MANAJEMEN STRATEGI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen SDM sangat
perperan penting untuk mengatur pengelolaan SDM dan sumberdaya perusahaan agar
memberikan hasil maksimal dan memiliki loyalitas tinggi. Selain itu juga akan
memiliki profesionalitas terbaik yang dapat diandalkan untuk mencapai
tujuan dan sasaran perusahaan. Sumber daya
manusia yang bermutu semakin dibutuhkan setiap perusahan untuk mencapai sasaran
perusahaan. Semakin baik kualitas sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan
maka daya saing perusahaan tersebut akan semakin baik.
Di dunia usaha, faktor manusia merupakan satu-satunya faktor
yang harus dinilai sebagai aset paling utama di dalam perusahaan. Namun
demikian, belum semua perusahaan menerapkan kebijakan mengenai pentingnya
melakukan penyusunan kebutuhan tenaga kerja. Hal tersebut mungkin disebabkan
oleh beberapa hal, misalnya saja kebijakan perusahaan yang belum baku,
kebutuhan tenaga kerja selama ini dianggap masih memadai sehingga tidak
diperlukan perencanaan tenaga kerja, program pengembangan perusahaan belum
mempertimbangkan faktor manusia sebagai faktor yang strategis, dan masih banyak
faktor lainnya yang tentu akan sangat beragam di masing-masing perusahaan.
Penyusunan rencana kebutuhan tenaga kerja pada setiap bagian
harus didasarkan pada pertimbangan bahwa struktur organisasi dan content dari
setiap job telah disusun dan ditetapkan sesuai dengan standar struktur
organisasi yang berlaku. Dengan adanya struktur organisasi yang telah sesuai
dengan standar (didasarkan pada aktivitas organisasi yang bersangkutan dan
diarahkan kepada visi, misi, dan tujuan), maka rencana kebutuhan tenaga kerja
diharapkan dapat dikelola dengan lebih baik dan seimbang antara kualitas dan
kuantitasnya.
Dari segi kualitas, tenaga kerja yang dibutuhkan harus dapat
memenuhi kriteria SAK (skill, attitude, knowledge) yang telah ditetapkan pada
saat proses standardisasi struktur organisasi tersebut di atas. Dengan
demikian, dalam menentukan kuantitas (jumlah) tenaga kerjanya, setiap bagian
organisasi diharapkan tidak akan mengalami kesulitan karena telah memahami
sistem kerjanya (organisasi) dengan lebih baik.
BAB
II
LANDASAN
TEORI.
2.1 KONSEP STRATEGI PERUSAHAAN
Setiap perusahaan akan selalu
berusaha memperoleh keuntungan dengan memiliki strategi dalam usaha mencapai
tujuannya. Selain memperoleh keuntungan perusahaan perlu memikirkan cara agar
dapat bertahan dalam bisnis untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, perusahaan
perlu menetapkan strategi yang akan dilakukan untuk dapat bertahan dalam
bisnis.
Agar konsep strategi perusahaan
dapat dilaksanakan dan menjadi acuan seluruh karyawan PTPN X, maka :
1. Setiap
karyawan dalam perusahaan harus mengerti konsep strategi dan penjabarannya
sehingga dapat menyesuaikan pelaksanaan aktivitas dan perilakunya kearah
tercapainya strategi perusahaan.
2. Proses
pengambilan keputusan harus searah dengan pelaksanaan strategi
3. Diperlukan
adanya suatu metode pengukuran performa yang terstruktur, yang menyediakan
informasi untuk membantu menentukan target, pengalokasian sumber daya,
menentukan atau mengubah kebijakan untuk mencapai target dan pelaporan
4. Hasil
pengukuran yang diperoleh dijadikan sebagai peringatan awal atau titik tolak
untuk mengidentifikasi hal-hal pada masa mendatang.
Dalam kondisi lingkungan perusahaan
yang selalu berubah dan tidak kontinyu, perusahaan dihadapkan pada permasalahan
mendasar yaitu bagaimana memilih arah yang benar untuk pertumbuhan dari
beberapa alternatif yang tersedia dan bagaimana mengalokasikan sumber daya dari
arah yang dipilih. Untuk itu PTPN X perlu membuat formula strategi dan
implementasinya. Stategi pun menjadi hal penting yang diperlukan sebagai alat
manajerial. Kemampuan dalam menciptakan keselarasan antara kepentingan
konsumen, masyarakat dan perusahaan akan menghasilkan strategi yang harmonis
bagi perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai strategi
yang jelas atau formal, lebih unggul (outperformed) kinerjanya dibanding
dengan perusahaan yang tanpa atau tidak terformulasikan dengan jelas
strateginya. Dengan menggunakan manajemen strategis, PTPN X pada akhirnya dapat
memahami kekuatan bersaing dan menggembangkan keunggulan kompetitif
bekelanjutan perusahaannya secara sistematis dan konsisten.
