tim besar cenderung memiliki lebih banyak perselisihan
pendapat dan perbedaan opini. Karena kurangnya kepuasan dihubungkan dengan
tugas yang dispesialisasikan serta komunikasi yang buruk, para anggota tim
memiliki sedikit kesempatan untuk berpatisipasi dan merasakan keakraban
kelompok.
B. Peran Anggota
Dalam tim – tim yang sukses syarat
kinerja tugas dan kepuasan social dipenuhi oleh munculnya dua jenis peran yaitu
spesialis tugas dan sosioemosional.
Orang – orang yang memainkan peran spesialis
tugas menghabiskan waktu dan energi untuk membantu tim meraih
tujuannya. Mereka sering memperlihatkan perilaku – perilaku berikut :
a. Memprakarsai ide
b. Memberikan opini
c. Mencari informasi
d. Meringkas
e. Memberi semangat
Orang – orang yang menggunakan peran sosioemosional mendukung
kebutuhan emosional para anggota tim dan membantu menguatkan kesatuan social.
Mereka memperlihatkan perilaku – perilaku berikut :
a) Mendorong
b) Berpadu
c) Mengurangi Ketegangan
d) Mengikuti
e) Berkompromi
F Produktivitas bertambah atau meningkat
2.2 Jenis Teamwork
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari 6
(enam) jenis, yaitu:
1. Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang
dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal
yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai
komando organisasi formal
3. Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim
formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hirarki yang hampir
sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah
tim yang dibentuk diluar organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan
kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang
terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan beragam keterampilan yang
menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara
lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah
Tim pemecahan masalah adalah biasanya
terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang
sama, dimana mereka
bertemu untuk mendiskusikan cara
memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
2.3 Secara umum jenis tim ada 3 yaitu :
1) Team dengan Kepemimpinan Mandiri
yaitu team yang
dibentuk dalam satu departemen yang sama dan anggotanya adalah karyawan untuk
mendiskusikan cara-cara peningkatan kualitas, efisiensi dll. Selain itu juga
masing-masing departemen dari team ini sudah terbagi tugas-tugasnya seperti ada
yang sebagai team pemecah masalah dan kepemimpinan mandiri.
2. Team dengan kepemimpinan mandiri
merupakan tim
permanen yang secara khusus meliputi elemen – elemen berikut ini :
ü Tim mencakup para karyawan yang memiliki beberapa
keterampilan dan fungsi, dan keterampilan – keterampilan yang dikombinasikan
sudah cukup untuk mengerjakan tugas organisasional yang besar.
ü Tim diberi akses menuju sumber – sumber daya seperti
informasi, peralatan, mesin dan persediaan yang dibutuhkan untuk mengerjakan
seluruh tugas.
ü Tim diberi kekuasaan dengan otoritas pembuatan
keputusan yang berarti bahwa para anggota memiliki kebebasan untuk memilih
anggota baru, memecahkan masalah, menghabiskan uang, mengawasi hasil, dan
merencanakan masa depan.
3. Tim di Lingkungan Kerja yang Baru
Team di
lingkungan kerja yang baru dibagi dua (2) yaitu :
Team virtual terdiri atas anggota – anggota yang tersebar secara geografis dan
organisasional yang terikat terutama oleh kemajuan teknologi informasi dan
telekomunikasi. Team virtual sering meliputi para pekerja lepas, anggota
organisasi rekanan, pelanggan, pemasok, konsultan, atau pihak – pihak luar
lainnya. Salah satu keuntungan utama tim virtual adalah kemampuan untuk dengan
cepat mengumpulkan kelompok orang yang paling tepat untuk menyelesaikan proyek
yang kompleks, memecahkan masalah tertentu, atau mengekploitasi peluang
strategis tertentu.
Team global adalah team kerja lintas batas yang terbentuk dari anggota –
anggota dengan kebangsaan yang berbeda yang aktifitasnya menjangkau banyak
Negara. Team global dapat dibagi dalam dua kategori yaitu tim interkultural
yang para anggotanya berasl dari berbagai negara atau budaya yang berbeda dan
bertemu dengan berhadapan secara langsung, dan tim global virtual yang para
anggotanya tinggal di lokasi yang terpisah di seluruh penjuru dunia dan
melaksanakan pekerjaan mereka dengan bantuan teknologi elektronik
2.4 Sedangkan menurut
Hariandja (2006) ada 3 (tiga) tipe tim, yaitu:
1. Problem solving team
Sebuah tim yang dibentuik untuk
mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam upaya memperbaiki produktivitas.
Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah mengidentifikasikan berbagai masalah,
mendiskusikan bagaimana memecahkan masalah tersebut dan melakukan tindakan untuk
memperbaiki. Anggota tim biasanya berasal dari satu departemen yang
beranggotakan kurang lebih sepuluh orang yang melakukan pertemuan rutin setiap
minggu.
2. Self managed team
Sebuah tim yang dimaksudkan untuk
memperbaiki produktivitas dengan memberikan kewenangan pada kelompok untuk
mengatur kerja mereka, misalnya menjadwal kerja, menentukan metode kerja,
mengawasi anggota, memberi reward dan hukuman bagi anggota dan merekrut
anggota. Keanggotaan ini biasanya berasal dari satu departemen yang melakukan tugas
yang sama.
3. Cross functional team
Sebuah tim yang ditujukan untuk
menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya pengembangan produk baru atau
perencanaan dan perubahan sistem kompensasi. Anggota tim ini berasal dari
berbagai departemen yang memiliki keahlian dan orientasi yang berbeda yang
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
4. Virtual
teams
Tim yang menggunakan teknologi
computer untuk terikat bersama secara fisik setiap anggotanya yang
terpisah-pisah , yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama.
BAB 3
Team Work Yang Baik
3.1 Efektifitas Tim Kerja
Menurut buku “Kelompok Kerja yang Efektif” Efektivitas
Tim Kerja ditentukan oleh beberapa faktor. Tim kerja yang efektif memiliki rasa
percaya diri dalam diri mereka. Mereka yakin bisa berhasil. Efektivitas tim
kerja dapat dinilai melalui produktvitas tim kerja, tingkat kepuasan atasan dan
kinerja tim kerja. Efektivitas tim kerja di dasarkan pada hasil output
yang produktif dan kepuassan pribadi. Kepuasan menyangkut kemampuan tim kerja
untuk memenuhi kebutuhan pribadi anggotanya, sehingga mempertahankan keaggotaan
dan komitmen. Output yang produktif menyangkut kualitas dan kuantitas output
tugas seperti yang digariskan oleh tujuan tim kerja.
