Analisis Manajemen Sumber Daya Manusia
TUGAS DAN UTS
MSDM
NAMA KELOMPOK:
REGINA GEMELLY USWATUN HASANNAH (1501025037)
MULIANI KARTIKA SARI (1501025167)
JURUSAN :
MANAJEMEN 3A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2016
KATA
PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur Kehadirat
Allah SWT kami panjatkan atas limpahan rahmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Kami sadar sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan ilmu pengetahuan
dan kemampuan kami dalam membuat makalah. Oleh karena itu kami menerima segala
kritik dan saran yang dapat menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Samarinda
, 18 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
COVER
……………………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR ………………………….…………………………..……………..
2
DAFTAR ISI
………………………………………………………………...………….... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….……….. 4
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………….…… 5
BAB II TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
……………………………………..… 6
2.2 Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia
………………………………...……. 7
2.3 Proses Tahapan Manajemen Sumber Daya Manusia
……………………………..........8
2.4 Peran dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
……………………………….. 11
2.5 Peran dan Fungsi Bidan di Rumah Bersalin
…………………………………...…….. 14
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gambaran tentang Klinik Umum Bersalin Ramlah
Parjib ……………………..….… 25
3.2 Analisi MSDM di klinik Umum Bersalin Ramlah Parjib
……………………..…...… 27
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………. . 30
4.2 Saran ……………………………………………………………………………......... 30
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..……………...… 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah telah mencanangkan Visi Indonesia 2025 yaitu
menjadi negara maju pada tahun 2025. Namun, pemerintah juga sepenuhnya menyadari
bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) masih menjadi suatu tantangan dalam
mewujudkan visi yang dimaksud. Para pakar di bidang SDM menyatakan bahwa
kualitas SDM secara dominan ditentukan oleh kemudahan akses pada pendidikan dan
fasilitas kesehatan yang berkualitas.
Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang
sangat penting. Sumber daya manusia merupakan pilar utama sekaligus penggerak
roda organisasi dalam upaya mewujudkan visi dan misinya. Karenanya harus
dipastikan sumber daya ini dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu memberi
kontribusi secara optimal. Maka diperlukanlah sebuah pengelolaan secara
sistematis dan terencana agar tujuan yang diinginkan dimasa sekarang dan masa
depan bisa tercapai, yang sering disebut sebagai manajemen sumber daya manusia.
Tujuan manajemen sumberdaya manusia adalah mengelola atau mengembangkan
kompetensi personil agar mampu merealisasikan misi organisasi dalam rangka
mewujudkan visi.
klinik merupakan organisasi
pelayanan jasa yang mempunyai kespesifikan dalam hal sumber daya manusia (SDM),
sarana prasarana dan peralatan yang dipakai. Sering rumah sakit dikatakan
sebagai organisasi yang padat modal, padat sumber daya manusia, padat tehnologi
dan ilmu pengetahuan serta padat regulasi. Padat modal karena klinik memerlukan
investasi yang tinggi untuk memenuhi persyaratan yang ada. Padat sumberdaya
manusia karena didalam rumah sakit pasti terdapat berbagai profesi dan jumlah
karyawan yang banyak. Padat tehnologi dan ilmu pengetahuan karena di dalam
rumah sakit terdapat peralatan-peralatan canggih dan mahal serta kebutuhan
berbagai disiplin ilmu yang berkembang dengan cepat. Padat regulasi karena
banyak regulasi/peraturan-peraturan yang mengikat berkenaan dengan
syarat-syarat pelaksanaan pelayanan di rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud manajemen sumber
daya manusia?
2. Bagaimana pendekatan manajemen
sumber daya manusia?
3. Bagaimana proses tahapan manajemen
sumber daya manusia?
4. Apakah peran dan fungsi manajemen sumber daya
manusia?
5.
Bagaimana manajemen sumber daya manusia di klinik
umum bersalin Ramlah Parjib
6.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan
yang ingin dicapai dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian
manajemen sumber daya manusia.
2. Untuk mengetahui pendekatan
manajemen sumber daya manusia.
3. Untuk mengetahui proses tahapan
manajemen sumber daya manusia.
4. Untuk mengetahui peran dan
fungsi manajemen sumber daya manusia.
5. Untuk mengetahui manajemen sumber daya manusia di Klinik
Umum RAMLAH PARJIB
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM adalah
suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta
dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama
perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu
konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia, bukan mesin dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.
Berikut ini adalah
pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut para ahli:
1. Menurut Melayu SP. Hasibuan.
MSDM adalah ilmu dan
seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Menurut Henry Simamora
MSDM adalah sebagai
pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan
terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja.
MSDM juga menyangkut
desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan
karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan
perburuhan yang mulus.
3. Menurut Achmad S. Rucky
MSDM adalah penerapan
secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan, pengembangan dan
pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai
tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut
dalam mencapai tujuan-tujuannya.
4. Menurut Mutiara S. Panggabean
MSDM adalah proses yang
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan,
pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
MSDM adalah kegiatan di
bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari
sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis
dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan
pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan,
promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.