Agar strategi efektif, maka MSDM
strategis harus dirumuskan setelah mempertimbangkan lingkungan organisasi, misi
dan tujuan, strategi, serta kekuatan dan kelemahan internal termasuk budaya
organisasinya dengan tahapan sebagai berikut :
2.2 PENDEKATAN MANAJEMEN STRATEGIK
PERUSAHAAN
Fakta
menunjukkan bahwa organisasi dapat bersaing secara efektif di pasar adalah
salah satu tugas utama manajemen. Dalam era perubahan transformasional, baik
Huselid (1995) dan Barney (1995) berpendapat bahwa sumber-sumber keunggulan
kompetitif menjadi kurang penting, apa yang tersisa, sebagai faktor pembeda
kritis adalah organisasi, karyawan dan bagaimana mereka bekerja. Proses yang
berkaitan dengan strategi SDM dan strategi kompetitif perusahaan telah mencapai
puncak, diikuti oleh dua pendekatan yang berbeda.
Pencarian guna
mengidentifikasi implementasi kerja berkinerja tinggi mempengaruhi kinerja
karyawan dan organisasi semakin sibuk dengan berbagai literatur yang tertuju
pada strategi HRM.
Usaha-usaha untuk mengintegrasikan fungsi-fungsi SDM dalam
strategi bisnis perusahaan dapat dilakukan dengan tiga model pendekatan :
1. Mencocokkan
atau menyesuaikan gaya manajerial atau aktivitas personel karyawan.
2. Meramalkan
kebutuhan karyawan dengan memberikan sasaran-sasaran strategis atau kondisi
lingkungan yang pasti.
3. Menyediakan
sarana-sarana integrasi SDM dalam usaha secara menyeluruh untuk menyesuaikan
strategi dan struktur perusahaan.
“praktek
terbaik” sebagai besar pendekatan dalam bidang HRM terinspirasi oleh
karya Pfeffer (1998, 1994). Bernard & Rodgers (2000) yang menganggap
pertumbuhan minat tinggi-kinerja-sistem untuk penurunan daya saing perusahaan
mengikuti bentuk tradisional organisasi kerja. Tentu saja, bukti empiris dari studi
tentang poin sistem kerja yang berkinerja tinggi dipengaruhi secara positif
dari praktek-praktek HRM tertentu yang tergambar pada kinerja keuangan
organisasi (Huselid et al 1997;. Huselid 1995).
Marchington
& Grugulis (2002) berpendapat bahwa konsep praktik terbaik merupakan
masalah. Mereka berpendapat bahwa, ketika membongkar, praktek terbaik sering
kurang baik daripada yang diharapkan, kadang-kadang muncul untuk menampilkan
pesan yang bertentangan, yang tidak berlaku universal dan cenderung mengabaikan
setiap masukan aktif dari karyawan.
Demikian
pula, Tanjung & Crocker-Hefter (1996) berpendapat bahwa gagasan “praktek
terbaik” mungkin dibesar-besarkan. Mereka menunjuk keberhasilan dan daya saing
banyak perusahaan yang tidak menerapkan praktek-praktek seperti bukti untuk
argumen mereka bahwa itu adalah kompetensi inti dari suatu perusahaan yang
menentukan daya saing.
Pendekatan
kedua, yang berasal dari bidang manajemen strategis, mengambil pandangan bahwa
praktek MSDM dan kebijakan harus menuntun mereka dari keputusan tentang arah
strategis dan posisi organisasi di pasar. Khas dari pendekatan ini adalah karya
Miles dan Snow (1984) yang mengusulkan bahwa organisasi mengejar strategi
tertentu perlu mengadopsi serangkaian kebijakan HRM, yang cocok
baik struktur organisasi maupun strategi.