Karakteristik tim kerja yang penting adalah jenis tim kerja,
struktur tim kerja, dan komposisi tim kerja. Faktor- faktor seperti keberagaman
tim kerja dalam gender dan ras seperti halnya pengetahuan, keterampilan dan
sikap dapat memberi dampak sangat besar pada proses tim kerja dan efektivitas
tim kerja. Krakteristik tim dapat mempengaruhi proses internal dalam tim, yang
pada gilirannya berdampak pada hasil output dan kepuasan (Daft 2003).
Ketika mengembangkan catatan kinerja yang semakin
membaik, suatu tim kerja juga meningkatoan keyakinan bersama bahwa usaha –usaha
di masa depan akan menghasilkan keberhasilan. Manajer juga harus
mempertimbangkan penyediaan pelatihan untuk meningkatkan berbagai keterampilan
teknis dan antar personal para anggotanya.
3.2 Menurut Billington
(2004) terdapat 3 hal penting dalam sebuah tim yang efektif, yaitu:
Komitmen (commitment)
Hal yang terpenting dalam sebuah tim kerja adalah
deddikasi bersama dalam pencapain tujuan tim kerja. Tim yang terbaik adalah tim
yang menggunakan waktu dlam jumlah yang sangat besar untuk merangkum sebuah
tujuan yang selanjutnya akan dijadikan tujuan bersama.
Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang
membulatan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun dia belum
mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut. Komitmen kerja merupakan sebuah
variabel yang mencerminkan derajat hubungan yang dianggap dimiliki oleh
individu terhadap pekerjaan tertentu dalam organisasi.
Kompetensi (competence)
Ada 3 jenis kemampuan yang harus dimilki sebuah tim,
yaitu:
- Kemampuan Memecahkan Masalah. Merupakan
kemampuan untuk mengatasi kebutuhan akan sebuah kerumitan masalah untuk
dapat memberikan alternatif jalan keluar dan menyumbangkan pemikiran yang
kreatif demi mendapatkan penyelesaian terhadap masalah tersebut.
- Kompetensi Teknis. Merupakan kemampuan atau
kecakapan untuk memahami pekerjaan dan tujuannya dan sewaktu–waktu mampu
untuk merencanakan hal baru untuk meningkatkan efektivitas tim kerja.
- Kemampuan Hubungan Antar Personal.
Merupakan kemampuan untuk menjalin pembicaraan untuk menyampaikan ide
ataupun pemikiran yang selaras dengan orang–orang yang berasal dari latar
belakang disiplin ilmu yang sama dan berbeda untuk memberikan kontribusi
positif terhadap kelangsungan pekerjaan.
- Tujuan Umum (Common Goals). Tujuan
umum sebuah tim kerja berbeda dengan misi perusahaan dan juga berbeda
dengan rangkuman objektivitas pekerjaan individu. Tujuan umum berarti
tujuan yang sama dalam satu tim kerja bukan tujuan individu. Tim kerja yang
efektif akan menggunkan jangka waktu yang sangat panjang dan upaya yang
gigih dalam mengkaji, mmeriksa, membentuk, menyetujui tujuan yang nantinya
akan mereka jalani baik bersama–sama maupun per individu.
3.3 Hubungan Kohesivitas dan Konformitas dengan Team
Work
KOHESIVITAS & KONFORMITAS
Menurut Buku “Kita Sukses Manajemen tim
Kerja” Pada dasarnya suatu kelompok, dikatakan kohesi apabila kelompok tersebut
memiliki suatu ikatan yang dapat mempersatu mereka kedalam satu ikatan
kelompok/grup. Lebih lanjut Festinger, Schachter, and Back (1950) menjelaskan
bahwa kohesivitas merupakan kekuatan sosial yang mampu menyatukan, dan mengikat
individu untuk tetap berada didalam kelompok. Kelompok yang memiliki
kohesivitas yang tinggi diyakini lebih bertahan lama daripada kelompok yang
memiliki kohesivitas yang rendah. Myers (2010) juga menerangkan bahwa
kohesivitas merupakan perasaan “we feeling” yang mempersatukan setiap
anggota kelompok menjadi satu bagian.
Konformitas adalah perubahan perilaku
sebagai akibat dari pengaruh kelompok (David W. J. & Frank P.J., 2003). Complience
dan private acceptance termasuk di dalam bentuk konformitas. Complience
sendiri adalah perubahan perilaku yaitu suatu bentuk konformitas yang
menunjukkan sikap patuh pada suatu permintaan baik secara tersirat maupun
eksplisit meskipun individu sendiri sebenarnya tidak setuju dengan permintaan
tersebut (Cialdini & Goldstein, 2004). Sedangkan private acceptance
adalah perubahan yang terjadi pada aspek perilaku dan sikap (David W. J. &
Frank P.J., 2003).
Konformitas adalah suatu bentuk perubahan
perilaku atau kepercayaan sebagai hasil dari tekanan kelompok (Myers, 2008).
Konformitas terjadi di saat individu berperilaku atau memberikan suatu opini
supaya sesuai dengan kondisi tertentu atau untuk memenuhi harapan yang
diinginkan oleh kelompok (Rashotte, 2008). Meskipun individu merubah
pemikirannya hanya dalam otak saja, tidak dengan menyatakannya, maka individu
tersebut telah melakukan konformitas.
Berdasarkan
Morton Deutsch dan Harold Gerald (2006) ada beberapa alasan yang dapat
menyebabkan seseorang melakukan konformitas (Badman, 2012). Yang pertama adalah
informational influence yaitu kelompok merupakan gambaran dari fakta
atau presentasi mengenai suatu situasi, contohnya ketika terdapat dua kelompok
yang mempunyai style berpakaian yang berbeda, salah satu kelompok
tersebut melihat bahwa style gaya kelompok lain lebih menarik sehingga mereka
memutuskan untuk mengikuti style kelompok tersebut.
Kemudian
yang kedua adalah normatif influence yaitu adanya tekanan untuk
mengikuti kelompok atau pemujaan atau keinginan untuk tidak tampak berbeda atau
lain dari kelompoknya. Seperti ada sekelompok anak yang kebanyakan dari
anggotanya membeli baju yang sama, agar tidak tampak berbeda maka ia membeli
baju yang sama dengan baju yang dibeli teman-temannya dalam kelompok tersebut.
Sedangkan
faktor konformitas yang ketiga adalah self categorization yaitu usaha
untuk menyatukan identitas sebagai anggota dalam suatu kelompok tertentu.