Dengan definisi di atas
yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan demikian pentingnya
manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat. Jadi, Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan,
dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Dalam usaha pencapaian
tujuan perusahan permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya terdapat pada
bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan lingkungan kerja
saja, namun juga mencakup karyawan (SDM) yang mengelola faktor-faktor produksi
lainnya tersebut. Namun, perlu diingat bahwa sumber daya manusia sendiri
sebagai faktor produksi, seperti halnya faktor produksi lainnya, merupakan
masukan (input) yang diolah oleh
perusahaan dan mengasilkan keluaran (output).
2.2 Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam setiap kegiatan
atau aktivitas organisasi dari waktu ke waktu selalu timbul masalah-masalah.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul ada beberapa pendekatan sesuai
dengan periodenya. Maksudnya pendekatan yang lebih akhir menunjukkan lebih baru
ditinjau dari segi waktunya. Namun sampai sekarang pun masih ada pimpinan
perusahaan yang menggunakan pendekatan lama dalam mengatasi permasalahan. Di
bawah ini dikemukakan tiga pendekatan:
1. Pendekatan Mekanis (klasik)
Perkembangan di bidang
industri dengan penggunaan mesin-mesin dan alat-alat elektronika membawa
kemajuan yang sangat pesat dalam efisiensi kerja. Dalam pendekatan mekanis,
apabila ada permasalahan yang berhubungan dengan tenaga kerja, maka unsur manusia
dalam organisasi disamakan dengan faktor produksi lain, sehingga pimpinan
perusahaan cenderung menekan pekerja dengan upah yang minim sehingga biaya
produksi rendah. Pandangan pendekatan ini menunjukkan sikap bahwa tenaga kerja
harus dikelompokkan sebagai modal yang merupakan faktor produksi. Dengan hal
ini maka di usahakan untuk memperoleh tenaga kerja yang murah namun bisa di
manfaatkan semaksimal mungkin dan memperoleh hasil yang lebih besar untuk
kepentingan pemberi kerja. Pendekatan ini cukup dominan di negara-negara
industri barat sampai dengan tahun 1920-an.
2. Pendekatan Paternalisme (Paternalistik)
Dengan adanya
perkembangan pemikiran dari para pekerja yang semakin maju dari para pekerja,
yang menunjukkan mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungan manajemen
atau pimpinan perusahaan mengimbangkan dengan
kebaikan untuk para pekerja. Paternalisme merupakan suatu konsep yang
menganggap manajemen sebagai pelindung terhadap karyawan, berbagai usaha telah
dilakukan oleh pimpinan perusahaan supaya para pekerja tidak mencari bantuan
dari pihak lain. Pendekatan ini mulai hilang pada waktu periode tahun 1930-an.
3. Pendekatan Sistem Sosial (Human Relation)
Manajemen Sumber Daya
Manusia atau personalia merupakan proses yang kompleks. Dengan kekomplekan
kegiatan manajemen Sumber Daya Manusia, maka pimpinan perusahaan mulai mengarah
pada pendekatan yang lain yaitu pendidikan sistem sosial yang merupakan suatu
pendekatan yang dalam pemecahan masalah selalu memperhitungkan faktor-faktor
lingkungan. Setiap ada permasalahan, maka diusahakan dipecahkan dengan sebaik
mungkin dengan resiko yang paling kecil, baik bagi pihak tenaga kerja maupun
pemberi kerja.
2.3 Proses Tahapan Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Recruitment (pengadaan)
Pengadaan Manajemen
Sumber Daya Manusia Recruitment
disini diartikan pengadaan, yaitu suatu proses kegiatan mengisi formasi yang
lowong, mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyarigan sampai dengan
pengangkatan dan penempatan. Pengadaan yang dimaksud disini lebih luas
maknanya, karena pengadaan dapat merupakan salah satu upaya dari pemanfaatan.
Jadi pengadaan disini adalah upaya penemuan calon dari dalam organisasi maupun
dari luar untuk mengisi jabatan yang memerlukan SDM yang berkualitas.
Jadi, bisa berupa recruitment from outside dan recruitment from within. Recruitment from within merupakan bagian
dari upaya pemanfaatan SDM yang sudah ada, antara lain melalui pemindahan
dengan promosi atau tanpa promosi. Untuk pengadaan pekerja dari luar tahapan
seleksi memegang peran penting. Seleksi yang dianjurkan bersifat terbuka (open competition) yang didasarkan kepada
standar dan mutu yang sifatnya dapat diukur (measurable). Pada seleksi pekerja baru maupun perpindahan baik
promosi dan tanpa promosi, harus memperhatikan unsur-unsur antara lain;
kemampuan, kompetensi, kecakapan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan
kepribadian.
Tahapan pemanfaatan SDM
ini sangat memegang peranan penting, dan merupakan tugas utama dari seorang
pimpinan. Suatu hal yang penting disini adalah memanfaatkan SDM atau pekerja
secara efisien, atau pemanfaatan SDM secara optimal, artinya pekerja
dimanfaatkan sebesar-besarnya namun dengan tetap memperhatikan dan
mempertimbangkan batas-batas kemungkinan pemanfaatan yang wajar. Orang tidak
merasa diperas karena secara wajar pula orang tersebut menikmati
kemanfaatannya.