2.3 PERENCANAAN MANAJEMEN STRATEGIK
Perubahan-perubahan fundamental
dalam lingkungan bisnis telah mengakibatkan perubahan dramatis pada sifat-sifat
penting sistem sumber daya manusia (SDM) dan menunjukkan makin pentingnya SDM
bagi suatu bisnis. Strategi bisnis sebagai suatu guidancedalam
perusahaan bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuan strategisnya. Keberhasilan suatu strategi harus dipahami sebagai
keberhasilan implementasinya.
Dalam perspektif manajemen strategic, strategi
SDM merupakan bagian dari proses implementasi strategi bisnis. Artinya jika
strategi SDM terisolasi dari strategi bisnis yang menjadi pilihan strategi
perusahaan maka praktek-praktek pengelolaan SDM dalam perusahaan tidak akan
menghasilkan SDM yang berkualitas seperti harapan.
Strategi bisnis di masa yang akan datang sangat dipengaruhi
perubahan kondisi lingkungan, menuntut perusahaan untuk mengembangkan program
yang mampu menerjemahkan current issues dan mendukung rencana
bisnis masa depan. Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas bisnis
dan perencanaan SDM, globalisasi, kemajuan teknologi, pertumbuhan ekonomi dan
perubahan komposisi angkatan kerja. Perubahan lingkungan bisnis akan membawa
perubahan pada strategi bisnis. Perubahan strategi bisnis akan memperjelas ke
arah mana visi dan misi bidang SDM. Dalam pengertian ini SDM merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari perusahaan, karena perubahan menyangkut banyak
aspek dan tuntutan yang harus dicapai maka pengembangan kualitas SDM adalah hal
yang tidak dapat ditawar lagi oleh perusahaan.
Intergrasi fungsi SDM dan strategi bisnis perusahaan sangat
penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan. Melalui integrasi
tersebut diharapkan tercapai efektivitas fungsi SDM dalam melakukan fungsinya,
memberikan nilai tambah bagi perusahaan, memperbaiki kinerja perusahaan dan
meningkatkan fleksibilitas perusahaan agar mampu beradaptasi dengan perubahan
dan dan perkembangan lingkungan bisnis. Sehingga perusahaan mampu memenangkan
persaingan bisnis dalam lingkungan bisnis yang makin kompetitif. Hubungan
antara bisnis dan strategi sumber daya manusia :
2.4 TANTANGAN GLOBALISASI DAN PERAN MANAJEMEN STRATEGIK
DALAM ORGANISASI
Keberhasilan perusahaan dalam
persaingan pasar ditentukan oleh sejauh mana manajemen mampu mengidentifikasi
berbagai bentuk tantangan dalam persaingan. Persoalan ancaman persaingan
global, tuntutan kualitas prima, downsizing, restrukturisasi,
penciptaan budaya perusahaan yang inovatif dan flexibel merupakan hal-hal yang
harus dihadapi oleh perusahaan saat ini. Persaingan global memberikan efek
tertentu terhadap kompetensi perusahaan sehingga kemampuan perusahaan merupakan
tantangan yang krusial dalam upaya memenangkan persaingan bisnis. Persoalan
utamanya justru terletak pada kesiapan PTPN X dalam memanfaatkan peluang dan
memenangkan persaingan, khususnya kesiapan sumber daya manusianya. Kunci
keberhasilannya terletak pada daya saing dan kinerja perusahaan. Perusahaan
yang ingin menjadi pemenang dalam persaingan bisnis tentunya harus mampu
melakukan berbagai perubahan dan inovasi organisasional.
Kemampuan perusahaan dalam memenangkan persaingan global
sangat ditentukan oleh kesiapan SDM nya. Memiliki SDM yang kompeten, yaitu SDM
yang berbasis pengetahuan (Knowledge based worker) yang menguasai lebih
dari satu ketrampilan (multiskill worker) menjadi syarat pokok
perusahaan dalam meraih daya saing pasar.
Dalam konteks PTPN X, pengelolaan sumber daya manusia perlu
diarahkan pada suatu model yang dapat menarik seluruh potensi sumber daya
manusia tersebut bagi kepentingan perusahaan. Atau dengan kata lain,
pengelolaan sumber daya manusia harus dapat diarahkan pada upaya yang mampu
menggali potensi SDM, membangun kepercayaan dan mempertahankan reputasi PTPN X
sehingga mampu melakukan penyesuaian dengan perubahan kebutuhan pasar dan
tujuan strategi perusahaan.