Misalnya, seorang anak yang berkehidupan sederhana, setelah ia berpindah ke
lingkungan yang lebih mewah, maka kehidupannya berubah mengikuti situasi dan
kondisi dilingkungannya.
Kohesivitas
dan konformitas tidak dapat dipisahkan. Kohesivitas mempunyai hubungan yang
kuat dengan konformitas karena kohesivitas memainkan peranan penting dalam
konformitas (Byrne et all, 2005). Hal tersebut dikarenakan adanya suatu
ikatan yang terjalin dalam sebuah kelompok. Jika kelompok tersebut sudah
terbentuk maka akan ada kohesivitas yang terbentuk pula. Mereka bergabung dalam
sebuah kelompok hal itu juga karena adanya ketertarikan terhadap kelompok
tersebut. Sehingga ketika kohevisitasnya besar, maka konformitas yang akan
mereka lakukan juga semakin besar.
Misalnya,
sebuah kelompok terbentuk karena adanya beberapa kesamaan. Setelah mereka
bergabung menjadi sebuah kelompok maka mereka akan mempunyai kohesivitas yang
tinggi. Dikarenakan kohesivitas yang tinggi maka konformitas yang akan timbul
juga semakin besar. Hal tersebutlah yang membuat kohesivitas dan juga
konformitas saling berhubungan. Contoh lainya, ketika kita menerima pengaruh
dari orang yang kita suka. Kita mengikuti gaya rambut mereka yang bagus tanpa
adanya paksaan dari orang tersebut sehingga tanpa kita sadari kita telah
melakukan konformitas.
Hal
ini dapat disebabkan karena adanya derajat ketertarikan yang dirasa oleh
individu terhadap suatu kelompok sehingga membuat individu tersebut melakukan
konformitas
Konformitas
dan kohesivitas
Konformitas
adalah perubahann tingkah laku (act) atau keyakinan (Belief)
individu sebagai hasil dari tekanan kelompok secara langsung maupun tidak
langsung. (Asch, 1951).
Dalam
konformitas tidak ada tekanan secara langsung, melainkan kebutuhan memenuhi
harapan kelompok karena adanya ketakutan untuk diasingkan atau tidak disukai.
Konformitas
terjadi karena:
a)
Individu secara internal mengikuti maunya kelompok
b)
Acuh pada topic
c)
Kelompok atau pemimpin dianggap lebih tahu
Komformitas
meningkat ketika :
a)
Muncul tekanan dari kelompok
b)
Percaya pada kelompok
c)
Takut celaan sosial
d)
Taakut dianggap menyimpang
Efek + konformitas
a) Membentuk
aturan dan koordinasi perilaku
b) Tahu apa
yang diharapkan orang lain atau kelompok terhadap dirinya
Efek – konformitas
a)
Menghilangkan individualitas
b) Membatasi
kreativitas
c) Mereduksi
peran anggota menjadi mediocrity
Kohesivitas adalah suatu norma sosial yang
mengikatkan individu dengan kelompoknya. Atau hal apa saja yang dapat
menyatukan antar anggota tiap kelompok. (keterikatan dan ketertarikan anggota
terhadap kelompok). Contohnya seperti minumann sirup. Pada awalnya sirup gula
dan air merupakan unsur-unsur yang terpisah satu sama lain. Akan tetapi setelah
diaduk dengan rata makan akan jadi segelas sirup yang utuh.
Suatu
kelompok mempunyai daya tarik karena:
a)
Tujuan kelompok dan tujuan anggota ditentukan secara jelas.
b)
Kelompok memiliki pemimpin yang berkarisma
c)
Reputasi kelompok
d)
Kelompok memiliki anggota yang sedikit jadi memungkinkan adanya interaksi
e)
Anggota kelompok saling mendukung, membantu, dan dapat mengurangi hambatan atau
kesulitan.
Faktor
yang meningkatkan kohesivitas.
a)
Kesepakatan tujuan kelompok
b)
Frekuensi interaksi
c)
Ketertarikan personal
d)
Kompetisi intergroup
Faktor
yang menurunkan kohesivitas
a)
Ketidaksepakatan terhadap tujuan kelompok
b)
Jumlah kelompok besar
c)
Pengalaman yang tidak menyenangkan
d)
Kompetisis intragroup
e)
Dominasi
BAB 4.
Mengatasi Team Work
4.1 HAMBATAN DALAM KERJA TEAM
Hambatan umum dalam team work suatu organisasi, yaitu :
1. Tujuan yang
tidak jelas – (Unclear Aims)
Dimana alasan
dalam pelaksanaan tugas tidak dijelaskan dengan baik sehingga pelaksana tidak
mengetahui apa sebenarnya yang ingin dicapai.
2. Nilai-nilai
yang tidak jelas – (Unclear Values)
Dimana
nilai-nilai organisasi tidak diketahui oleh anggota organisasi.
5. Filosofi
manajemen yang tidak layak – (Inappropriate Management Philosophy)
Dimana
prinsip-prinsip manajemen yang mendasari pengambilan keputusan dan membentuk
atmosfer kerja tidak berpijak pada kenyataan yang ada dan tidak berpihak pada
kemanusiaan.
6. Kurangnya
perencanaan dan pengembangan manajemen – (Lack of Succession Planning and
Management Development)
Dimana
persiapan akan tujuan organisasi di masa depan tidak diantisipasi dan tidak
direncanakan dengan matang.
7. Struktur
organisasi yang membingungkan - (Confused Organizational Structure)
Dimana
orang-orang di dalam organisasi kurang terurus secara efektif dan efisien.
8. Kontrol yang tidak memadai – (Inadequate
Control)
Dimana
keputusan yang buruk akan didapat karena informasi yang kurang tepat dan kurang
ditangani oleh orang yang tepat pula.
9. Rekrutmen dan
seleksi yang tidak tepat – (Inadequate Recruitment and Selection)
Dimana
orang-orang yang direkrut kurang memiliki pengetahuan, kepribadian, atau
keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
10. Training yang
kurang – (Poor Training)
Dimana
orang-orang di dalam organisasi kurang dapat belajar secara efisien dalam
mengerjakan tugasnya dan kurang dapat meningkatkan hasil kinerjanya.
11. Stagnasi
personel – (Personnel Stagnation)
Dimana orang-orang
di dalam organisasi tidak mencerminkan sikap yang dapat
mendorong
keefektifan pengerjaan tugas dan pertumbuhan organisasi.