Prinsip pemanfaatan SDM
yang terbaik adalah prinsip satisfaction yaitu
tingkat kepuasan yang dirasakan sendiri oleh pekerja yang menjadi pendorong
untuk berprestasi lebih tinggi, sehingga makin bermanfaat bagi organisasi dan
pihak-pihak lain. Pemanfaatan SDM dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai
dari yang paling mudah dan sederhana sampai cara yang paling canggih.
Pemanfaatan SDM perlu dimulai dari tahap pengadaan, dengan prinsip the right man on the right job.
2. Maintenance (pemeliharaan)
Pemeliharaan atau maintenance merupakan tanggung jawab
setiap pimpinan. Pemeliharaan SDM yang disertai dengan ganjaran (reward system) akan berpengaruh terhadap
jalannya organisasi. Tujuan utama dari pemeliharaan adalah untuk membuat orang
yang ada dalam organisasi betah dan bertahan, serta dapat berperan secara
optimal. Sumber daya manusia yang tidak terpelihara dan merasa tidak memperoleh
ganjaran atau imbalan yang wajar, dapat mendorong pekerja tersebut keluar dari
organisasi atau bekerja tidak optimal.
Pemeliharaan SDM pada
dasarnya untuk memperhatikan dan mempertimbangkan secara seksama hakikat
manusianya. Manusia memiliki persamaan disamping perbedaan, manusia mempunyai
kepribadian, mempunyai rasa, karya, karsa dan cipta. Manusia mempunyai
kepentingan, kebutuhan, keinginan, kehendak dan kemampuan, dan manusia juga
mempunyai harga diri. Hal-hal tersebut di atas harus menjadi perhatian pimpinan
dalam manajemen SDM. Pemeliharaan SDM perlu diimbangi dengan sistem ganjaran (reward system), baik yang berupa
finansial, seperti gaji, tunjangan, maupun yang bersifat material seperti;
fasilitas kendaraan, perubahan, pengobatan, dan lain-lain serta juga dapat
berupa immaterial sepert: kesempatan untuk pendidikan dan pelatihan, dan
lain-lain. Pemeliharaan dengan sistem ganjaran ini diharapkan dapat membawa
pengaruh terhadap tingkat prestasi dan produktitas kerja.
3. Development (pengembangan)
Pengembangan Sumber Daya
Manusia Sumber daya manusia yang ada didalam suatu organisasi perlu
pengembangan sampai pada taraf tertentu sesuai dengan perkembangan organisasi.
Apabila organisasi ingin berkembang yang diikuti oleh pengembangan sumber daya
manusia. Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui
pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.
Pendidikan dan pelatihan
merupakan upaya untuk pengembangaan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan
intelektual dan kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan
mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan
pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan
pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
Untuk pendidikan dan
pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau need
assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu:
a.
Analisis organisasi, untuk menjawab
pertanyaan : “Bagaimana organisasi melakukan pelatihan bagi pekerjanya”.
b.
Analisis pekerjaan, dengan
pertanyaan : “Apa yang harus diajarkan atau dilatihkan agar pekerja mampu
melaksanakan tugas atau pekerjaannya”.
c.
Analisis pribadi, menekankan “Siapa
membutuhkan pendidikan dan pelatihan apa”. Hasil analisis ketiga aspek tersebut
dapat memberikan gambaran tingkat kemampuan atau kinerja pegawai yang ada di
organisasi tersebut.
2.4 Peran dan
Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Peranan karyawan bagi sebuah perusahan berupa keterlibatan mereka dalam
sebuah perencanaan, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan. Berbicara mengenai peranan tenaga kerja, harus dibedakan antara
mereka yang memiliki pekerjaan dan mereka yang bekerja. R.Kyosaki menyebutnya
dalam empat tingkatan (quadrant) yaitu self
employed, employe, pebisnis dan
investor. Karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain dengan menjual
jasa mereka; waktu, tenaga dan pikiran untuk perusahan dan mendapat kopensasi
dari perusahan tersebut. Namun berbicara mengenai tenaga kerja ini masih umum.
Karena ada yang tidak bekerja, yang bekerja (pada orang lain/negara/swasta) dan
mereka yang bekerja sendiri.
Dalam MSDM yang ingin ditelaah adalah karyawan (mereka yang menjual
jasa-pikiran, tenaga dan waktu- kepada orang lain atau perusahaan). Disini
terjadi sebuah ikatan atau kontrak mengenai hak dan kewajiban masing-masing.
1. Perencanaan
Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation and selection).
Persiapan. Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber
daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan/forecast akan
pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor
yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal
seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang
ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi
pada tenaga kerja, dan lain sebagainya.
2. Rekrutmen & Seleksi
Rekrutmen tenaga kerja/Recruitment.
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai,
karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan SDM
oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang
ada untuk membuat deskripsi pekerjaan/job description dan juga
spesifikasi pekerjaan/job specification.
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat
dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu
dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat
hidup/cv/curriculum vittae milik
pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang
akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu
berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test
tertulis, wawancara kerja/interview
dan proses seleksi lainnya.
Menurut Cut Zurnali (2010), sebuah organisasi atau perusahaan harus dapat
mencari dan menarik calon karyawan yang memiliki kemampuan bekerja dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, yang biasa disebut sebagai
pengetahuan pekerja (knowledge worker).