Pada saat ini PTPN X harus bertransformasi terhadap Human Capital
Management(HMC), dimana manusia telah dianggap sebagai engine dalam
proses transformasi karyawan, bukan lagi sebagai cost namun
sebagai human capital yang memberikan nilai tambah pada
perusahaan. Hasil dari transformasi manusia yang dipandang sebagai biaya dan
indikator keberhasilannya adalah efisiensi, berubah sebagai asset perusahaan
dan indikator keberhasilannya adalah inovasi dan value creation,
sebab pengembangan SDM bagi perusahaan pada hakekatnya adalah investasi. Dengan
manjemen SDM yang baik, perusahaan akan memiliki kekuatan kompetitif dan
menjadi sulit untuk ditiru.
Konsep Human Capital
Management menjawab pemikiran bagaimana seorang karyawan mempunyai
kompetensi sesuai dengan posisi kerjanya dengan menempatkan insan perusahaan
yang bertalenta tinggi untuk menempati posisi yang sesuai dengan talenta
mereka. Pendekatan ini dirancang sebagai suatu sistem untuk menciptakan
keunggulan kompetitif yang berkesinambungan melalui pengembangan karyawan dalam
perusahaan.
Peran Human Capital Management menurut
Ulrich (1997) adalah sebagai berikut :
1. Management
of Firm Infrastructure
Berada pada kuadran proses dan operasional dengan hasilnya
adalah infrastruktur yang efisien, sehat dan produktif. Kegiatan pokoknya
adalah melakukan rekayasa ulang menuju perbaikan perusahaan.
2. Management
of Employee Contribution
Usaha untuk meningkatkan loyalitas kemampuan karyawan.
Loyalitas berhubungan dengan motivasi dan etos, bukan sekadar uang. Kemampuan
ini yang berhubungan dengan keahlian, kecakapan, dan kecepatan dalam merespon
permasalahan.
3. Management
of Strategic Human Resources
Membahas mengenai keselarasan strategi manajemen human
capital dan strategi bisnis secara keseluruhan atau penyesuaian antara
visi human capital dengan visi perusahaan.
4. Management
of Transformation and Change
Peran ini tergolong sulit karena berhubungan langsung dengan
orang, strategi dan masa depan. Transformasi manajemen merupakan suatu
metodologi yang komprehensif dari program percepatan pembaharuan perusahaan.
Desain utamanya adalah membawa perusahaan ke arah yang lebih produktif dengan tingkat
keuntungan yang tumbuh secara berkesinambungan.
Peran MSDM dalam peningkatan daya
saing dan kinerja perusahaan.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki daya saing atau
keunggulan kompetitif (competitive advantage) adalah ketika
perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing, melakukan
sesuatu lebih baik dari perusahaan lain atau mampu melakukan sesuatu yang tidak
mampu dilakukan oleh perusahaan lain.
Terdapat dua tipe keunggulan kompetitif, yaitu : cost
advantage dan differentiationadvantage. Suatu
keunggulan kompetitif muncul ketika perusahaan dapat menghasilkan produk yang
sama dengan yang dihasilkan pesaingnya dengan biaya yang lebih rendah (cost
advantage), atau menghasilkan produk yang berbeda dan lebih baik dari yang
dihasilkan pesaingnya (differentiation advantage). Keunggulan kompetitif
akan memungkinkan perusahaan untuk menciptakan nilai lebih kepada pelanggannya
dan perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Cost
advantage dan differentiation advantage ini dikenal
dengan positional advantage karena dapat memposisikan
perusahaan sebagai pemimpin industri dalam hal biaya (cost) ataupun
dalam keunikannya (differentiation).
2. 5 DAYA SAING PERUSAHAAN
Kombinasi dari pengelolaan yang baik atas resources dan capabilities,
serta pemilihan untuk menjalankan cost atau differentiation
advantage akan menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan
dalam menghadapi para pesaingnya : gambar nya diambil yaa
Daya saing atau kompetitif berakar pada pengalaman (experience),
percobaan dan analisis kontekstual. Ketiganya berada dalam satu pemahaman
yakni insight, sebagai modal dalam membentuk pengetahuan melalui
pengelolaan informasi dan interaksi kolaboratif. Dalam menciptakan inovasi,
pengetahuan yang ada ditranslasikan ke dalam tindakan (action) dengan
dukungan teknologi, proses dan sumber daya manusia. Faktor kesuksesan yang juga
menentukan dalam pembentukan daya saing perusahaan (selain faktor modal dan
keuangan) adalah :
1. Sumber
daya manusia
Di dalam perusahaan SDM merupakan lokus dari pengetahuan,
ide-ide dan pengalaman yang merupakan modal dalam penciptaan inovasi.