12. Komunikasi yang
tidak berjalan lancar – (Inadequate Communication)
Dimana visi
organisasi tidak dimengerti, koordinasi antar anggota organisasi lemah, iklim
organisasi
rusak dan para pembuat keputusan kekurangan informasi.
13. Tim kerja yang
tidak berjalan baik – (Poor Teamwork)
Dimana
orang-orang di dalam organisasi yang seharusnya dapat bekerja sama tidak
dapat
menjalankan perannya dalam kelompok dan menemui banyak hambatan dalam
bekerja sama.
14. Motivasi rendah
– (Low Motivation)
Dimana
orang-orang dalam organisasi kurang memiliki perhatian terhadap
permasalahan
organisasi dan kurang mengerahkan upayanya dalam mencapai tujuan
organisasi.
15. Kreativitas
rendah – (Low Creativity)
Dimana ide-ide
untuk pengembangan tidak dimanfaatkan secara tepat dan terjadi
stagnasi dalam
mengembangkan ide-ide baru.
4.2 Cara Membangun Teamwork
Membangun Tim atau
istilah bahasa inggrisnya “Team Building” adalah suatu upaya yang dibuat secara sadar untuk mengembangkan kerja
kelompok dalam suatu organisasi.
Ahli-ahli ilmu sosial menyebut kelompok adalah suatu kumpulan orang yang
terdiri dari dua atau lebih yang berinteraksi dengan stabil dan diantara mereka
mempunyai tujuan yang sama serta menganggap kelompok itu sebagai kelompoknya
sendiri (merasa memiliki). Walaupun tak dapat disangkal bahwa ada beberapa
kegiatan/aktifitas yang mungkin lebih efisien bila dikerjakan
oleh perseorangan, namun banyak sekali masalah yang bersifat terlalu
luas dan terlalu kompleks untuk ditangani oleh satu orang. Dalam hal ini kerja
team pada manajemen dapat memberikan hasil akhir yang lebih efektif dibanding
dengan kerja perorangan.
Pada prinsipnya kita memerlukan team building untuk memperbaiki kinerja team
yang kita miliki. Beberapa alasan kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam
pelaksanaan team building, antara
lain:
1.
Kondisi kelompok yang memerlukan
peningkatan moralitas dan hasil kerja tim.
2. Pucuk
pimpinan yang jarang berfikir dan bertindak sebagai bagian sebuah kelompok.
3. Terjadi
kurang pengertian antar sesama anggota kelompok, tidak ada arahan dan semangat
kerja yang timbul dalam suatu kelompok,
sehingga kelompok kehilangan arah
kerja.
4. Dalam
kelompok baru dimana terdapat beberapa individu yang menonjol tapi tidak dapat
bekerja bersama dalam kelompok.
5. Kurangnya
rasa percaya diri antar sesama anggota tim, tidak dapat dicapai kesepakatan
terhadap tujuan bersama tim dan adanya ketidaktahuan akan kemungkinan peluang yang dapat dilakukan oleh
anggota tim.
Membentuk dan membangun team work yang
solid, tentu tidak semudah kita membalikan telapak tangan. Team work yang solid akan menciptakan
hasil yang maksimal dalam suatu tim tersebut.
Ada beberapa poin-poin penting yang
harus diketahui seseorang
jikalau berada dalam sebuah team work organisasi atau pun perusahaan
demi kebersamaan team kerja yang
baik, yaitu :
a. Teamwork adalah kerjasama dalam tim
yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
b. Sama-sama bekerja bukanlah teamwork,
itu adalah kerja individual.
c. Filosofi teamwork: ‘Saya
mengerjakan apa yang anda tidak bisa dan anda mengerjakan apa yang saya tidak
bisa'.
d. Ketika berada dalam team work, segala ego pribadi, sektoral,
deparment harus disingkirkan.
e. Dalam team work yang dikejar untuk dicapai adalah
target bersama, bukan individual.
f. Keragaman individu dalam team work memang sebuah nilai plus namun
bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
g. Saling pengertian terhadap karakter
masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
h. Jika setiap orang bekerjasama via
bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
i. Individu yang egois mengejar target
pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target
A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana ?
j. Keahlian masing-masing sungguh menjadi
anugerah dalam team work
yang akan mempercepat proses pencapaian target.
k. Kendalikan ego dan emosi saat bersama
agar pergesekan tidak berujung pada pemutusan kerjasama.
l. Dengan pemahaman yang tinggi soal
karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
m. Ingatlah selalu bahwa: ‘Teamwork
makes the dream work’.
Kemudian Ada sepuluh karakteristik yang diperlukan membagun
team work yang prima dan partisipasi dalam menghasilkan kinerja secara luar
biasa dan cepat mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu :
a.
Prinsip, Tujuan dan Sasaran
Team efektif
sangat dipengaruhi adanya prinsip, tujuan, dan sasaran yang jelas atau dikenal
dengan visi dan misi, sehingga secara sadar anggota tim disatukan oleh
kebersamaan tersebut dan membangun komitmen bersama. Semua anggota tim mengerti
dan menyetujui tujuan serta sasaran tim.
b.
Keterbukaan dan Konfrontasi
Team bisa
efektif sangat dipengaruhi adanya keterbukaan dan saling mempercayai antar
anggota team. Semua anggota mendapatkan informasi yang sama dari akses yang
sama pula. Selain itu juga dapat berkomunikasi dengan lancar dan jelas. Anggota
team bebas untuk mengeluarkan ide-ide, Eksperimen, dan kreativitasnya untuk
selalu digiatkan dalam menentukan tujuan bersama yang bisa diterima oleh semua
anggota team work. Selain itu juga anggota lainnya wajib untuk menolong anggota
yang bersangkutan, jika memang ide tersebut logis dan berguna untuk kemajuan
teamnya.
b. Dukungan dan Kepercayaan
Team yang
efektif sangat dipengaruhi adanya dukungan dan kepercayaan antar seluruh
anggota tim dengan baik. Pemimpin tidak akan dapat menyelesaikan program kerja
organisasi atapun perusahaan serta kegiatan sendiri tanpa adanya dukungan dan
kepercayaan anggota team. Karena hal tersebut sangat diperlukan untuk kemajuan
team untuk mencapai sukses bersama.
c. Kerjasama, Komunikasi dan Konflik
Team akan
efektif sangat dipengaruhi adanya kerjasama, komunikasi dan konflik. Komunikasi
adalah link antar sesama anggota kelompok, sehingga keberadaanya sangat
penting. Kemampuan menggunakan komunikasi yang efektif dengan memanfaatkan
sarana komunikasi yang ada. Harus mampu membuat konflik yang tidak merusak
keutuhan team. Konflik yang terjadi dapat diselesaikan dengan jalan konsensus,
bersifat konstruktif, dan menerapkan pendekatan menang-menang (win approach).
d. Prosedur kerja dan keputusan yang layak
Team akan
efektif mencapai tujuan, ketika anggota selalu mendukung keputusan serta
menjalankan prosedur dan pengawasan yang dibuat bersama-sama. Dalam team
diperlukan pemahaman peran, tanggung jawab, dan keterbatasan otoritas
masing-masing.
e. Kepemimpinan yang layak
Kepemimpinan
diri (personal leadership) adalah
yang lebih utama, dibanding menuntut pemimpin formal yang qualified dalam kelompok. Team perlu menyediakan pemimpin yang
dilandasi prinsip yang kuat dan mencukupi kebutuhan.
f. Review Kerja dan Program secara Reguler.