Mengutip pendapat Drucker (2002:135): Kontribusi manajemen yang paling penting
yang dibutuhkan pada abad ke-21 ini adalah meningkatkan produktivitas
pengetahuan kerja (knowledge work)
sekaligus meningkatkan produktivitas pengetahuan pekerja (knowledge worker). Produktivitas pengetahuan kerja (knowledge work)
berarti perusahaan meningkatkan cakupan kerjanya pada pemanfaatan teknologi
yang berbasis pengetahuan, termasuk didalamnya memanfaatkan semaksimal mungkin
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam meningkatkan profitabilitas
sekaligus memperkuat daya saing (competiveness)
perusahaan.
Kerja pengetahuan adalah kenyataan
yang harus dihadapi oleh setiap perusahaan atau setiap organisasi, baik
organisasi laba (perusahaa atau korporasi) maupun organisasi nirlaba (seperti
kantor-kantor pemerintah atau NGO). Sedangkan peningkatan produktivitas
pengetahuan pekerja (knowledge worker)
bermakna bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin pengetahuan dan kemampuan
para pekerja pengetahuan dalam menjalankan setiap pekerjaan atau tugas yang
diberikan perusahaan kepada mereka.
Cut Zurnali (2010) mendefinisikan pekerja pengetahuan atau knowledge worker (K-Worker) sebagai
karyawan sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk mendesain, membangun,
menguji, memelihara, dan mengoperasikan infrastuktur dan aplikasi
keorganisasian dengan sentuhan teknologi informasi dan komunikasi sehingga
dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien sekaligus dapat
memberikan kepuasaan bagi para stake holder organisasi tersebut.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Cut Zurnali tersebut, dapatlah
ditarik sebuah kesimpulan bahwa pada era sekarang ini sudah saatnya sebuah
departemen SDM merekrut karyawan-karyawan dengan kualifikasi knowledge worker agar sebuah organisasi
atau perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dalam jangka panjang,
sekaligus memberikan keuntungan kepada para stake holder organisasi tersebut,
tidak hanya pada saat ini tapi juga di masa depan.
3. Pelatihan, Pengembangan
& Penilaian Prestasi
a.
Pengembangan
dan evaluasi karyawan (Development and evaluation). Tenaga kerja yang
bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi
tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga
kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta
meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi
karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun
yang tinggi.
b.
Memberikan
kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation and protection).
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari
organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan
disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan
eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat
menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat
menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu
diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang
sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari
waktu ke waktu.
c.
Promosi, Pemindahan dan Pemisahan
Promosi adalah sebuah jenis transfer yang meliputi penugasan kembali
seorang pegawai pada sebuah posisi yang kemungkinan besar diberikan pembayaran
yang lebih tinggi dan tanggung jawab, hak dan kesempatan yang lebih besar.
Demosi, kadang-kadang disebut transfer ke bawah, adalah sebuah jenis transfer
meliputi pemotongan pembayaran, hak dan kesempatan.
Pemisahan, disebut juga pemberhentian, bahkan sering disebut downsizing,
adalah perpindahan sementara atau tidak definitif seorang pegawai dari daftar
gaji. Umumnya adalah untuk mengurangi kelebihan beban biaya tenaga kerja dan
permasalahan keuangan perusahaan semakin serius.
Terminasi adalah tindakan manajemen berupa pemisahan pegawai dari
organisasi karena melanggar aturan organisasi atau karena tidak menunjukkan
kinerja yang cukup.
Pemberhentian sukarela adalah pemisahan pegawai dari organisasi atas
inisiatif organisasi atau kemauan pegawai sendiri. engunduran
diri adalah pemisahan pegawai yang telah menyelesaikan masa kerja maksimalnya
dari organisasi atau umumnya di kenal dengan istilah pensiun.
2.5 PERAN DAN FUNGSI BIDAN DI RUMAH
BERSALIN
Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya. Bidan telah diakui sebagai sebuah profesi dan untuk dapat
dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional, maka bidan harus dapat
memahami sejauh mana peran dan fungsinya sebagai seorang bidan. Bidan
dalam menjalankan profesinya mempunyai peran dan fungsi yaitu pelaksana,
pengelola, pendidik dan peneliti.
A. Peran Bidan
Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat (Tim Media pena,2002 :
112 )
Peran bidan yang diharapkan adalah:
1.
Sebagai pelaksana,
Sebagai pelaksana bidan memiliki tiga kategori tugas
yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi dan tugas ketergantungan
1.
a. Tugas Mandiri/ Primer
Tugas mandiri bidan yaitu tugas yang menjadi tanggung
jawab bidan sesuai kewenangannya, meliputi:
1) Menetapkan manajemen
kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
2) Memberi pelayanan dasar
pra nikah pada remaja dengan melibatkan mereka sebagai klien
3) Memberi asuhan kebidanan
kepada klien selama kehamilan normal
4) Memberikan asuhan
kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien
/keluarga
5) Memberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir
6) Memberikan asuhan
kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien /keluarga
7) Memberikan asuhan
kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan KB.