2. Budaya
perusahaan.
Nilai-nilai dalam perusahaan menentukan seberapa kuat proses
berbagi pengetahuan yang di bangun dalam perusahaan.
3. Sistem Knowledge
Management
Penerapan KM dalam perusahaan akan berdampak besar dalam
menciptakan prosedur penciptaan hingga penyebaran pengetahuan. Penciptaan
inovasi sebagai daya saing harus ditopang oleh sistem KM yang kuat dan
berorientasi jangka panjang.
Ukuran kualitas karyawan perusahaan yang diharapkan dapat
digambarkan melalui karakteristik SDM strategik berikut ini (Reilly
:2011) :
§ Terintegrasi : mencakup
pengintegrasian serangkaian aktivitas dalam perusahaan.
§ Komprehensif : mencakup
seluruh kegiatan operasional dalam perusahaan.
§ Memberi nilai tambah
yang tinggi : fokus pada kegiatan bisnis penting.
§ Membangun modal sosial
: membantu proses sharing pengetahuan, jaringan dan relasi.
§ Mampu mengantisipasi
perubahan : melalui analisis internal dan eksternal perusahaan.
Kualitas SDM strategik ini tentu
tidak datang dengan sendirinya tetapi terletak pada kemampuan perusahaan dalam
memberikan perhatian terhadap SDM melalui pengembangan sistem dan praktik
pengelolaan SDM dengan baik. Dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi
faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui pendidikan merupakan
hal yang harus dikedepankan. Kualitas SDM juga menyangkut dimensi yang
seringkali sulit diukur, seperti etos kerja serta dorongan untuk beraktualisasi
dalam mencapai kinerja superior. Untuk itu dibutuhakn komitmen yang tinggi dari
para pengelola PTPN X untuk meningkatkan kualitas SDM melalui strategi,
kebijakan praktik perusahaan yang terintegrasi menuju keunggulan bersaing
dengan membangun basis-basis keunggulan bersaing perusahaan. Pengintegrasian
SDM dalam strategi bisnis ini dimaksudkan untuk memberdayakan SDM yang dimiliki
dalam penegelolaan berbagai unit kerja dalam PTPN X agar proses pengelolaan
sumber-sumber daya tersebut dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Dalam rangka meningkatkan kinerja
dan daya saing PTPN X harus berupaya meningkatkan kinerja SDM dengan
meningkatkan keahlian dan ketrampilan untuk mempersiapkan SDM menghadapi
promosi jabatan maupun pemecahan masalah. Peningkatan kinerja ini dapat
dilakukan melalui proses pendidikan, pelatihan dan pengembangan SDM. Pendidikan
dan pelatihan menitikberatkan pada beberapa jenis ketrampilan dan keahlian yang
relatif sejenis serta dilakukan dalam jangka pendek, sedangkan proses
pengembangan SDM lebih berorientasi pada peningkatan ketrampilan dan keahlian
yang lebih luas dan beragam serta dapat dilakukan dalam jangka panjang.
2.6
MSDM STRATEGIK DALAM MEINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN
Perusahaan yang ingin menjadi
menjadi pemenang dalam persaingan bisnis
tentunya harus mampu melakukan berbagai perubahan dan inovasi organisasional.
Kemampuan perusahaan dalam memenangkan persaingan gobal sangat ditentukan oleh
kesiapan sumber dayanya (SDM). Berbagai perusahaan terkemuka di dunia telah
membuktikan bahwa human resources adalah kunci keberhasilan mereka dalam
memenangkan pasar global. Hal ini dapat dipahami karena sistem manajemen dan
strategi bisnis apapun yang diterapkan tanpa dukungan SDM yang memadai akan
sulit diharapkan efektivitasnya.