Team yang
efektif harus selalu mengevaluasi fungsi dan proses yang sudah dilakukan secara
reguler. Tim efektif mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat
keputusan dengan baik.
g. Pengembangan Individu.
Team akan
bekerja efektif jika selalu mengelola peningkatan penghargaan individu.
Kegiatan team tidak hanya fokus pada hasil tetapi juga pada proses dan isi.
h. Hubungan antar kelompok (sosial).
Team akan
efektif jika memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan, baik
dengan para atasan (melobi), dengan team lain (konsolidasi, sosialisasi dan share) serta lingkungan perusahaan
(adaptasi). Kurang kerja sama dengan kelompok lain akan menyebabkan kerja
samanya kurang menggairahkan.
i. Ikatan hati secara sinergi.
Team akan
efektif jika sesama anggotanya memiliki ikatan hati dengan baik. Bahkan secara
sinergi mempunyai tanggung jawab moral untuk saling menasihati dan mencapai
keberhasilan bersama. Dimasa depan, team memiliki tumpuan utama pada
kredibilitas moral anggotanya.
Teamwork yang solid akan mampu
memberikan hasil yang maksimal.
Tentu karena kerja keras tim yang didukung oleh superman-superman sebagai
anggota tim. Sehingga yang
dihasilkannya pemikiran-pemikiran yang hebat, ide-ide
yang super, bisa memberikan hasil yang maksimal dan luar biasa dalam super team tersebut. Sekiranya seperti itulah
pengertian tentang teamwork yang selama ini sering kita dengarkan dan sering
kita bicarakan baik dalam lingkup lingkungan organisasi, perkerjaan dan dalam lingkup saat kita
bermasyarakat.
Agar dapat membangun sebuah tim yang bagus dan baik,
diperlukan lebih dari sekadar mengumpulkan orang-orang yang tepat. Sebab, ujian
utama dari leadership sebenarnya adalah menciptakan lingkungan
dimana setiap individu mau bekerja secara kooperatif dan kolaboratif.
Dalam membangun kerja
sama tim yang lebih baik, caranya adalah :
1. Fokus
Jelaskan rencana jangka panjang organisasi dan
lakukan follow-up dengan teratur. Orang-orang sering kali
terlalu fokus pada masalah hari ini dan pekerjaan rutinnya, sehingga kehilangan
gambaran dari tujuan utama secara keseluruhan.
2. Definisikan
Peran
Garis bawahi dengan jelas tanggung jawab dan peran
setiap individu dalam suatu tim. Hal ini sangat penting untuk menjamin
kesuksesan tim. Pemahaman tim terhadap tugas dan tanggung jawab masing-masing
akan sangat membantu dalam pelaksanaan kerja sama tim secara kolaboratif.
3. Tetapkan
Tujuan
Anggota tim perlu memperhatikan tujuan individu maupun
tujuan tim. Dukunglah mereka untuk menentukan tujuan jangka pendek yang dapat
diraih dan dapat diukur, serta tujuan jangka panjang. Dengan tujuan yang jelas
dan kode etik atau aturan tertentu, tim akan mulai bisa mengatur dirinya
sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
4. Bagikan
Informasi
Informasi yang disembunyikan akan dianggap sebagai
gosip atau rumor. Produktivitas dan moral tim akan menurun bila mereka
menemukan banyak informasi yang tidak jelas berkeliaran, terutama di masa-masa
sulit atau peralihan. Bagikan dan sebarkanlah semua informasi yang memang perlu
dikomunikasikan ke semua anggota tim, dan jangan lupa untuk terus meng-update informasi
tersebut sesering mungkin.
5. Kepercayaan
Jadilah orang yang dapat dipercaya dan diandalkan.
Hargailah kata-kata Anda sendiri. Bila Anda seorang pemimpin dan Anda sudah
berjanji untuk memberikan sesuatu kepada anak buah, maka pastikan Anda menepati
janji tersebut.
6. Dengarkan
Bersikaplah terbuka terhadap ide-ide dari anggota tim
lain. Berikan mereka kesempatan untuk menyampaikan pendapat dalam rapat atau
saat brainstorming. Pertimbangkan setiap saran mereka. Kita
tidak akan pernah benar-benar tahu saran dan pendapat mana yang terbaik sampai
kita sendiri membuktikannya.
7. Bersabar
Bila tim Anda terlihat bermasalah dan tidak
menunjukkan hasil apa pun, bersabarlah. Beri waktu dan amati perkembangannya.
Sering kali mereka bisa mengatasi masalahnya sendiri, dan Anda perlu mengawasi
dan mengamati saja.
8. Dukungan
Setiap anggota tim harus ditantang untuk berkontribusi
dalam segala hal. Dorong mereka untuk ikut training bila memang diperlukan dan
beri kesempatan untuk keluar dan melakukan sendiri tugas-tugasnya. Mereka perlu
merasa nyaman dalam melakukan tugas supaya dapat menemukan potensi unik dalam
diri mereka sendiri.
9. Tunjukan
Antusiasme
Antusiasme mudah menular. Selalulah bersikap positif
dan penuh harap. Bila mereka melihat Anda mengharapkan sesuatu dari mereka,
maka ada peluang mereka akan memberikan yang terbaik dan berusaha tidak
mengecewakan Anda. Fokuslah juga pada hal-hal yang dikerjakan dengan benar, dan
tidak selalu melihat kesalahan orang lain saja.
10. Have Fun
Bangun semangat yang ada di dalam tim agar bisa selalu
memberikan energi yang tinggi dan spirit persatuan. Sediakan
waktu untuk tertawa bersama dan ciptakan suasana yang sesantai mungkin.
11. Delegasi
Jelaskan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana
caranya (bila diperlukan), lalu biarkan. Lebih baik lagi jika Anda dapat
menjelaskan masalah yang ada dan seperti apa hasil yang Anda inginkan. Lalu,
biarkan tim Anda mengembangkan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas
tersebut sesuai waktu yang telah ditetapkan.
12. Berikan Penghargaan
Rayakan keberhasilan bersama-sama dan berikan
penghargaan kepada anggota tim tapi tidak secara individual. Hindari semua
tindakan yang bisa menimbulkan kecemburuan di antara anggota.
Terakhir, yang penting adalah terus-menerus memberi
inspirasi kepada semua anggota tim. Bila berbicara tentang hal apa pun yang
berhubungan dengan tim, gunakanlah kata 'kita' dan bukan kata 'saya'.
4.3 Tahap Perkembangan Teamwork
Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan
sebuah tim agar dapat berkinerja dan berdaya guna adalah dengan melakukan
perancangan tim yang baik. Pentingnya perancangan tim yang baik diuraikan
Griffin (2004) dengan membagi ke dalam 4 (empat) tahap perkembangan,
yaitu:
- Forming
(pembentukan), adalah tahapan di mana para anggota setuju untuk bergabung
dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa
nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat
jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali
ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih
pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih
dahulu).
- Storming (merebut
hati), adalah tahapan di mana kekacauan mulai timbul di dalam tim.
Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan
anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai
tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena
masalahmasalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing-masing.
Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak
mau lagi menjadi pendengar.
- Norming (pengaturan
norma), adalah tahapan di mana individu-individu dan subgroup yang ada
dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk
menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena semangat
kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk
mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota tim.
- Performing
(melaksanakan), adalah tahapan merupakan titik kulminasi di mana team
sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat bekerja
secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan
terlihat dari prestasi yang ditunjukkan.
4.4 Peranan Anggota Tim
Selanjutnya Williams (2008) membagi ada 5 (lima) hal
yang menunjukkan peranan anggota dalam membangun kerja tim yang efektif,
yaitu:
- Para anggota mengerti
dengan baik tujuan tim dan hanya dapat dicapai dengan baik pula dengan
dukungan bersama, dan oleh karena itu mempunyai rasa saling
ketergantungan, rasa saling memiliki tim dalam melaksanakan tugas.
- Para anggota
menyumbang keberhasilan tim dengan menerapkan bakat dan pengetahuannya
untuk sasaran tim, dapat bekerja dengan secara terbuka, dapat
mengekspresikan gagasan, opini dan ketidaksepakatan, peranan dan pertanyaannya
disambut dengan baik.
- Para anggota berusaha
mengerti sudut pandang satu sama lain, didorong untuk mengembangkan
keterampilannya dan menerapkan pada pekerjaan, untuk itu mendapat dukungan
dari tim.
- Para anggota mengakui
bahwa konflik adalah hal yang normal, atau hal yang biasa, dan berusaha
memecahkan konflik tersebut dengan cepat dan konstruktif (bersifat
memperbaiki).
- Para anggota
berpartisipasi dalam keputusan tim, tetapi mengerti bahwa pemimpin mereka
harus membuat peraturan akhir setiap kali tim tidak berhasil membuat suatu
keputusan, dan peraturan akhir itu bukan merupakan persesuaian.
4.5 Dimensi Tim yang Efektif
Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston,
dan Mclntire, 1996), ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi anggota tim dan mengidentifikasikan kekuatan serta
kelemahan yang ada di dalam tim, yaitu:
- Pemahaman, relevansi,
dan komitmen pada tujuan Setiap anggota tim harus memahami tujuan tim
secara jelas dan memiliki kemauan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tim
karena tujuan tim adalah merupakan hasil dari tujuan bersama dimana tujuan
tim pada akhirnya akan mendorong terwujudnya kerjasama dalam tim sehingga
kerjasama dalam tim mampu untuk meningkatkan prestasi, produktivitas, dan
menciptakan hubungan kerja yang positif diantara sesama anggotanya.
- Komunikasi mengenai
ide dan perasaan Komunikasi di antara anggota tim harus melibatkan
penyampaian dan penerimaan informasi tentang ide-ide dan perasaan. Dalam
tim yang tidak efektif, komunikasi sering satu arah dan memfokuskan secara
eksklusif hanya pada ide saja. Dengan mengabaikan atau menekan perasaan,
maka tim berisiko kehilangan informasi yang berharga dan dapat melemahkan
kohesivitas tim.
- Kepemimpinan yang
berpartisipasi Kepemimpinan harus berpartisipasi dan mendistribusikan
peran kepemimpinannya kepada semua anggota tim.
- Fleksibel dalam
menggunakan prosedur pembuatan keputusan Prosedur pengambilan keputusan
harus sesuai dengan kebutuhan tim dan sifat keputusannya. Keterbatasan
waktu, keterampilan anggota dan implikasi dari semua keputusan tim harus
dinilai secara hati-hati. Sebagai contoh, ketika keputusan-keputusan
penting dibuat maka akan membutuhkan dukungan dari anggota tim untuk
mengimplementasikan dan melakukan strateginya dengan efektif.
- Manajemen konflik
yang konstruktif Tim yang tidak efektif sering mencoba untuk mengabaikan
atau menekan konflik, sedangkan tim yang efektif dapat menggunakan konflik
dengan cara yang konstruktif. Ketika dikelola dengan baik, konflik dapat
menyebabkan pengambilan keputusan yang baik pula yakni memecahkan masalah
dengan lebih kreatif, dan jumlah partisipasi anggota tim yang lebih
tinggi.
- Kekuasaan berdasarkan
keahlian, kemampuan, dan informasi Anggota tim harus mampu mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh orang lain untuk mengkoordinasikan kegiatan tim.
Kekuasaan dan saling mempengaruhi ini harus terwujudkan secara merata
dalam tim. Apabila kekuasaan dan kegiatan saling mempengaruhi ini hanya
dipusatkan pada beberapa orang anggota tim saja maka kemungkinan
efektifitas tim, komunikasi dan kohesivitas tim akan menjadi
berkurang.
- Kohesi tim Dalam tim
yang kohesif, setiap anggota merasa saling menyukai antara satu sama
lainnya dan merasa puas dengan keanggotaan tim mereka. Meskipun kohesi
tidak mengarah kepada efektifitas namun ia memiliki peranan yang penting
dalam mewujudkan tim yang efektif yaitu ketika ia dikombinasikan dengan
dimensi lain dari efektifitas tim maka sebuah tim yang memiliki
kohesivitas yang tinggi cenderung meningkatkan produktivitas.
- Strategi pemecahan
masalah Tim harus mampu mengenali masalah dan menghasilkan solusi secara
tepat. Setelah solusinya diimplementasikan, tim harus mengevaluasi
keefektifan dari solusi tersebut. Ketika sebuah tim mampu untuk mengenali
masalah-masalah yang sering muncul dan menyelesaikannya dengan memberikan
solusi yang tepat maka sebuah tim yang efektif juga akan mampu untuk
mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan masalah-masalah yang akan
muncul dikemudian hari serta mampu memberikan solusi yang inovatif.
- Efektivitas
interpersonal Anggota tim harus mampu untuk berinteraksi dengan anggota
tim lainnya secara efektif sehingga membuat efektifitas interpersonal
anggota tim menjadi meningkat. Efektifitas interpersonal dapat diukur
dengan menggabungkan konsekuensi tindakan anggota kelompok dengan tujuan
anggota tim. Kecocokan antara tujuan anggota tim dan konsekuensi dari
peningkatan perilaku mereka, maka membuat interpersonal efektifitas
anggota tim juga juga menjadi meningkat.
4.6 Manfaat dan Fungsi Tim Kerja
Richard Y. Chang & Mark J. Curtin (1998)
menyatakan manfaat tim bagi individu dan tim bagi organisasi, yaitu:
Team
building yang dilakukan secara benar dan
berkesinambungan akan memberikan hasil perubahan yang jauh lebih baik dalam
pencapaian kerja.
1.
Manfaat bagi
pimpinan dalam Team / Kelompok :
a.
Pimpinan tim akan
menjadi lebih kuat dan lebih efektif
b.
Pimpinan tim mampu
menyesuaikan gaya kepimimpinannya, dengan lebih memperhatikan kepentingan dan
tanggung jawab kelompok dibandingkan kepentingan pribadi
c.
Terdapat apresiasi yang lebih besar
dari pimpinan tim terhadap kebutuhan anggota tim dan bagian-bagian dalam tim.
d.
Pimpinan menjadi lebih mampu untuk
berkomunikasi secara langsung kepada
anggota tim sehingga terjadi hubungan pengertian yang lebih baik antara
pimpinan dan anggota tim.
e.
Pimpinan tim memiliki inisiatif untuk
lebih memahami prakasa anggotanya.
f.
Pimpinan mempunyai komitmen yang lebih
tinggi terhadap sasaran kerja dan memiliki harapan yang lebih besar.
2. Manfaat
bagi individu anggota
tim /kelompok :
a.
Sebagian besar individu memiliki
pendekatan yang lebih persuasif, toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki
kepercayaan untuk mengajukan argumentasi tanpa terikat oleh hirarki.
b.
Komunikasi dan dialog antar sesama
anggota kelompok menjadi lebih bebas dan
terbuka, yang selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam perkembangan
kelompok.
c.
Terdapat “ruang “ yang lebih terbuka
untuk mengakui beberapa kelemahan-kelemahan pribadi, bahkan kadangkala tidak
jarang yang mengundurkan diri karena kesadaran diri (ini bukan penyelesaian
yang diharapkan).
d.
Banyak masalah antar pribadi sesama
anggota tim/kelompok yang selama ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih
mudah karena keterbukaan semua anggota tim.
e. Dapat pekerjaan lebih bervariasi serta meningkatkan kesempatan mempelajari keahlian
baru.
f. Kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti
keputusan yang benar oleh setiap anggota di
dalamnya.
3.
Manfaat Bagi pelaksanaan kerja tim/kelompok, yaitu :
a.
Pertemuan
tim/kelompok menjadi lebih terstruktur dan efektif yang menjadikan
produktivitas team kerja lebih baik.
b.
Hasil
yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan baik kepada
sesama peserta.
c.
Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai
sasaran, peningkatan kemampuan dalam
mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara yang lebih profesional.
d.
Tingkat komunikasi dalam dan antar
kelompok menjadi lebih komprehensif dan efektif, walaupun dalam kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan.
e.
Komitmen yang
lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru terhadap keputusan yang diambil.
f.
Terciptanya otonomi yang lebih besar
pada tingkat manajer.
g.
Lebih fleksibel dalam operasinal kerja yang menjadikan
banyak waktu digunakan untuk bekerja sama
dengan kolega dan bekerja sama dalam mencapai tujuan.
h.
Meningkatkan rasa tanggungjawab.
BAB 5
Team work dan Implikasi Manajerial
5.1 Kekuatan Team Work
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk
saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim,
beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan
kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan
dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus
segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas
akan terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang
divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat
penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas
segalanya.
Berikut poin-poin teamwork yang baik:
Berikut poin-poin teamwork yang baik:
1. Teamwork adalah kerjasama dlm tim yang biasanya
dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
2. Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
3. Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda
tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
4. Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi,
sektoral, deparmen harus disingkirkan.
5. Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah
target bersama, bukan individual.
6. Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai
plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling
pengertian.
7. Saling pengertian terhadap karakter masing-masing
anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
8. Jika setiap orang bekerjasama via bidang
masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
9. Individu yang egois mengejar target pribadi akan
menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B
mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
10. Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam
teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target.
11. Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan
tidak berujung pada pemboikotan kerjasama.
12. Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu
dalam team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
13. Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream
work’.
5.2 BEKERJASAMA DALAM KELOMPOK DAN TEAM WORK
Pengertian Kelompok : Sebagai makhluk
sosial, manusia cenderung hidup dengan cara berkelompok. Berbagai
kelompok manusia bisa ditemukan di atas permukaan bumi ini. Dasar pandangan
dalam membentuk kelompok itu sendiri bisa berdasarkan dari berbagai macam hal.
Mulai dari kelompok orang yang mempunyai hobi yang sama, aktivitas yang sama,
sampai kelompok orang yang berasal dari suatu daerah yang sama.
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih
yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling
mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).
PENGERTIAN KELOMPOK MENURUT BEBERAPA AHLI :
1. Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah
individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang
jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan
semua anggota secara langsung.
2. Menurut Merton,
kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola
yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa
solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban
moral untuk menjalankan harapan peran.
3. Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang
yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara
psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka
sebagai suatu kelompok.
4. Menurut Muzafer Sherif, Kelompok adalah
kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan
interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu
itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.
5. Menurut De Vito (1997) : kelompok merupakan sekumpulan
individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif
mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan
yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka.
Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi
tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua
anggotanya.
Karakteristik Kelompok
1.Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial
baik secara verbal maupun non verbal.
2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama
lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat
menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan
atau minat yang sama.
5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling
mengenal satu sama lain serta dapat membedakan
orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
1.
Tahapan
pembentukan kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan
oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori
pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah
kosep ini dicetuskan.
Tahap 1 – Forming
Pada t ahap ini
kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung
untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum
saling mengenal dan belum saling percaya.
Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan
dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah
yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan
mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus,
tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
Tahap 3 - Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota
kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat
mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi
masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap 4 - Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi
eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka
saling respect dalam berkomunikasi.
Tahap 5 - Adjourning dan Transforming
dimana proyek
berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap
mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
5.3
TEAMWORK Conflict
Konflik sering timbul dimana saja termasuk di dalam
kelompok, pendamping diharapkan dapat mendampingi kelompok dalam mengatasi
konflik-konflik yang timbul.
Beberapa tanda adanya konflik:
Beberapa tanda adanya konflik:
§ anggota kelompok / tim memberi komentar dan saran
dengan penuh emosi
§ anggota kelompok / tim menyerang pendapat orang lain,
sebelum gagasan tersebut selesai diungkapkan
§ banyak keluhan
§ anggota kelompok / tim saling menyerang langsung ke
pribadi dan bukan ke pokok permasalahan
§ diam ketika ditanya atau diminta pendapat atau
bersikap acuh tak acuh
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan
orang lain. Meskipun hidup berkecukupan, kecerdasan yang cukup dan
kekuatan fisik yang cukup, ia akan selalu membutuhkan lingkungan dimana dia
bisa berbagi, saling memberi support dan bergotong
royong.Manusia tidak hanya membutuhkan agama, ilmu pengetahuan, atau
hiburan atau kesenian, tetapi juga kebersamaan. Semuanya diperlukan.
Karena dengan agama hidup lebih terarah, dengan pengetahuan hidup akan lebih
mudah, dengan seni hidup lebih indah dan dengan kebersamaan hidup akan lebih
berfaidah.
Penyelenggaraan teamwork dilakukan karena pada
saat ini tekanan persaingan semakin meningkat, para ahli menyatakan bahwa
keberhasilan organisasi akan semakin bergantung pada teamwork daripada
bergantung pada individu-individu yang menonjol. Konsep tim maknanya terletak
pada ekspresi yang menggambarkan munculnya sinergi pada orang-orang yang
mengikatkan diri dalam kelompok yang disebut dengan temwork.
Dalam definisi singkat, teamwork merupakan
serangkaian nilai, sikap dan perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu
terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama.
Sebuah teamwork akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan
organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam
melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.
Bekerja Sama Dalam Teamwork
Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan
berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama.
Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula
tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk
saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan
oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban
dibagi untuk satu tujuan bersama.
Menjalani suatu track kehidupan
pekerjaan, tak kan mudah kita bisa berpaling dari suasana yang
menuntut keharusan bekerja sama, atau bisa dikata, lebih dari
sekedar bekerja bersama-sama atau bahkan dikatakan bersama-sama bekerja
dengan teman kerja (team work).
Ada saat kita berposisi sebagai staf, namun
lambat atau cepat, bisa juga beralih posisi sebagai manajer. Berikut adalah
tips bekerja sama dalam team work sehingga mungkin bisa sedikit membantu agar
tercapai harmoni dan soliditas antar sesama anggota tim.
1. Mengenal setiap personil tim.
2. Temukan kesamaan untuk memperlancar komunikasi carilah
kesamaan antara Anda dan rekan sekerja.
3. Hargai kesempatan orang lain bicara.
4. Bersikap ramah.
5. Tuliskan dan dokumentasikan.
6. Terbuka dan jujur.
7. Kendalikan emosi.
8. Selalu tawarkan solusi.
Implikasi Pada Manajerial
Implikasi Manajerial
Untuk meningkatkan efektifitas teamwork di dalam
sebuah perusahaan, memerlukan teamwork yang baik (solid) antara bagian dan
divisi dalam perusahaan tersebut, agar s etiap
divisi dan bagian mampu bekerja dan menjalankan perannya masing – masing tanpa
adanya suatu masalah tertentu. Sehingga memberikan efek yang baik pada kinerja
divisi / bagian di perusahaan tersebut.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi
berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu
salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen.
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis,
pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif,
perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
Implikasi manajerial dalam hal pembentukan kelompok
sangat terlihat pada pembentukan team work pada suatu perusahaan.
Perusahaan dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan proses operasional usaha
mereka melalui team work. Pemimpin perusahaan juga dapat lebih mudah dalam
mengontrol tenaga kerja mereka sehingga dapat memberikan apresiasi sesuai
dengan hasil pencapaian baik secara umum melalui team work maupun
secara khusus melalui anggota-anggotanya.
Dalam pengambilan keputusan dibidang manajerial,
seorang pemimpin harus memperhatikan segala aspek yang melatarbelakangi sebuah
permasalahan yang harus diberikan jalan keluar. Ketrampilan seorang pemimpin
dalam hal ini harus selalu diasah karena permasalahan yang muncul akan semakin
kompleks dan semakin membutuhkan pertimbangan yang matang. Dibutuhkan
kebijaksanaan dalam mengambil keputusan-keputusan penting, tetapi resiko dari
keputusan yang telah diambilpun harus bisa diterima oleh semua kalangan. Oleh
karena itu penting untuk seorang pemimpin memperhatikan detail dari semua aspek
yang ada, sebisa mungkin sebuah keputusan harus diambil untuk kebaikan dan
keadilan semuanya.
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S.
Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for
people” dan “concern for production”. Pada dasarnya teori managerial grid ini
mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu:
1. Improvised
artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan
tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
2. Country
Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu
artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan
suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
3. Team
yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi
tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian
dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama
lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan
dan penghargaan.
4. Task
artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan
organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
5. Midle
Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara
tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang
mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan
memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34112/4/Chapter%20II.pdf
http://candra-zulisman.blogspot.com/2013/04/pengertian-dan-karakteristik-kelompok.html
http://abdilahkhusu25.blogspot.com/2013/05/bekerja-sama-dalam-teamkelompok.html
http://abdilahkhusu25.blogspot.com/2013/05/bekerja-sama-dalam-teamkelompok.html
Sumber : blocknotinspire.blogspot.com
BOOKS
Comments
Post a Comment