8) Memberikan asuhan
kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa
klimakretium dan nifas.
b. Tugas Kolaborasi
Merupakan
tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim
yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu
urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan
1) Menerapkan manajemen
kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga
2) Memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
3) Memberikan asuhan
kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan
kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga
4) Memberikan asuhan
kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
dengan klien dan keluarga
5) Memberikan asuhan pada
BBL dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan
yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan meliatkan
klien dan keluarga
6) Memberikan asuhan
kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga
c. Tugas Ketergantungan /
Merujuk
yaitu tugas yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan
yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong
persalinan, juga layanan rujukan yang
dilakukan oleh
bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisintal maupun
vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya.
1) Menerapkan manajemen
kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi rujukan
keterlibatan klien dan keluarga
2) Memberikan asuhan
kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi
dan kegawat daruratan
3) Memberikan asuhan
kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit
tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
4) Memberikan asuhan
kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan
penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga
5) Memberikan asuhan
kebidanan pada BBL dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga
6) Memberikan asuhan kebidanan
pada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan
konsultasi dan rujukan dengan melibatkan
Langkah yang diperlukan dalam melakukan peran sebagai
pelaksana:
1.
Mengkaji
status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien
2.
Menentukan
diagnosa / masalah
3.
Menyusun
rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi
4.
Melaksanakan
tindakan sesuai rencana yang telah disusun
5.
Mengevaluasi
tindakan yang telah diberikan
6.
Membuat
rencana tindak lanjut tindakan
7.
Membuat
dokumentasi kegiatan klien dan keluarga
8.
2. Peran sebagai pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas yaitu tugas
pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim
1.
a. Pengembangkan pelayanan
dasar kesehatan
Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan
terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga kelompok khusus dan
masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/ klien meliputi :
1) Mengkaji kebutuhan
terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan
serta mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya bersama tim
kesehatan dan pemuka masyarakat.
2) Menyusun rencana kerja
sesuai dengan hasil kajian bersama masyarakat
3) Mengelola kegiatan
pelayanan kesehatan khususnya KIA/KB sesuai dengan rencana.
4) Mengkoordinir, mengawasi
dan membimbing kader dan dukun atau petugas kesehatan lain dalam melaksanakan
program/ kegiatan pelayanan KIA/KB
5) Mengembangkan strategi
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya KIA KB termasuk pemanfaatan
sumber yang ada pada program dan sektor terkait.
6) Menggerakkan dan
mengembangkan kemampuan masyarakat serta memelihara kesehatannya dengan
memanfaatkan potensi yang ada
7) Mempertahankan dan
meningkatkan mutu serta keamanan praktik profesional melalui pendidikan,
pelatihan, magang, dan kegiatan dalam kelompok profesi
8) Mendokumentasikan
seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan
b Berpartisipasi dalam tim
Bidan berpartisi dalam tim untuk melaksanakan program
kesehatan dan sektor lain melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan
tenaga kesehatan lain yang berada di wilayah kerjanya, meliputi :
1) Bekerjasama dengan
Puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam memberi asuhan kepada klien
bentuk konsultasi, rujukan & tindak lanjut
2) Membina hubungan baik
dengan dukun bayi, kader kesehatan, PLKB dan masyarakat
3) Melaksanakan pelatihan
serta membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain
4) Memberikan asuhan kepada
klien rujukan dari dukun bayi
5) Membina kegiatan yang
ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
1.
3. Peran sebagai pendidik
Sebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu sebagai
pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader
a
Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga dan
masyarakat tentang penanggulanagan masalah kesehatan khususnya KIA/KB
b Melatih dan
membimbing kader termasuk siswa bidan/keperawatan serta membina dukun di
wilayah kerjanya.
Langkah-langkah dalam
memberikan pendidikan dan penyuluhan yaitu :
1) mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan
kesehatan
2) menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang
untuk penyuluhan
3) menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan
penyuluhan
4) melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan
5) mengevaluasi hasil pendidikan dan penyuluhan
6) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan
program bimbingan
7) mendokumentasikan kegiatan
4. Peran sebagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam
bidang kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok.
1.
Mengidentifikasi
kebutuhan investigasi/penelitian
2.
Menyusun
rencana kerja
3.
Melaksanakan
investigasi
4.
Mengolah dan menginterpretasikan
data hasil investigasi
5.
Menyusun
laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
6.
Memanfaatkan
hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau
pelayanan kesehatan.
B. Fungsi Bidan
Fungsi adalah kegunaan suatu hal, daya guna, jabatan
(pekerjaan) yang dilakukan, kerja bagian tubuh (Tim Media Pena,2002:117)
Berdasarkan peran Bidan yang dikemukakan diatas, maka
fungsi bidan sebagai berikut :
1.
1. Fungsi Pelaksana
Fungsi bidan
pelaksana mencakup:
1.
Melakukan
bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat (khususnya
kaum remaja) pada masa praperkawnan.
2.
Melakukan
asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus
patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
3.
Menolong
persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
4.
Merawat bayi
segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi
5.
Melakukan
asuhan kebidanan pada ibu nifas.
6.
Memelihara
kesehatan ibu dalam masa menyusui
7.
Melakukan
pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
8.
Memberi
pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.
9.
Memberi
bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi,
termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai dengan
wewenangnya.
2. Fungsi Pengelola
Fungsi bidan
sebagai pengelola mencakup:
1.
Mengembangkan
konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok
masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang
didukung oleh partisipasi masyarakat.
2.
Menyusun
rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
3.
Memimpin
koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
4.
Melakukan
kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan
kebidanan
5.
Memimpin
evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.
3. Fungsi Pendidik
Fungsi bidan
sebagai pendidik mencakup:
1.
Memberi
penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan
pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta KB
2.
Membimbing dan
melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan tanggung jawab bidan.
3.
Memberi
bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan
di masyarakat.
4.
Mendidik
peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.
3. Fungsi Peneliti
Fungsi bidan
sebagai peneliti mencakup:
1.
Melakukan
evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau
berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
2.
Melakukan
penelitian kesehatan keluarga dan KB
C. Rumah Bersalin (RB)
Rumah Bersalin merupakan tempat yang menyelenggarakan
pelayanan kebidanan bagi wanita hamil, bersalin dan masa nifas fisiologik
termasuk pelayanan keluarga berencana serta perawatan bayi baru lahir
(Peraturan DaerahKota Malang Nomor 20 Tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan, Bab 1Ketentuan Umum, Pasal 1, no. 14). Rumah bersalin mepunyai sifat
privat dansemi privat, sebab tidak semua orang dapat keluar masuk di dalam area
ini. Sifat privat terdapat pada bentuk pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan pelayanan kebidanan bagi wanita hamil, persalinan fisiologi,
masa nifas,bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB).
D. Peran dan fungsi bidan di
Rumah Bersalin
Peran dan
fungsi bidan di RB tidak jauh berbeda dengan peran dan fungsi bidan praktek
swasta pada umumnya yaitu
Peran Bidan di RB
1.
Peran sebagai Pelaksana,
a. Tugas Mandiri, meliputi
1) Menetapkan manajemen
kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan
2) Memberikan
pelayananan dasar dan asuhan kebidanan kepada klien sesuai kewenangannya
3) Melakukan dokumentasi
kegiatan
b.Tugas Kolaborasi
1) Menerapkan manajemen
kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga
2) Memberikan asuhan kebidanan
pada klien dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi
3) Melakukan dokumentasi
kegiatan
c. Tugas Ketergantungan /
Merujuk
1) Menerapkan manajemen
kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi ketergantungan
dengan melibatan klien dan keluarga.
2) Memberikan asuhan
kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada klien dengan resiko tinggi dan
kegawatdaruratan
3) Melakukan dokumentasi
kegiatan
2. Peran Sebagai Pengelola
RB merupakan tanggung jawab bidan, biasanya selain
sebagai pelaksana bidan juga menjadi pemilik sekaligus pengelola RB tersebut.
1.
Mengelola
kegiatan pelayanan kebidanan sesuai dengan rencana.
2.
Mengembangkan
strategi untuk meningkatkan kesehatan kebidanan dengan memanfaatan sumber
yang ada pada program dan sektor terkait.
3.
Mempertahankan
dan meningkatkan mutu serta keamanan praktik profesional melalui pendidikan,
pelatihan, magang, dan kegiatan dalam kelompok profesi
4.
Melakukan
dokumentasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan
3. Peran Sebagai pendidik
1.
Memberikan
pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang
penanggulanagan masalah kesehatan khususnya KIA/KB,
2.
Melatih dan
membimbing siswa bidan/keperawatan yang melakukan Praktek kerja lapangan
di RB tersebut
1.
Membina dukun
yang melakukan rujukan ke RB tersebut
4. Peran sebagai peneliti
Bidan di RB juga dapat melakukan investigasi atau
penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun
berkelompok, mencakup:
1.
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan
dilakukan.
2.
b. Menyusun rencana kerja pelatihan.
3.
c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
4.
d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
5.
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
6.
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
Fungsi bidan di RB
1 Fungsi
Pelaksana
1.
Memberikan
asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
2.
Memberikan
imunisasi pada bayi dan ibu hamil
3.
Memberikan
asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas
4.
Memberikan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
2. Fungsi
Pengelola
1.
a. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi
individu, keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat.
2.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di
lingkungan unit kerjanya.
3.
c. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
4.
d. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan
antarsektor yang terkait dengan pelayanan kebidanan
5.
e. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan
kebidanan.
3. Fungsi
Pendidik
1.
a. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan
kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan
serta keluarga berencana.
2.
b. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesetan
sesuai dengan bidang tanggung jawab bidan.
3.
c. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam
kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat
4.
d. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan
lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.
4. Fungsi
Peneliti
1.
a. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian
yang dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
2.
b. Melakukan penelitian kebidanan klien dan keluarga yang
berkunjung ke RB
WEWENANG BIDAN
Dalam
menjalankan praktek profesionalnya wewenang bidan diatur dalam Keputusan
Menteri Kesehatan RI No.900/ Menkes/SK/VII/2002. Pemberian
kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan
kegawatan obstetri dan neonatal kepada setiap ibuhamil/bersalin, nifas dan bayi
baru lahir agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelum rujukan dapat
dilakukan secara cepat dan tepatwaktu
TANGGUNG JAWAB BIDAN
Sebagai tenaga profesional, bidan memikul tanggung jawab
atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal dengan mengutamakan
keselamatan klien Bidan harus dapat mempertahankan tanggung
jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran
tentang Klinik Umum Bersalin RAMLAH PARJIB
Klinik Umum dan Bersalin atau
bidan praktek mandiri merupkan bentuk pelayanan kesehatan di bidang kesehatan
dasar. Klinik ini melakukan serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan bidan yang
diberikan kepada pasien baik inividu , keluarga dan masyarakat sesuai dengan
kewenangan dan kemampuan nya. Klinik ini dalam menjalankan prakteknya di
lengkapi dengan perangkat medis yang bermutu dan berpengalaman sehingga dapat
memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap pasien .
Profil KLINIK UMUM, BERSALIN RAMLAH PARJIB
PROFIL KLINIK.
A. Klinik Umum, Bersalin Ramlah Parjib merupakan Klinik
Swasta melayani 24 jam dan dikelola oleh perseorangan. Alamat : Jl. AM. Sangaji
No.27 Kelurahan Bandara, Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda. Klink Umum dan
Bersalin/Bidan Praktek Mandiri Ramlah Parjib terletak diatas tanah seluas
139,00 M2 dengan luas bangunan, teras, jalan masuk : Lb1 = 85,00 m2 + Lb2 =
85,00 m2 + Lb3 = 85,00 m2 + Lb4 = 8,70 m2. Lt1 6,70 m2 + Lt2 76,00 m2 ; Ljm +
pakir = 41,80 m2, lpagar = 51,70 m.
B. Fasilitas
a. Lantai 1
Ø
Lahan parker
Ø
Ruang tunggu
Ø
Ruang pendaftaran dan RM
Ø
Ruang periksa
Ø
Ruang obat
Ø
Ruang tindakan
Ø
Ruang Inap 2
Ø
Kamar mandi
Ø
Penerangan listrik PLN
b. Lantai 2
Ø
Ruang administrasi
Ø
Ruang rapat/pertemuan
Ø
Ruang Inap
Ø
Kamar mandi/WC
C. Ketenagaan
1. Dokter penanggung
jawab/pelaksana : 1 orang dokter umum
2. Dokter
pelaksana :
3 orang dokter umum
3. Paramedis
-
Perawatan
S1
keperawatan :
5 orang (STR,SIK)
D3
Kep :
2 orang (STR,SIK)
-
Bidan
D3
Kebidanan :
1 orang (STR,SIK)
D3 Farmasi :
1 orang (STR,SIK)
D1 Ais
Farm :
1 orang (ijasah)
-
Konsultan sanitasi D3
AKL : 1 orang (STR,REKOM)
-
Rekam medis D3
RM :
1 orang (IJASAH,STR)
-
Adm SMK KOMP :
1 orang (ijasah)
D. Visi, Misi, Motto
VISI :
“MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA
KESEHATAN IBU, BATI DAN ANAK”
MISI :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat
dan ramah, yang dilandasi oleh keyakinan bahwa bekerja/melayani adalah ibadah.
2. Meningkatkan kompetensi sumber daya pelayanan untuk dapat
memberikan pelayanan yang optimal.
3. Menyelenggarakan pelayanan kaloborasi dan rujukan yang
tepat untuk mengoptimalkan pelayanan prima.
MOTTO :
“MELAYANI SETULUS HATI”
E. TUJUAN
-
Tujuan Utama :
Memberikan pelayan kesehatan yang efektif,
prima dan mudah dijangkau masyarakat.
-
Tujuan Khusus :
Ikut (aktif) membantu pemerintah dalam
memberikan layanan kesehatan masyarakat serta menekan laju angka kematian ibu
dan bayi.
3.2 Analisis Manajemen Sumber Daya Manusia
di Klinik Umum Bersalin RAMLAH
Sumber daya manusia
merupakan elemen organisasi yang sangat penting. Sumber daya manusia merupakan
pilar utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam upaya mewujudkan visi dan
misinya. Karenanya harus dipastikan sumber daya ini dikelola dengan sebaik
mungkin agar mampu memberi kontribusi secara optimal. Maka diperlukanlah sebuah
pengelolaan secara sistematis dan terencana agar tujuan yang diinginkan dimasa
sekarang dan masa depan bisa tercapai yang sering disebut sebagai manajemen
sumber daya manusia. Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah mengelola atau
mengembangkan kompetensi personil agar mampu merealisasikan misi organisasi
dalam rangka mewujudkan visi.
Disini kami membahas dan
menganalisi perusahaan yang berdiri di bidang jasa , Yaitu KLINIK BERSALIN
RAMLAH yang bertempat di jalan Belibis kota Samarinda . ada beberapa hal yang
kami pertanyakan , seperti :
1.
Bagaimana SDM
dikaitkan dengan perusahaan (jelaskan strategi yang digunakan dan kaitannya dengan perencanaan SDM)
Jawaban
nya kaitan dengan SDM yaitu , klinik tersebut tujuan utama nya bukan profit ,
tujuan nya bagaimana mereka bisa membantu orang dan memuaskan pasien dengan
pelayanan yang diberikan . di klinik tersebut juga hanya mengisi posisi yang
kosong saja baru mereka mencari karyawan dan pada saat membuka cabang baru baru
mereka mencari karyawan.
2.
Metode yang digunakan dalam
merekrut perencanaan SDM ( Rasio , tren , dll)
Jawaban
nya , setelah kita pertanyakan , dan sesuai jawaban no 1 , mereka tidak melihat frofit , mereka lebih
mengutamakan membantu orang , mereka tidak mempunyai target profit , mereka
tidak memprediksi apakah dalam 5 tahun terakhir akan banyak pasien lalu
merekruit karyawan , mereka tidak seperti itu , mereka hanya akan merekrut
karyawan apabila ada posisi yang kosong di klinik , jadi kami menyimpulkan
mereka menggunakan scater plot.
Lalu
mereka merekruit karyawan yang benar” berpengalaman tapi tidak hanya
berpengalaman saja lalu langsung diterima , tapi melalui berbagai macam
pertimbangan sesuai yang dibutuhkan di klinik tersebut.
3.
Metode yang digunakan
dalam merekrut perencanaan SDM (dalam/luar perusahaan)
di klinik ini lebih memilih karyawan dari luar , dan kalau bisa
sebanyak-banyaknya calon karyawan yang
menyalonkan. Tapi melihat juga
pendidikan , keahlian , pengalaman , dan kinerja dari calon karyawan tersebut.
4. Analisis secara umum
Klinik
tersebut dalam merekruit karyawan lebih memilih menggunakan orang luar atau
bisa juga melalui kenalan (teman) yang sudah berpengalaman , mereka mencari
karyawan yang sudah benar” ahli di bidang nya , alasan nya menurut mereka
karena dengan merekruit karyawan yang berpengalaman , tidak sulit” lagi untuk
mempekerjakan , karna sudah siap kerja , mereka memperkerjakan calon karyawan
dengan kontrak 3 bulan , menurut mereka lebih memimlih 3 bulan dari pada 6 atau
1 tahun karena terlalu lama , apabila calon karyawan yang di kontrak tidak
sesuai dengan kinerja yang di inginkan perusahaan , maka calon karyawan itu
akan di berhentikan , tidak dilanjutkan kontrak kerjanya , mereka lebih suka
merekruit banyak calon karyawan yang berpegalaman , karena menurut mereka akan
lebih mudah mendapat yang diinginkan di perusahaan tersebut. Mereka pun
menpunyai 2 cabang klinik , dan peraturan dalam merekruit karyawan di setiap
cabang sama. Lalu apabila dalam perusahaan tersbut SDM terjadi perselisihan ,
manajer akan ikut campur tangan dalam menyelesaikan tetapi di lihat dulu
tergantung dari masalah yang di hadapi , apabila masalah pribadi manajer tidak
akan ikt campur tangan dalam menyelesaikan masalah tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Klinik merupakan
fasilitas kesehatan rujukan utama bagi masyarakat yang ingin memperoleh
pelayanan kesehatan baik untuk pengobatan maupun untuk pemulihan kesehatannya.
Sebagai pusat rujukan kesehatan utama, rumah sakit dituntut mampu memberikan
pelayanan yang komprehensif bagi setiap pasiennya. Pelayanan kesehatan yang
komprehensif adalah berbagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh
suatu tim multi disiplin sesuai kebutuhan pasien. Sumber Daya Manusia (SDM) di
rumah sakit menjadi hal penting yang mendukung berkembangnya rumah sakit dan
menjadi tolak ukur dalam penilaian
pengembangan mutu pelayanan di rumah sakit.
Klinik Umum dan
Bersalin atau bidan praktek mandiri merupkan bentuk pelayanan kesehatan di
bidang kesehatan dasar. Klinik ini melakukan serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan bidan yang diberikan kepada pasien baik inividu , keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kewenangan dan kemampuan nya. Klinik ini dalam
menjalankan prakteknya di lengkapi dengan perangkat medis yang bermutu dan
berpengalaman sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap
pasien .
Klinik ini, terus
merangkul pihak-pihak/instansi terkait yang mewadahi pelayan kesehatan
masyarakat, agar pelaynan kesehatan masyarakat di klinik ini dapat terlaksana
lebih maksimal.
Ada sebuah model manajemen SDM yang di kenal yaitu model
7P yang merupakan kependekan dari Perencanaan, Penerimaan, Pengembangan,
Pembudayaan, Pendayagunaan, Pemeliharaan, Pensiun yang keseluruhannya
menggambarkan siklus kegiatan manajemen SDM mulai dari perencanaan SDM sampai
karyawan memasuki masa pensiun.
4.2 Saran
Semoga klinik ini bisa selalu
membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan dan selalu memberikan pelayan
yang baik setiap pemberian pelayanan nya.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad
S.Ruky. 2006. Sistem Manajemen Kinerja. PT Bumi Aksara. Jakarta
Alwi, S.
(2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta
Arep, I. dan
H. Tanjung. 2002. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta.
Dessler,
Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Kesepuluh, Jilid 1. Indeks. Jakarta
Fathoni, Abdurrahmat,. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusi. PT. Rineka
Cipta. . Jakarta
Gellerman,
S.W., 1984. Motivasi dan Produktivitas. (cetakan pertama). Alih bahasa: Soepomo S. Wardoyo. Djaya
Pirusa. Jakarta
Handoko, T.
Hani. 1997. Manajemen dan Sumber Daya Manusia. Penerbit Liberty.
Yogyakarta
Hasibuan,
S.P., 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar Dan Kunci Keberhasilan.
Comments
Post a Comment