Saat ini telah bekembang paradigma
baru tentang pengelolaan manusia dalam organisasi yang dikenal dengan MSDM
Strategik yang mengintegrasikan sistem-sistem SDM dengan strategi perusahaan
sebagai perwujudan keselarasan strategi SDM dengan strategi perusahaan. Model
strategic business partner merupakan model yang menekankan integrasi yang tepat
atau sesuai dari praktik-praktik SDM dengan strategi bisnis organisasi dalam
rangka meningkatkan daya saing dan akselarasi kinerja perusahaan. Oleh sebab itu
pengembangan SDM sudah harus dilakukan secara integral dengan strategi
perusahaan dan senantiasa mempertimbangkan pengaruh perkembangan global sebagai
pemacunya. Para eksekutif PTPN X perlu menyatukan pandangan terhadap Human
Resources Startegy ini dalam rangka meningkatkan daya saing dan mengakselerasi
kinerja perusahaan.
Manusia sebagai sumber daya di dalam
perusahaan haruslah diatur sedemikian rupa agar terkoordinasi dengan baik dan
bisa mendukung pencapaian rencana strategis perusahaan. Apabila sumber daya
manusia ini tidak dikelola dengan baik dan benar maka kesuksesan perusahaan
dalam pencapaian rencana strategisnya akan sulit untuk diwujudkan. Meskipun
arah perusahaan sudah mulai diotomatisasi yang berarti dulunya dikerjakan oleh
manusia sekarang sudah digantikan mesin namun peran manusia di dalam perusahaan
tidak dapat disingkirkan atau diabaikan. Sehebat apapun mesin tetaplah manusia
lebih unggul karena manusia tidak hanya memiliki kemampuan intelektual tetapi
juga kemampuan emosional. Oleh karena itu penulis berkeyakinan bahwa manajemen
SDM merupakan hal yang penting dan ordinary dalam menjalankan perusahaan.
Dewasa ini dalam era keterbukaan
ekonomi global dan mendekati Masyarakat Ekonomi Asean, BUMN makin dituntut
untuk lebih efisien dalam bekerja agar lebih kompetitif menghadapi persaingan
dan meningkatkan akselerasi kinerjanya. Kendala yang sering dialami dalam
menghadapi tantangan persaingan berawal dari SDM yang belum siap karena belum
memiliki jiwa bisnis atau komersial. Kesalahan-kesalahan dalam rekruitmen,
pengembangan SDM, penempatan dan lain-lain harus dibenahi secara bertahap.
Aktivitas dalam mengkoreksi distorsi pengelolaan SDM itu, telah banyak
dilakukan pelatihan-pelatihan tetapi
pelatihan tersebut belum dirancang dan dievaluasi secara cermat.
Pengelolaan sumber daya manusia
merentang dari mulai proses memperoleh, melatih, mengembangkan, menilai,
mengkompensasi serta merencanakan karir karyawan sembari memperhatikan hubungan
ketenagakerjaan, kesehatan, keselamatan, keamanan dan keadilan untuk karyawan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada persaingan global, perusahaan
yang ingin memenangkan persaingan bisnis harus memiliki keunggulan bersaing
dibanding pesaing-pesaingnya. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber keunggulan
kompetitif yang penting bagi perusahaan karena SDM adalah pelaksana setiap
kegiatan dalam perusahaan. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah
satu kunci keberhasilan dalam menjalankan strategi bisnis perusahaan.
Ketrampilan, kompetensi dan pengetahuan dari sumber daya manusia menjadi
penentu daya saing perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan aktivitas
bisnis.
Strategi pengelolaan sumber daya
manusia yang sejalan dengan strategi perusahaan akan mendorong pencapaian
tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi, percepatan proses bisnis
perusahaan dan peningkatan kualitas organisasi perusahaan. Mengingat pentingnya
SDM dalam perusahaan perlu adanya integrasi fungsi-fungsi SDM dalam strategi
bisnis perusahaan. Melalui integrasi tersebut diaharapkan tercapai efektivitas
fungsi SDM dalam melakukan fungsinya, memberikan nilai tambah bagi perusahaan,
meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan fleksibilitas perusahaan untuk
mampu beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan lingkungan bisnis sehingga
perusahaan mampu memenangkan persaingan bisnis dalam lingkungan bisnis yang
makin kompetitif.
3.2 Saran
a) Perlu
dikaji lebih dalam lagi tentang teori manajemen strategi di Indonesia agar
mendapat informasi yang lebih akurat.
b) Diharapkan
para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasi-kannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Sikap
untuk lebih kreatif dalam menjalankan suatu usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment