TIME WORK




DAFTAR ISI
Bab 1.    PENGERTIAN TEAM WORK
1.1                Pengertian Team ………………………………………………………………………………………… ….1
1.2                Defenisi Team Work …………………………………………………………………………………………3
1.3                Kepanjangan TEAM …………………………………………………………………………………………4
1.4                TEAM menurut para Ahli ……………………………………………………………………………………6

Bab 2.    IDENTIFIKASI TEAM WORK
2.1          Karakteristik Team Work ……………………………………………………………………………………8
2.2          Jenis-jenis Team Work menurut Daft ……………………………………………………………………..…9
2.3          Jenis Team Work secara umum …………………………………………………………………………….10
2.4          Tipe Team Work menurut Hariandja …………………………………………………………………….…12

Bab 3.    TEAM WORK YANG BAIK
3.1          Efektifitas Tim Kerja …………………………………………………………………………….…………14
3.2          3 hal penting menurut Bilinting dalam Tim yang efektif …………………………………………..………15
3.3          Hubungan Kohevitas dan Konfirmitas dalam Team Work …………………………………………...……16

Bab 4.    MENGATASI TEAM WORK
4.1          Hambatan dalam kerja tim ………………………………………………………………………………….22
4.2          Cara membangun Team Work …………………………………………………………………………...…24
4.3          Tahap Perkembangan Team Work …………………………………………………………………………33
4.4          Peranan Anggota Team ……………………………………………………………………………..………34
4.5          Dimensi Tim yang efektif ………………………………………………………………………………..…36
4.6          Manfaat dan Fungsi tim kerja ………………………………………………………………………………38

Bab 5.    TEAM WORK DAN IMPLIKASI MANAJERIAL
5.1          Kekuatan Team Work ………………………………………………………………………………………41
5.2          Bekerja sama dengan team Work ……………………………………………………………………..……43
5.3          Team Work Conflict ………………………………………………………………………………..………47

5.4          Team Work dan Implikasi Manajerial ……………………………………………………………...………47




KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh

Kami bersyukur kepada Allah SWT atas selesainya pembuatan buku “Team Work” bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis universitas Mulawarman tahun 2015. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Tentunya, buku ini telah dikaji secara mendalam, walaupun tidak lepas dari kekurangan. Kedepan, perlu adanya Pedoman Penulisan buku yang lebih baik.

Ucapan terima kasih kepada Tim Penyusun dan pihak-pihak yang membantu terselesainya buku ini. Semoga amalnya di terima Allah sebagai amal jariyah dan pedoman ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh



Samarinda, 08 Januari 2015





Kelompok 11



BAB 1
PENGERTIAN TEAM WORK
“ Kau yang disana yang berjiwa lemah, mendekat padaku dan raih tanganku karena kudisini pantang menyerah. Bersatu kita kuat, bersama kita hebat dan tak terkalahkan “
( Bondan Prakoso & Fade 2 Black )
       Inspirasi dan motivasi yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri pada kehidupan tidak hanya dengan mendengarkan seminar seorang motivator yang terkenal saja, tapi begitu banyak banyak cara yang lainnya. Contohnya seperti kalimat diatas yang tak lain adalah  syair sebuah lagu yang sangat  tren dikalangan anak-anak muda. Biladiamati syair lagu diatas mengandung kalimat motivasi yang mampu mengisnpirasi bagi orang yang mendengarkan lagu tersebut.Seperti yang kita ketahui bersama bahwa masih banyak cara atau ide-ide yang perlu dilakukan agar bisa menjadi kuat, hebat dan tak terkalahkan, salah satunya adalah bekerja bersama-sama secara TEAM. Yang menjadi pertanyaan adalah mampukah hal ini di lakukan secara maksimal? dengan hakekatnya bisa menjadikan suatu perusahaan  lebih pesat maju dan unggul serta sangat diminati oleh masyarakat.

 Apakah yang dimaksud  TEAM itu?
Sobat, pada kali ini kita akan membahas dan mencoba untuk menelaah atau mengartikan kepanjangan dari kata-kata TEAM, kata TEAM merupakan singkatan dari Team Work, Excellence, Achieving dan Moving Forward.
Istilah tim dapat di definisikan sebagai sebagai sebuah kelompok kerja, yang terdiri dari beberapa orang dengan kompetensi yang setara, dimana mereka bekerja secara interdepeden atau ketergantungan dalam melaksanakan pekerjaan si satu organisasi (Burn, 2004). Hare (1992; dalam Burn,2004) menyebutkan bahwa semua tim adalah kelompok. Tetapi tidak semua kelompok dapat dikategorikan sebai tim. Di dini istilah tim merujuk pada kelompok kerja (workgrups) yang terdiri dari beberapa inidividu yang memandang diri mereka, dan dipandang oleh lingkungan kerjanya, sebagai sebuah kesatuan social.
     Tim adalah kelompok kerja yang terbentuk dari inividu-individu yang melihat diri mereka dan dilihat orang lain sebagai satu kesatuan social, yang saling ketergantungan karena tugas yang mereka kerjakan sebagai anggota kelompok yang terikat dalam satu atau lebih organisasi, dimana tugas yang dikerjakan mempengaruhi orang lain (Guzzo & Dickson,1996). Sedangkan menurut McShane, Von Glinov (2008), tim adalah kelompok dari dua atau lebih orang yang berinteraksi dan saling mempengaruhi, bertanggungjawab untuk mencapai tujuan objektif organisasi, dan merasakan diri mereka sebagai atu kesatuan social dalam organisasi.
 Bila diterjemahkan kata-kata tersebut kedalaman Bahasa Indonesia, yang mana kata-kata tersebut diatas bisa diartikan sebagai berikut :
1.2 Team Work
Team work(kerja tim) adalah aktivitas atau proses yang meliputi kegiatan berbagai informasi mengenai masalah yang sedang dihadapi dan bekerja sama dalam memecahkan masalah tersebut (Kerrin & Oliver, 2002). Berbeda dengan pengertian Team Work (Kerja Tim) sebagai suatu proses, kelompok kerja atau work taem menurut Robbins (2004) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang saling mempengaruhi dan saling tergantung yang datang bersama-sama untuk mencapai sasaran tertentu. Sedangkan menurut David W. Johnson & dan Frank P. Johnson , work team adalah sekumpulan interaksi interpersonal yang terstruktur untuk 1) memaksimalkan keahlian dan kesuksesan anggota dalam pekerjaan nya 2) mengkoordinasi dan menyatukan usaha tiap anggota ke anggota yang lain dalam tim.
Team work bisa diartikan sebagai kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai  misi yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama.Sebuah tim itu sangat memebutuhkan kemauan untuk saling bergandengan-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama serta saling melengkapi antar sesama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun sering terjadi perbedaan pemahaman serta perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itusangatlah  penting untuk menjunjung tinggi kesadaran akan kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Sementara untuk membentuk dan membangun team work yang solid, tentu tidak semudah kita membalikan telapak tangan, team work yang solid akan menciptakan hasil yang maksimal dalam suatu tim tersebut.
1.3 Excellence
         Excellence bisa diartikan sebagai prima, unggul atau keunggulan yang dapat diartikan sebagai hasil atau output dari proses yang sistematik dan sah atau legal untuk mendapatkan dan menganalisa informasi mengenai pesaing bisnis yang telah ada dan potensial. Outputnya mungkin terdiri atas rencana atau pemikiran yang saat ini dilakukan pesaing, fokus mereka, kegiatan atau program yang sedang dijalankan. Keunggulan juga mungkin terdiri atas penilaian akan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pesaing serta identifikasi peluang serta hambatan secara keseluruhan yang dibutuhkan perusahaan untuk membuat keputusan yang baik.
Achieving
        Achieving bisa di artikan capai atau mencapai target, yang bisa diartikan keinginan atau tekad untuk bekerja dengan lebih baik atau melampaui standart prestasi atau target, standart tersebut bisa berupa prestasi diri sendiri dimasa lampau, ukuran yang obyektif yang melebihi orang lain, sasaran yang menantang atau sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh orang lain. Hal ini bisa menjadi dorongan untuk bertindak lebih baik dan efisien.
Moving Forward
         Moving Forward dapat diartikan sebagai kedinamisan atau bergerak terus-menerus  melangkah lebih maju kedepan, bisa juga dijabarkan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara terus-menerus pada suatu pekerjaan atau usaha tertentu yang bertujuan untuk melangkah lebih maju dan lebih baik dari saat ini. 
Penyelenggaraan teamwork dilakukan karena pada saat ini tekanan persaingan semakin meningkat, para ahli menyatakan bahwa keberhasilan organisasi akan semakin bergantung pada teamwork daripada bergantung pada individu-individu yang menonjol. Konsep tim maknanya terletak pada ekspresi yang menggambarkan munculnya sinergi pada orang-orang yang mengikatkan diri dalam kelompok yang disebut dengan tim.

1.4 Menurut para Ahli
Tracy (2006) menyatakan bahwa teamwork merupakan kegiatan yang dikelola dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Teamwork dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan di antara bagianbagian perusahaan. Biasanya teamwork beranggotakan orang-orang yang memiliki perbedaan keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pernyataan di atas diperkuat Dewi (2007) kerja tim (teamwork) adalah bentuk kerja dalam kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik. Tim beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian yang berbeda-beda dan dikoordinasikan untuk bekerja sama dengan pimpinan. Terjadi saling ketergantungan yang kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah tugas. Dengan melakukan teamwork diharapkan hasilnya melebihi jika dikerjakan secara perorangan.
Stephen dan Timothy (2008) menyatakan teamwork adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Teamwork menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun suatu perusahaan. 
Teori yang dikemukakan oleh Stephen dan Timothy (2008) senada dengan teori tim yang efektif yang dikemukakan oleh Smither, Houston, McIntire (1996). Manurut Smither, Houston, McIntire (1996), tim yang efektif adalah sebuah tim yang memungkinkan anggotanya untuk bisa menghasilkan penyelesaian tugas yang lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan hasil kerja perorangan karena hasil kerjanya merupakan hasil dari kontribusi anggota-anggota tim secara bersama-sama. 
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Burn (2004), yang menyatakan bahwa efektifitas tim atau tim yang efektif merupakan tim kerja yang anggota-anggotanya saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dan memiliki sikap yang saling mendukung dalam kerjasama tim.
Menurut kami team work adalah Bagaimana suatu individu membentuk sebuah kelompok untuk melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama  guna mencapai tujuan yang diinginkan.











BAB 2
IDENTIFIKASI TEAM WORK
2.1 Karakteristik Teamwork
Dalam teamwork terdapat beberapa karakteristik. Diantaranya:
A.   Ukuran
Secara umum, ketika ukuran tim meningkat, akan lebih sulit bagi setiap anggota untuk dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Ukuran kelompok mengusulkan hal hal berikut ini :
1.     Tim kecil ( 2 sampai 4 anggota ) menunjukan lebih banyak persetujuan, mengajukan lebih banyak pertanyaan, dan bertukar lebih banyak opini. Merek cenderung bersikap informaldan tidak banyak menuntut pemimpin.
2.    Tim besar cenderung memiliki lebih banyak perselisihan pendapat dan perbedaan opini. Karena kurangnya kepuasan dihubungkan dengan tugas yang dispesialisasikan serta komunikasi yang buruk, para anggota tim memiliki sedikit kesempatan untuk berpatisipasi dan merasakan keakraban kelompok.
B.    Peran Anggota
Dalam tim – tim yang sukses syarat kinerja tugas dan kepuasan social dipenuhi oleh munculnya dua jenis peran yaitu spesialis tugas dan sosioemosional.
Orang – orang yang memainkan peran spesialis tugas menghabiskan waktu dan energi untuk membantu tim meraih tujuannya. Mereka sering memperlihatkan perilaku – perilaku berikut :
a.    Memprakarsai ide
b.    Memberikan opini
c.    Mencari informasi
d.    Meringkas
e.    Memberi semangat
Orang – orang yang menggunakan peran sosioemosional mendukung kebutuhan emosional para anggota tim dan membantu menguatkan kesatuan social. Mereka memperlihatkan perilaku – perilaku berikut :
a)    Mendorong
b)   Berpadu
c)    Mengurangi Ketegangan
d)   Mengikuti
e)   Berkompromi
F Produktivitas bertambah atau meningkat
2.2 Jenis Teamwork 
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari 6 (enam) jenis, yaitu: 
1.  Tim Formal 
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi formal. 
2.  Tim Vertikal 
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal 
3.  Tim Horizontal 
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda. 
4.  Tim dengan Tugas Khusus 
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk diluar organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus. 
5.  Tim Mandiri 
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih. 
6.  Tim Pemecahan Masalah 
Tim pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka
bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. 

2.3 Secara umum jenis tim ada 3 yaitu :
1)    Team dengan Kepemimpinan Mandiri
yaitu team yang dibentuk dalam satu departemen yang sama dan anggotanya adalah karyawan untuk mendiskusikan cara-cara peningkatan kualitas, efisiensi dll. Selain itu juga masing-masing departemen dari team ini sudah terbagi tugas-tugasnya seperti ada yang sebagai team pemecah masalah dan kepemimpinan mandiri.

2.    Team dengan kepemimpinan mandiri
merupakan tim permanen yang secara khusus meliputi elemen – elemen berikut ini :
ü  Tim mencakup para karyawan yang memiliki beberapa keterampilan dan fungsi, dan keterampilan – keterampilan yang dikombinasikan sudah cukup untuk mengerjakan tugas organisasional yang besar.
ü  Tim diberi akses menuju sumber – sumber daya seperti informasi, peralatan, mesin dan persediaan yang dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh tugas.
ü  Tim diberi kekuasaan dengan otoritas pembuatan keputusan yang berarti bahwa para anggota memiliki kebebasan untuk memilih anggota baru, memecahkan masalah, menghabiskan uang, mengawasi hasil, dan merencanakan masa depan.

3.    Tim di Lingkungan Kerja yang Baru
Team di lingkungan kerja yang baru dibagi dua (2) yaitu :
*         Team virtual terdiri atas anggota – anggota yang tersebar secara geografis dan organisasional yang terikat terutama oleh kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi. Team virtual sering meliputi para pekerja lepas, anggota organisasi rekanan, pelanggan, pemasok, konsultan, atau pihak – pihak luar lainnya. Salah satu keuntungan utama tim virtual adalah kemampuan untuk dengan cepat mengumpulkan kelompok orang yang paling tepat untuk menyelesaikan proyek yang kompleks, memecahkan masalah tertentu, atau mengekploitasi peluang strategis tertentu.
*         Team global adalah team kerja lintas batas yang terbentuk dari anggota – anggota dengan kebangsaan yang berbeda yang aktifitasnya menjangkau banyak Negara. Team global dapat dibagi dalam dua kategori yaitu tim interkultural yang para anggotanya berasl dari berbagai negara atau budaya yang berbeda dan bertemu dengan berhadapan secara langsung, dan tim global virtual yang para anggotanya tinggal di lokasi yang terpisah di seluruh penjuru dunia dan melaksanakan pekerjaan mereka dengan bantuan teknologi elektronik
2.4 Sedangkan menurut Hariandja (2006) ada 3 (tiga) tipe tim, yaitu: 
1.  Problem solving team 
Sebuah tim yang dibentuik untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah mengidentifikasikan berbagai masalah, mendiskusikan bagaimana memecahkan masalah tersebut dan melakukan tindakan untuk memperbaiki. Anggota tim biasanya berasal dari satu departemen yang beranggotakan kurang lebih sepuluh orang yang melakukan pertemuan rutin setiap minggu.
2.    Self managed team 
Sebuah tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas dengan memberikan kewenangan pada kelompok untuk mengatur kerja mereka, misalnya menjadwal kerja, menentukan metode kerja, mengawasi anggota, memberi reward dan hukuman bagi anggota dan merekrut anggota. Keanggotaan ini biasanya berasal dari satu departemen yang melakukan tugas yang sama. 
3.     Cross functional team 
Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya pengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi. Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang memiliki keahlian dan orientasi yang berbeda yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. 
4.  Virtual teams
Tim yang menggunakan teknologi computer untuk terikat bersama secara fisik setiap anggotanya yang terpisah-pisah , yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama.









BAB 3
Team Work Yang Baik
3.1 Efektifitas Tim Kerja
Menurut buku “Kelompok Kerja yang Efektif” Efektivitas Tim Kerja ditentukan oleh beberapa faktor. Tim kerja yang efektif memiliki rasa percaya diri dalam diri mereka. Mereka yakin bisa berhasil. Efektivitas tim kerja dapat dinilai melalui produktvitas tim kerja, tingkat kepuasan atasan dan kinerja tim kerja.  Efektivitas tim kerja di dasarkan pada hasil output yang produktif dan kepuassan pribadi. Kepuasan menyangkut kemampuan tim kerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi anggotanya, sehingga mempertahankan keaggotaan dan komitmen. Output yang produktif menyangkut kualitas dan kuantitas output tugas seperti yang digariskan oleh tujuan tim kerja.
Karakteristik tim kerja yang penting adalah jenis tim kerja, struktur tim kerja, dan komposisi tim kerja. Faktor- faktor seperti keberagaman tim kerja dalam gender dan ras seperti halnya pengetahuan, keterampilan dan sikap dapat memberi dampak sangat besar pada proses tim kerja dan efektivitas tim kerja. Krakteristik tim dapat mempengaruhi proses internal dalam tim, yang pada gilirannya berdampak pada hasil output dan kepuasan (Daft 2003).
Ketika mengembangkan catatan kinerja yang semakin membaik, suatu tim kerja juga meningkatoan keyakinan bersama bahwa usaha –usaha di masa depan akan menghasilkan keberhasilan. Manajer juga harus mempertimbangkan penyediaan pelatihan untuk meningkatkan berbagai keterampilan teknis dan antar personal para anggotanya.
3.2 Menurut Billington (2004) terdapat 3 hal penting dalam sebuah tim yang efektif, yaitu:

Komitmen (commitment)
Hal yang terpenting dalam sebuah tim kerja adalah deddikasi bersama dalam pencapain tujuan tim kerja. Tim yang terbaik adalah tim yang menggunakan waktu dlam jumlah yang sangat besar untuk merangkum sebuah tujuan yang selanjutnya akan dijadikan tujuan bersama.
Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun dia belum mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut. Komitmen kerja merupakan sebuah variabel yang mencerminkan derajat hubungan yang dianggap dimiliki oleh individu terhadap pekerjaan tertentu dalam organisasi.
Kompetensi (competence)
Ada 3 jenis kemampuan yang harus dimilki sebuah tim, yaitu:
  1. Kemampuan Memecahkan Masalah. Merupakan kemampuan untuk mengatasi kebutuhan akan sebuah kerumitan masalah untuk dapat memberikan alternatif jalan keluar dan menyumbangkan pemikiran yang kreatif demi mendapatkan penyelesaian terhadap masalah tersebut.
  2. Kompetensi Teknis. Merupakan kemampuan atau kecakapan untuk memahami pekerjaan dan tujuannya dan sewaktu–waktu mampu untuk merencanakan hal baru untuk meningkatkan efektivitas tim kerja.
  3. Kemampuan Hubungan Antar Personal. Merupakan kemampuan untuk menjalin pembicaraan untuk menyampaikan ide ataupun pemikiran yang selaras dengan orang–orang yang berasal dari latar belakang disiplin ilmu yang sama dan berbeda untuk memberikan kontribusi positif terhadap kelangsungan pekerjaan.
  4. Tujuan Umum (Common Goals). Tujuan umum sebuah tim kerja berbeda dengan misi perusahaan dan juga berbeda dengan rangkuman objektivitas pekerjaan individu. Tujuan umum berarti tujuan yang sama dalam satu tim kerja bukan tujuan individu. Tim kerja yang efektif akan menggunkan jangka waktu yang sangat panjang dan upaya yang gigih dalam mengkaji, mmeriksa, membentuk, menyetujui tujuan yang nantinya akan mereka jalani baik bersama–sama maupun per individu.
3.3 Hubungan Kohesivitas dan Konformitas dengan Team Work
KOHESIVITAS & KONFORMITAS
Menurut Buku “Kita Sukses Manajemen tim Kerja” Pada dasarnya suatu kelompok, dikatakan kohesi apabila kelompok tersebut memiliki suatu ikatan yang dapat mempersatu mereka kedalam satu ikatan kelompok/grup. Lebih lanjut Festinger, Schachter, and Back (1950) menjelaskan bahwa kohesivitas merupakan kekuatan sosial yang mampu menyatukan, dan mengikat individu untuk tetap berada didalam kelompok. Kelompok yang memiliki kohesivitas yang tinggi diyakini lebih bertahan lama daripada kelompok yang memiliki kohesivitas yang rendah. Myers (2010) juga menerangkan bahwa kohesivitas merupakan perasaan “we feeling” yang mempersatukan setiap anggota kelompok menjadi satu bagian.
Konformitas adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari pengaruh kelompok (David W. J. & Frank P.J., 2003). Complience dan private acceptance termasuk di dalam bentuk konformitas. Complience sendiri adalah perubahan perilaku yaitu suatu bentuk konformitas yang menunjukkan sikap patuh pada suatu permintaan baik secara tersirat maupun eksplisit meskipun individu sendiri sebenarnya tidak setuju dengan permintaan tersebut (Cialdini & Goldstein, 2004). Sedangkan private acceptance adalah perubahan yang terjadi pada aspek perilaku dan sikap (David W. J. & Frank P.J., 2003).
Konformitas adalah suatu bentuk perubahan perilaku atau kepercayaan sebagai hasil dari tekanan kelompok (Myers, 2008). Konformitas terjadi di saat individu berperilaku atau memberikan suatu opini supaya sesuai dengan kondisi tertentu atau untuk memenuhi harapan yang diinginkan oleh kelompok (Rashotte, 2008). Meskipun individu merubah pemikirannya hanya dalam otak saja, tidak dengan menyatakannya, maka individu tersebut telah melakukan konformitas.
Berdasarkan Morton Deutsch dan Harold Gerald (2006) ada beberapa alasan yang dapat menyebabkan seseorang melakukan konformitas (Badman, 2012). Yang pertama adalah informational influence yaitu kelompok merupakan gambaran dari fakta atau presentasi mengenai suatu situasi, contohnya ketika terdapat dua kelompok yang mempunyai style berpakaian yang berbeda, salah satu kelompok tersebut melihat bahwa style gaya kelompok lain lebih menarik sehingga mereka memutuskan untuk mengikuti style kelompok tersebut.
Kemudian yang kedua adalah normatif influence yaitu adanya tekanan untuk mengikuti kelompok atau pemujaan atau keinginan untuk tidak tampak berbeda atau lain dari kelompoknya. Seperti ada sekelompok anak yang kebanyakan dari anggotanya membeli baju yang sama, agar tidak tampak berbeda maka ia membeli baju yang sama dengan baju yang dibeli teman-temannya dalam kelompok tersebut.
Sedangkan faktor konformitas yang ketiga adalah self categorization yaitu usaha untuk menyatukan identitas sebagai anggota dalam suatu kelompok tertentu. Misalnya, seorang anak yang berkehidupan sederhana, setelah ia berpindah ke lingkungan yang lebih mewah, maka kehidupannya berubah mengikuti situasi dan kondisi dilingkungannya.

Kohesivitas dan konformitas tidak dapat dipisahkan. Kohesivitas mempunyai hubungan yang kuat dengan konformitas karena kohesivitas memainkan peranan penting dalam konformitas (Byrne et all, 2005). Hal tersebut dikarenakan adanya suatu ikatan yang terjalin dalam sebuah kelompok. Jika kelompok tersebut sudah terbentuk maka akan ada kohesivitas yang terbentuk pula. Mereka bergabung dalam sebuah kelompok hal itu juga karena adanya ketertarikan terhadap kelompok tersebut. Sehingga ketika kohevisitasnya besar, maka konformitas yang akan mereka lakukan juga semakin besar.
Misalnya, sebuah kelompok terbentuk karena adanya beberapa kesamaan. Setelah mereka bergabung menjadi sebuah kelompok maka mereka akan mempunyai kohesivitas yang tinggi. Dikarenakan kohesivitas yang tinggi maka konformitas yang akan timbul juga semakin besar. Hal tersebutlah yang membuat kohesivitas dan juga konformitas saling berhubungan. Contoh lainya, ketika kita menerima pengaruh dari orang yang kita suka. Kita mengikuti gaya rambut mereka yang bagus tanpa adanya paksaan dari orang tersebut sehingga tanpa kita sadari kita telah melakukan konformitas.
Hal ini dapat disebabkan karena adanya derajat ketertarikan yang dirasa oleh individu terhadap suatu kelompok sehingga membuat individu tersebut melakukan konformitas
Konformitas dan kohesivitas
Konformitas adalah perubahann tingkah laku (act) atau keyakinan (Belief) individu sebagai hasil dari tekanan kelompok secara langsung maupun tidak langsung. (Asch, 1951).
Dalam konformitas tidak ada tekanan secara langsung, melainkan kebutuhan memenuhi harapan kelompok karena adanya ketakutan untuk diasingkan atau tidak disukai.
Konformitas terjadi karena:
a)      Individu secara internal mengikuti maunya kelompok
b)      Acuh pada topic
c)      Kelompok atau pemimpin dianggap lebih tahu
Komformitas meningkat ketika :
a)      Muncul tekanan dari kelompok
b)      Percaya pada kelompok
c)      Takut celaan sosial
d)     Taakut dianggap menyimpang
Efek + konformitas
a)      Membentuk aturan dan koordinasi perilaku
b)      Tahu apa yang diharapkan orang lain atau kelompok terhadap dirinya
Efek – konformitas
a)      Menghilangkan individualitas
b)      Membatasi kreativitas
c)      Mereduksi peran anggota menjadi mediocrity
Kohesivitas adalah suatu norma sosial yang mengikatkan individu dengan kelompoknya. Atau hal apa saja yang dapat menyatukan antar anggota tiap kelompok. (keterikatan dan ketertarikan anggota terhadap kelompok). Contohnya seperti minumann sirup. Pada awalnya sirup gula dan air merupakan unsur-unsur yang terpisah satu sama lain. Akan tetapi setelah diaduk dengan rata makan akan jadi segelas sirup yang utuh.
Suatu kelompok mempunyai daya tarik karena:
a)      Tujuan kelompok dan tujuan anggota ditentukan secara jelas.
b)      Kelompok memiliki pemimpin yang berkarisma
c)      Reputasi kelompok
d)     Kelompok memiliki anggota yang sedikit jadi memungkinkan adanya interaksi
e)      Anggota kelompok saling mendukung, membantu, dan dapat mengurangi hambatan atau kesulitan.
Faktor yang meningkatkan kohesivitas.
a)      Kesepakatan tujuan kelompok
b)      Frekuensi interaksi
c)      Ketertarikan personal
d)     Kompetisi intergroup
Faktor yang menurunkan kohesivitas
a)      Ketidaksepakatan terhadap tujuan kelompok
b)      Jumlah kelompok besar
c)      Pengalaman yang tidak menyenangkan
d)     Kompetisis intragroup
e)      Dominasi
















BAB 4.
Mengatasi Team Work
4.1 HAMBATAN DALAM KERJA TEAM

Hambatan umum dalam team work suatu organisasi, yaitu :

1. Tujuan yang tidak jelas – (Unclear Aims)
Dimana alasan dalam pelaksanaan tugas tidak dijelaskan dengan baik sehingga pelaksana tidak mengetahui apa sebenarnya yang ingin dicapai.

2. Nilai-nilai yang tidak jelas – (Unclear Values)
Dimana nilai-nilai organisasi tidak diketahui oleh anggota organisasi.

5.    Filosofi manajemen yang tidak layak – (Inappropriate Management Philosophy)
Dimana prinsip-prinsip manajemen yang mendasari pengambilan keputusan dan membentuk atmosfer kerja tidak berpijak pada kenyataan yang ada dan tidak berpihak pada kemanusiaan.

6.    Kurangnya perencanaan dan pengembangan manajemen – (Lack of Succession Planning and Management Development)
Dimana persiapan akan tujuan organisasi di masa depan tidak diantisipasi dan tidak direncanakan dengan matang.

7.    Struktur organisasi yang membingungkan - (Confused Organizational Structure)
Dimana orang-orang di dalam organisasi kurang terurus secara efektif dan efisien.

8.     Kontrol yang tidak memadai – (Inadequate Control)
Dimana keputusan yang buruk akan didapat karena informasi yang kurang tepat dan kurang ditangani oleh orang yang tepat pula.

9.    Rekrutmen dan seleksi yang tidak tepat – (Inadequate Recruitment and Selection)
Dimana orang-orang yang direkrut kurang memiliki pengetahuan, kepribadian, atau keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

10. Training yang kurang – (Poor Training)
Dimana orang-orang di dalam organisasi kurang dapat belajar secara efisien dalam mengerjakan tugasnya dan kurang dapat meningkatkan hasil kinerjanya.

11.  Stagnasi personel – (Personnel Stagnation)
Dimana orang-orang di dalam organisasi tidak mencerminkan sikap yang dapat
mendorong keefektifan pengerjaan tugas dan pertumbuhan organisasi.

12. Komunikasi yang tidak berjalan lancar – (Inadequate Communication)
Dimana visi organisasi tidak dimengerti, koordinasi antar anggota organisasi lemah, iklim
organisasi rusak dan para pembuat keputusan kekurangan informasi.

13. Tim kerja yang tidak berjalan baik – (Poor Teamwork)
Dimana orang-orang di dalam organisasi yang seharusnya dapat bekerja sama tidak
dapat menjalankan perannya dalam kelompok dan menemui banyak hambatan dalam
bekerja sama.

14. Motivasi rendah – (Low Motivation)
Dimana orang-orang dalam organisasi kurang memiliki perhatian terhadap
permasalahan organisasi dan kurang mengerahkan upayanya dalam mencapai tujuan
organisasi.

15. Kreativitas rendah – (Low Creativity)
Dimana ide-ide untuk pengembangan tidak dimanfaatkan secara tepat dan terjadi
stagnasi dalam mengembangkan ide-ide baru.

4.2 Cara Membangun Teamwork
Membangun Tim atau istilah bahasa inggrisnya Team Building adalah suatu upaya yang dibuat secara sadar untuk mengembangkan kerja kelompok dalam suatu organisasi. Ahli-ahli ilmu sosial menyebut kelompok adalah suatu kumpulan orang yang terdiri dari dua atau lebih yang berinteraksi dengan stabil dan diantara mereka mempunyai tujuan yang sama serta menganggap kelompok itu sebagai kelompoknya sendiri (merasa memiliki). Walaupun tak dapat disangkal bahwa ada beberapa kegiatan/aktifitas yang mungkin lebih efisien bila  dikerjakan  oleh perseorangan, namun banyak sekali masalah yang bersifat terlalu luas dan terlalu kompleks untuk ditangani oleh satu orang. Dalam hal ini kerja team pada manajemen dapat memberikan hasil akhir yang lebih efektif dibanding dengan kerja perorangan.
Pada prinsipnya kita memerlukan team building untuk memperbaiki kinerja team yang kita miliki. Beberapa alasan kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan team building, antara lain:
1.   Kondisi kelompok yang memerlukan peningkatan moralitas dan hasil kerja tim.
2.  Pucuk pimpinan yang jarang berfikir dan bertindak sebagai bagian  sebuah kelompok.
3.  Terjadi kurang pengertian antar sesama anggota kelompok,  tidak ada arahan  dan semangat  kerja yang timbul dalam suatu kelompok,  sehingga kelompok  kehilangan arah kerja.
4.  Dalam kelompok baru dimana terdapat beberapa individu yang menonjol tapi tidak dapat bekerja bersama dalam kelompok.
5.  Kurangnya rasa percaya diri antar sesama anggota tim, tidak dapat dicapai kesepakatan terhadap tujuan bersama tim dan adanya ketidaktahuan akan  kemungkinan peluang yang dapat dilakukan oleh anggota tim.     
Membentuk dan membangun team work yang solid, tentu tidak semudah kita membalikan telapak tangan. Team work yang solid akan menciptakan hasil yang maksimal dalam suatu tim tersebut.

Ada beberapa poin-poin penting yang harus diketahui seseorang jikalau berada dalam sebuah team work organisasi atau pun perusahaan demi kebersamaan team kerja yang baik, yaitu :

a.    Teamwork adalah kerjasama dalam tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
b.    Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
c.    Filosofi teamwork: ‘Saya mengerjakan apa yang anda tidak bisa dan anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa'.
d.    Ketika berada dalam team work, segala ego pribadi, sektoral, deparment harus disingkirkan.
e.    Dalam team work yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
f.    Keragaman individu dalam team work memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
g.    Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
h.    Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
i.     Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana ?
j.     Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam team work yang akan mempercepat proses pencapaian target.
k.    Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemutusan kerjasama.
l.      Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
m.   Ingatlah selalu bahwa: ‘Teamwork makes the dream work’.

Kemudian Ada sepuluh karakteristik yang diperlukan membagun team work yang prima dan partisipasi dalam menghasilkan kinerja secara luar biasa dan cepat mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu :

a.    Prinsip, Tujuan dan Sasaran
Team efektif sangat dipengaruhi adanya prinsip, tujuan, dan sasaran yang jelas atau dikenal dengan visi dan misi, sehingga secara sadar anggota tim disatukan oleh kebersamaan tersebut dan membangun komitmen bersama. Semua anggota tim mengerti dan menyetujui tujuan serta sasaran tim.
b.    Keterbukaan dan Konfrontasi
Team bisa efektif sangat dipengaruhi adanya keterbukaan dan saling mempercayai antar anggota team. Semua anggota mendapatkan informasi yang sama dari akses yang sama pula. Selain itu juga dapat berkomunikasi dengan lancar dan jelas. Anggota team bebas untuk mengeluarkan ide-ide, Eksperimen, dan kreativitasnya untuk selalu digiatkan dalam menentukan tujuan bersama yang bisa diterima oleh semua anggota team work. Selain itu juga anggota lainnya wajib untuk menolong anggota yang bersangkutan, jika memang ide tersebut logis dan berguna untuk kemajuan teamnya.
b.    Dukungan dan Kepercayaan
Team yang efektif sangat dipengaruhi adanya dukungan dan kepercayaan antar seluruh anggota tim dengan baik. Pemimpin tidak akan dapat menyelesaikan program kerja organisasi atapun perusahaan serta kegiatan sendiri tanpa adanya dukungan dan kepercayaan anggota team. Karena hal tersebut sangat diperlukan untuk kemajuan team untuk mencapai sukses bersama.
c.    Kerjasama, Komunikasi dan Konflik
Team akan efektif sangat dipengaruhi adanya kerjasama, komunikasi dan konflik. Komunikasi adalah link antar sesama anggota kelompok, sehingga keberadaanya sangat penting. Kemampuan menggunakan komunikasi yang efektif dengan memanfaatkan sarana komunikasi yang ada. Harus mampu membuat konflik yang tidak merusak keutuhan team. Konflik yang terjadi dapat diselesaikan dengan jalan konsensus, bersifat konstruktif, dan menerapkan pendekatan menang-menang (win approach).
d.    Prosedur kerja dan keputusan yang layak
Team akan efektif mencapai tujuan, ketika anggota selalu mendukung keputusan serta menjalankan prosedur dan pengawasan yang dibuat bersama-sama. Dalam team diperlukan pemahaman peran, tanggung jawab, dan keterbatasan otoritas masing-masing.
e.    Kepemimpinan yang layak
Kepemimpinan diri (personal leadership) adalah yang lebih utama, dibanding menuntut pemimpin formal yang qualified dalam kelompok. Team perlu menyediakan pemimpin yang dilandasi prinsip yang kuat dan mencukupi kebutuhan.
f.    Review Kerja dan Program secara Reguler.
Team yang efektif harus selalu mengevaluasi fungsi dan proses yang sudah dilakukan secara reguler. Tim efektif mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan dengan baik.
g.    Pengembangan Individu.
Team akan bekerja efektif jika selalu mengelola peningkatan penghargaan individu. Kegiatan team tidak hanya fokus pada hasil tetapi juga pada proses dan isi.
h.    Hubungan antar kelompok (sosial).
Team akan efektif jika memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan, baik dengan para atasan (melobi), dengan team lain (konsolidasi, sosialisasi dan share) serta lingkungan perusahaan (adaptasi). Kurang kerja sama dengan kelompok lain akan menyebabkan kerja samanya kurang menggairahkan.
i.     Ikatan hati secara sinergi.
Team akan efektif jika sesama anggotanya memiliki ikatan hati dengan baik. Bahkan secara sinergi mempunyai tanggung jawab moral untuk saling menasihati dan mencapai keberhasilan bersama. Dimasa depan, team memiliki tumpuan utama pada kredibilitas moral anggotanya.
Teamwork yang solid akan mampu memberikan hasil yang maksimal. Tentu karena kerja keras tim yang didukung oleh superman-superman sebagai anggota tim. Sehingga yang dihasilkannya pemikiran-pemikiran yang hebat, ide-ide yang super, bisa memberikan hasil yang maksimal dan luar biasa dalam super team tersebut. Sekiranya seperti itulah pengertian tentang teamwork yang selama ini sering kita dengarkan dan sering kita bicarakan baik dalam lingkup lingkungan organisasi, perkerjaan dan dalam lingkup saat kita bermasyarakat.

Agar dapat membangun sebuah tim yang bagus dan baik, diperlukan lebih dari sekadar mengumpulkan orang-orang yang tepat. Sebab, ujian utama dari leadership sebenarnya adalah menciptakan lingkungan dimana setiap individu mau bekerja secara kooperatif dan kolaboratif.
Dalam membangun kerja sama tim yang lebih baik, caranya adalah :
1.        Fokus
Jelaskan rencana jangka panjang organisasi dan lakukan follow-up dengan teratur. Orang-orang sering kali terlalu fokus pada masalah hari ini dan pekerjaan rutinnya, sehingga kehilangan gambaran dari tujuan utama secara keseluruhan.
2.        Definisikan Peran
Garis bawahi dengan jelas tanggung jawab dan peran setiap individu dalam suatu tim. Hal ini sangat penting untuk menjamin kesuksesan tim. Pemahaman tim terhadap tugas dan tanggung jawab masing-masing akan sangat membantu dalam pelaksanaan kerja sama tim secara kolaboratif.
3.        Tetapkan Tujuan
Anggota tim perlu memperhatikan tujuan individu maupun tujuan tim. Dukunglah mereka untuk menentukan tujuan jangka pendek yang dapat diraih dan dapat diukur, serta tujuan jangka panjang. Dengan tujuan yang jelas dan kode etik atau aturan tertentu, tim akan mulai bisa mengatur dirinya sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
4.        Bagikan Informasi
Informasi yang disembunyikan akan dianggap sebagai gosip atau rumor. Produktivitas dan moral tim akan menurun bila mereka menemukan banyak informasi yang tidak jelas berkeliaran, terutama di masa-masa sulit atau peralihan. Bagikan dan sebarkanlah semua informasi yang memang perlu dikomunikasikan ke semua anggota tim, dan jangan lupa untuk terus meng-update informasi tersebut sesering mungkin.
5.        Kepercayaan
Jadilah orang yang dapat dipercaya dan diandalkan. Hargailah kata-kata Anda sendiri. Bila Anda seorang pemimpin dan Anda sudah berjanji untuk memberikan sesuatu kepada anak buah, maka pastikan Anda menepati janji tersebut.
6.        Dengarkan
Bersikaplah terbuka terhadap ide-ide dari anggota tim lain. Berikan mereka kesempatan untuk menyampaikan pendapat dalam rapat atau saat brainstorming. Pertimbangkan setiap saran mereka. Kita tidak akan pernah benar-benar tahu saran dan pendapat mana yang terbaik sampai kita sendiri membuktikannya.
7.        Bersabar
Bila tim Anda terlihat bermasalah dan tidak menunjukkan hasil apa pun, bersabarlah. Beri waktu dan amati perkembangannya. Sering kali mereka bisa mengatasi masalahnya sendiri, dan Anda perlu mengawasi dan mengamati saja.
8.        Dukungan
Setiap anggota tim harus ditantang untuk berkontribusi dalam segala hal. Dorong mereka untuk ikut training bila memang diperlukan dan beri kesempatan untuk keluar dan melakukan sendiri tugas-tugasnya. Mereka perlu merasa nyaman dalam melakukan tugas supaya dapat menemukan potensi unik dalam diri mereka sendiri.
9.        Tunjukan Antusiasme
Antusiasme mudah menular. Selalulah bersikap positif dan penuh harap. Bila mereka melihat Anda mengharapkan sesuatu dari mereka, maka ada peluang mereka akan memberikan yang terbaik dan berusaha tidak mengecewakan Anda. Fokuslah juga pada hal-hal yang dikerjakan dengan benar, dan tidak selalu melihat kesalahan orang lain saja.
10.    Have Fun
Bangun semangat yang ada di dalam tim agar bisa selalu memberikan energi yang tinggi dan spirit persatuan. Sediakan waktu untuk tertawa bersama dan ciptakan suasana yang sesantai mungkin.
11.    Delegasi
Jelaskan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana caranya (bila diperlukan), lalu biarkan. Lebih baik lagi jika Anda dapat menjelaskan masalah yang ada dan seperti apa hasil yang Anda inginkan. Lalu, biarkan tim Anda mengembangkan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas tersebut sesuai waktu yang telah ditetapkan.
12.    Berikan Penghargaan
Rayakan keberhasilan bersama-sama dan berikan penghargaan kepada anggota tim tapi tidak secara individual. Hindari semua tindakan yang bisa menimbulkan kecemburuan di antara anggota.

Terakhir, yang penting adalah terus-menerus memberi inspirasi kepada semua anggota tim. Bila berbicara tentang hal apa pun yang berhubungan dengan tim, gunakanlah kata 'kita' dan bukan kata 'saya'.

4.3 Tahap Perkembangan Teamwork 
Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan sebuah tim agar dapat berkinerja dan berdaya guna adalah dengan melakukan perancangan tim yang baik. Pentingnya perancangan tim yang baik diuraikan Griffin (2004) dengan membagi ke dalam 4 (empat) tahap perkembangan, yaitu: 
  1. Forming (pembentukan), adalah tahapan di mana para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu). 
  2. Storming (merebut hati), adalah tahapan di mana kekacauan mulai timbul di dalam tim. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalahmasalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi pendengar. 
  3. Norming (pengaturan norma), adalah tahapan di mana individu-individu dan subgroup yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota tim. 
  4. Performing (melaksanakan), adalah tahapan merupakan titik kulminasi di mana team sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan terlihat dari prestasi yang ditunjukkan. 

4.4 Peranan Anggota Tim 
Selanjutnya Williams (2008) membagi ada 5 (lima) hal yang menunjukkan peranan anggota dalam membangun kerja tim yang efektif, yaitu: 
  1. Para anggota mengerti dengan baik tujuan tim dan hanya dapat dicapai dengan baik pula dengan dukungan bersama, dan oleh karena itu mempunyai rasa saling ketergantungan, rasa saling memiliki tim dalam melaksanakan tugas. 
  2. Para anggota menyumbang keberhasilan tim dengan menerapkan bakat dan pengetahuannya untuk sasaran tim, dapat bekerja dengan secara terbuka, dapat mengekspresikan gagasan, opini dan ketidaksepakatan, peranan dan pertanyaannya disambut dengan baik. 
  3. Para anggota berusaha mengerti sudut pandang satu sama lain, didorong untuk mengembangkan keterampilannya dan menerapkan pada pekerjaan, untuk itu mendapat dukungan dari tim. 
  4. Para anggota mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal, atau hal yang biasa, dan berusaha memecahkan konflik tersebut dengan cepat dan konstruktif (bersifat memperbaiki). 
  5. Para anggota berpartisipasi dalam keputusan tim, tetapi mengerti bahwa pemimpin mereka harus membuat peraturan akhir setiap kali tim tidak berhasil membuat suatu keputusan, dan peraturan akhir itu bukan merupakan persesuaian. 




4.5 Dimensi Tim yang Efektif 
Menurut Johnson dan Johnson (dalam Smither, Houston, dan Mclntire, 1996), ada 9 dimensi dalam model efektifitas tim yang dapat digunakan untuk mengevaluasi anggota tim dan mengidentifikasikan kekuatan serta kelemahan yang ada di dalam tim, yaitu: 
  1. Pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan Setiap anggota tim harus memahami tujuan tim secara jelas dan memiliki kemauan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tim karena tujuan tim adalah merupakan hasil dari tujuan bersama dimana tujuan tim pada akhirnya akan mendorong terwujudnya kerjasama dalam tim sehingga kerjasama dalam tim mampu untuk meningkatkan prestasi, produktivitas, dan menciptakan hubungan kerja yang positif diantara sesama anggotanya. 
  2. Komunikasi mengenai ide dan perasaan Komunikasi di antara anggota tim harus melibatkan penyampaian dan penerimaan informasi tentang ide-ide dan perasaan. Dalam tim yang tidak efektif, komunikasi sering satu arah dan memfokuskan secara eksklusif hanya pada ide saja. Dengan mengabaikan atau menekan perasaan, maka tim berisiko kehilangan informasi yang berharga dan dapat melemahkan kohesivitas tim. 
  3. Kepemimpinan yang berpartisipasi Kepemimpinan harus berpartisipasi dan mendistribusikan peran kepemimpinannya kepada semua anggota tim. 
  4. Fleksibel dalam menggunakan prosedur pembuatan keputusan Prosedur pengambilan keputusan harus sesuai dengan kebutuhan tim dan sifat keputusannya. Keterbatasan waktu, keterampilan anggota dan implikasi dari semua keputusan tim harus dinilai secara hati-hati. Sebagai contoh, ketika keputusan-keputusan penting dibuat maka akan membutuhkan dukungan dari anggota tim untuk mengimplementasikan dan melakukan strateginya dengan efektif. 
  5. Manajemen konflik yang konstruktif Tim yang tidak efektif sering mencoba untuk mengabaikan atau menekan konflik, sedangkan tim yang efektif dapat menggunakan konflik dengan cara yang konstruktif. Ketika dikelola dengan baik, konflik dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang baik pula yakni memecahkan masalah dengan lebih kreatif, dan jumlah partisipasi anggota tim yang lebih tinggi. 
  6. Kekuasaan berdasarkan keahlian, kemampuan, dan informasi Anggota tim harus mampu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain untuk mengkoordinasikan kegiatan tim. Kekuasaan dan saling mempengaruhi ini harus terwujudkan secara merata dalam tim. Apabila kekuasaan dan kegiatan saling mempengaruhi ini hanya dipusatkan pada beberapa orang anggota tim saja maka kemungkinan efektifitas tim, komunikasi dan kohesivitas tim akan menjadi berkurang. 
  7. Kohesi tim Dalam tim yang kohesif, setiap anggota merasa saling menyukai antara satu sama lainnya dan merasa puas dengan keanggotaan tim mereka. Meskipun kohesi tidak mengarah kepada efektifitas namun ia memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan tim yang efektif yaitu ketika ia dikombinasikan dengan dimensi lain dari efektifitas tim maka sebuah tim yang memiliki kohesivitas yang tinggi cenderung meningkatkan produktivitas. 
  8. Strategi pemecahan masalah Tim harus mampu mengenali masalah dan menghasilkan solusi secara tepat. Setelah solusinya diimplementasikan, tim harus mengevaluasi keefektifan dari solusi tersebut. Ketika sebuah tim mampu untuk mengenali masalah-masalah yang sering muncul dan menyelesaikannya dengan memberikan solusi yang tepat maka sebuah tim yang efektif juga akan mampu untuk mengidentifikasikan kemungkinan-kemungkinan masalah-masalah yang akan muncul dikemudian hari serta mampu memberikan solusi yang inovatif. 
  9. Efektivitas interpersonal Anggota tim harus mampu untuk berinteraksi dengan anggota tim lainnya secara efektif sehingga membuat efektifitas interpersonal anggota tim menjadi meningkat. Efektifitas interpersonal dapat diukur dengan menggabungkan konsekuensi tindakan anggota kelompok dengan tujuan anggota tim. Kecocokan antara tujuan anggota tim dan konsekuensi dari peningkatan perilaku mereka, maka membuat interpersonal efektifitas anggota tim juga juga menjadi meningkat. 
4.6 Manfaat dan Fungsi Tim Kerja 
Richard Y. Chang & Mark J. Curtin (1998) menyatakan manfaat tim bagi individu dan tim bagi organisasi, yaitu: 
Team building  yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan akan memberikan hasil perubahan yang jauh lebih baik dalam pencapaian kerja.  
1.     Manfaat bagi pimpinan dalam Team / Kelompok :
a.    Pimpinan tim akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif
b.    Pimpinan tim mampu menyesuaikan gaya kepimimpinannya, dengan lebih memperhatikan kepentingan dan tanggung jawab kelompok dibandingkan kepentingan pribadi
c.    Terdapat apresiasi yang lebih besar dari pimpinan tim terhadap kebutuhan anggota tim dan bagian-bagian dalam tim.
d.    Pimpinan menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi  secara langsung kepada anggota tim sehingga terjadi hubungan pengertian yang lebih baik antara pimpinan dan anggota tim.
e.    Pimpinan tim memiliki inisiatif untuk lebih memahami prakasa anggotanya.
f.    Pimpinan mempunyai komitmen yang lebih tinggi terhadap sasaran kerja dan memiliki harapan yang lebih besar.

2.    Manfaat bagi individu anggota tim /kelompok :
a.    Sebagian besar individu memiliki pendekatan yang lebih persuasif, toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk mengajukan argumentasi tanpa terikat oleh hirarki.
b.    Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok menjadi lebih bebas  dan terbuka, yang selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam perkembangan kelompok.
c.    Terdapat “ruang “ yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa kelemahan-kelemahan pribadi, bahkan kadangkala tidak jarang yang mengundurkan diri karena kesadaran diri (ini bukan penyelesaian yang diharapkan).
d.    Banyak masalah antar pribadi sesama anggota tim/kelompok yang selama ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih mudah karena keterbukaan semua anggota tim.
e.    Dapat pekerjaan lebih bervariasi serta meningkatkan kesempatan mempelajari keahlian baru.
f.    Kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan yang benar oleh setiap anggota di dalamnya.
3.    Manfaat Bagi pelaksanaan  kerja tim/kelompok, yaitu :
a.    Pertemuan tim/kelompok menjadi lebih terstruktur dan efektif yang menjadikan produktivitas team kerja lebih baik.
b.   Hasil   yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan baik kepada sesama peserta.
c.    Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai sasaran,  peningkatan kemampuan dalam mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara yang lebih profesional.
d.    Tingkat komunikasi dalam dan antar kelompok menjadi lebih komprehensif dan efektif, walaupun dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
e.    Komitmen yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru terhadap keputusan yang diambil.
f.    Terciptanya otonomi yang lebih besar pada tingkat manajer.
g.    Lebih fleksibel dalam operasinal kerja yang menjadikan  banyak waktu digunakan untuk bekerja sama dengan kolega dan bekerja sama dalam mencapai tujuan. 
h.    Meningkatkan rasa tanggungjawab.





 BAB 5
Team work dan Implikasi Manajerial
5.1 Kekuatan Team Work
 
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Berikut poin-poin teamwork yang baik:
1.     Teamwork adalah kerjasama dlm tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
2.    Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
3.    Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
4.    Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus  disingkirkan.
5.    Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
6.    Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa    menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
7.    Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi  modal sukses bersama.
8.    Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
9.     Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
10. Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target.
11.  Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada  pemboikotan kerjasama.
12. Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target  tidak perlu waktu yang lama.
13. Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream work’.
5.2 BEKERJASAMA DALAM KELOMPOK DAN TEAM WORK
Pengertian Kelompok  :  Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung  hidup dengan cara berkelompok. Berbagai kelompok manusia bisa ditemukan di atas permukaan bumi ini. Dasar pandangan dalam membentuk kelompok itu sendiri bisa berdasarkan dari berbagai macam hal. Mulai dari kelompok orang yang mempunyai hobi yang sama, aktivitas yang sama, sampai kelompok orang yang berasal dari suatu daerah yang sama.
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).
PENGERTIAN KELOMPOK MENURUT BEBERAPA AHLI :
1.  Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
2.   Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran.
3.  Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.
4.  Menurut  Muzafer Sherif, Kelompok  adalah kesatuan  yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.
5.  Menurut De Vito (1997) : kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.



Karakteristik Kelompok
1.Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik   secara verbal maupun non verbal.
2.    Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
3.    Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4.    Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5.    Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu     sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
1.       Tahapan    pembentukan  kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.

Tahap 1 – Forming
Pada t ahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
Tahap 3 - Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap 4 - Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
Tahap 5 - Adjourning dan Transforming
 dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
5.3      TEAMWORK Conflict
Konflik sering timbul dimana saja termasuk di dalam kelompok, pendamping diharapkan dapat mendampingi kelompok dalam mengatasi konflik-konflik yang timbul.
Beberapa tanda adanya konflik:
§  anggota kelompok / tim memberi komentar dan saran dengan penuh emosi
§  anggota kelompok / tim menyerang pendapat orang lain, sebelum gagasan tersebut selesai diungkapkan
§  banyak keluhan
§  anggota kelompok / tim saling menyerang langsung ke pribadi dan bukan ke pokok permasalahan
§  diam ketika ditanya atau diminta pendapat atau bersikap acuh tak acuh
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain. Meskipun hidup berkecukupan, kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik yang cukup, ia akan selalu membutuhkan lingkungan dimana dia bisa berbagi, saling memberi support dan bergotong royong.Manusia tidak hanya membutuhkan agama, ilmu pengetahuan, atau hiburan atau kesenian, tetapi juga kebersamaan. Semuanya diperlukan. Karena dengan agama hidup lebih terarah, dengan pengetahuan hidup akan lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah dan dengan kebersamaan hidup akan lebih berfaidah.
Penyelenggaraan  teamwork dilakukan karena pada saat ini tekanan persaingan semakin meningkat, para ahli menyatakan bahwa keberhasilan organisasi akan semakin bergantung pada  teamwork daripada bergantung pada individu-individu yang menonjol. Konsep tim maknanya terletak pada ekspresi yang menggambarkan munculnya sinergi pada orang-orang yang mengikatkan diri dalam kelompok yang disebut dengan temwork.
Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Sebuah teamwork akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.
 Bekerja Sama Dalam Teamwork
Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Menjalani suatu track kehidupan pekerjaan, tak kan mudah kita bisa berpaling dari suasana yang menuntut keharusan bekerja sama, atau bisa dikata, lebih dari sekedar bekerja bersama-sama atau bahkan dikatakan bersama-sama bekerja dengan teman kerja (team work).
Ada saat kita berposisi sebagai staf, namun lambat atau cepat, bisa juga beralih posisi sebagai manajer. Berikut adalah tips bekerja sama dalam team work sehingga mungkin bisa sedikit membantu agar tercapai harmoni dan soliditas antar sesama anggota tim.
1.     Mengenal setiap personil tim.
2.    Temukan kesamaan untuk memperlancar komunikasi carilah kesamaan antara Anda dan rekan sekerja.
3.    Hargai kesempatan orang lain bicara.
4.    Bersikap ramah.
5.    Tuliskan dan dokumentasikan.
6.    Terbuka dan jujur.
7.    Kendalikan emosi.
8.    Selalu tawarkan solusi.
Implikasi Pada Manajerial
Implikasi Manajerial
Untuk meningkatkan efektifitas teamwork di dalam sebuah perusahaan, memerlukan teamwork yang baik (solid) antara bagian dan divisi dalam perusahaan tersebut, agar s      etiap divisi dan bagian mampu bekerja dan menjalankan perannya masing – masing tanpa adanya suatu masalah tertentu. Sehingga memberikan efek yang baik pada kinerja divisi / bagian di perusahaan tersebut.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen.
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1.     Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2.    Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.

Implikasi manajerial dalam hal pembentukan kelompok sangat terlihat pada pembentukan team work pada suatu perusahaan. Perusahaan dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan proses operasional usaha mereka melalui team work. Pemimpin perusahaan juga dapat lebih mudah dalam mengontrol tenaga kerja mereka sehingga dapat memberikan apresiasi sesuai dengan hasil pencapaian baik secara umum melalui team work maupun secara khusus melalui anggota-anggotanya.
Dalam pengambilan keputusan dibidang manajerial, seorang pemimpin harus memperhatikan segala aspek yang melatarbelakangi sebuah permasalahan yang harus diberikan jalan keluar. Ketrampilan seorang pemimpin dalam hal ini harus selalu diasah karena permasalahan yang muncul akan semakin kompleks dan semakin membutuhkan pertimbangan yang matang. Dibutuhkan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan-keputusan penting, tetapi resiko dari keputusan yang telah diambilpun harus bisa diterima oleh semua kalangan. Oleh karena itu penting untuk seorang pemimpin memperhatikan detail dari semua aspek yang ada, sebisa mungkin sebuah keputusan harus diambil untuk kebaikan dan keadilan semuanya. 
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for production”. Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu:
1.        Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
2.        Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
3.        Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
4.        Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
5.        Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.




DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34112/4/Chapter%20II.pdf
Sumber : blocknotinspire.blogspot.com
BOOKS

2008.”kelompok kerja yang efektif”,Yogyakarta: Cempaka 9


“Kiat sukses manajemen tim kerja”


Gramedia Pustaka Utama, 2003 - Personnel management - 164 pages

Comments

Popular Posts